Suara Angsa
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu
Di tepi telaga di tengah hutan seekor angsa sedang mematut-matut diri. Air telaga yang jernih memantulkan bayangan sehingga ia bisa berkaca di sana. Dengan leher yang jenjang, dilongok bayangan dirinya.Â
"Oh, ... betapa cantiknya aku," katanya dalam hati. "Apalagi, bulu putihku berkilau ditimpa matahari. Rasanya tak ada yang menandingi!"
Angsa berputar-putar menikmati keindahan geraknya. Dikepak-kepakkan sayap putih mulusnya sehingga dedaunan yang berguguran di sekeliling tempat itu berhamburan.
"Ahh, ... asyik!" katanya lirih.
Byuuurr ... ia masuk ke telaga berenang dan menari-nari. Meliuk-liuk indah memesona yang melihat. Tiba-tiba didengar suara halus yang memuji tariannya di atas air. Ternyata, seekor tupai bertengger di dahan mahoni.Â
"Cantik benar, Kak. Tariannya gemulai!"
Dengan  suara parau angsa menjawab, "Terima kasih."
Ya, dahulu suara angsa parau sehingga tidak nyaman didengar!
"Sayang, suaramu bikin kepalaku pusing!" sesal tupai.