Berdasarkan  pengalaman empiris beberapa guru bahasa, penggunaan lagu ternyata sangat membantu kelangsungan pengajaran bahasa. Kuryatnikova (1991) menegaskan bahwa nyanyian atau menyanyi dapat membantu kegiatan pembelajaran bahasa. Sebab, nyanyian sebagai materi pembelajaran dapat disajikan dalam berbagai variasi sehingga dapat menghidupkan suasana kelas. Di samping itu, penggunaan nyanyian sebagai sumber materi pembelajaran dapat membentuk suasana belajar sesuai dengan penggunaan  bahasa secara alamiah.
Pengalaman yang sama dilaporkan pula oleh Regina Lo (1998). Dikatakan  bahwa peran penting nyanyian sebagai sumber materi pembelajaran bahasa adalah dapat memotivasi dan meningkatkan keterlibatan siswa secara sempurna. Nyanyian dapat mengubah kegiatan kelas yang bersifat rutin menjadi kegiatan kelas yang dapat membangkitkan dan mengembangkan kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis siswa.Â
Kelebihan lain, nyanyian juga dapat mempermudah siswa mempelajari berbagai lapis unsur bahasa dan nonbahasa, seperti kosakata, bentukan kata, bentukan frase, bentukan kalimat, pola-pola kalimat; intonasi, irama, jeda, dan sebagainya.
Pernyataan ini diakui oleh para praktisi pendidikan bahasa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan lagu atau nyanyian, sebagai sarana dan  sumber materi pembelajaran bahasa di sekolah dasar memiliki fungsi strategis, baik dalam peningkatan kualitas pengelolaan kelas maupun dalam upaya meningkatkan motivasi, membangkitkan, dan mengembangkan kemampuan serta keterampilan berbahasa siswa.
Selain merupakan salah satu cara untuk membuat jiwa bebas, menyanyi juga  dapat memudahkan pengekspresian pribadi. Lagu anak-anak yang dipakai sebagai sarana belajar dapat difungsikan untuk mendorong siswa mengekspresikan atau memaklumkan keberadaan dirinya pada teman-temannya.Â
Dengan melakukan aktivitas menyanyi, secara tidak disadari siswa telah mengekspresikan dirinya. Hal ini mengandung arti bahwa secara tidak disadari mereka mempelajari bahasa, diri mereka, dan dunia mereka, sehingga dapat diperoleh seperangkat skemata dan sekaligus membentuk kepribadian dengan bahasanya sendiri.Â
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemerolehan pengetahuan umum, pengetahuan berbahasa, keterampilan bahasa, dan pembentukan kepribadian siswa sekolah dasar dapat ditumbuhkembangkan melalui penggunaan nyanyian atau lagu anak, sebagai sarana dan sumber belajar bahasa.
Penggunaan lagu dalam pembelajaran berbicara dikemukakan beberapa ahli seperti berikut. Chenfeld (1978) dan Jamalus (1988) menyatakan bahwa bernyanyi sebagai salah satu kegiatan berbahasa amat penting, menarik, dan dapat mengemban fungsi estetika, etika, pedagogis, dan imajinatif.Â
Dalam pembelajaran berbicara, nyanyian dapat difungsikan sebagai sarana berlatih mengolah vokal untuk mengoptimalkan fungsi pita suara dan alat artikulasi. Hal itu amat penting dalam kegiatan berbahasa lisan. Albert dan Murphey (dalam Murphey, 1990) menyatakan, di samping memiliki fungsi yang efektif sebagai sarana berlatih dan belajar, nyanyian juga sangat potensial untuk pengembangan segi afektif dalam berkomunikasi. Â
Bernyanyi merupakan kegiatan yang digemari. Secara psikologis, sesuatu yang digemari atau disenangi menimbulkan motivasi untuk mempelajari dan memilikinya, serta dapat dengan mudah mengingat-ingat kembali (rekognitif) kapan saja diperlukan. Apabila pembelajaran dikaitkan dengan hal-hal yang digemari, pembelajaran itu semakin memikat, sehingga pada akhirnya mampu memacu dan memicu keberhasilan pembelajaran.Â
Pembelajaran bahasa, khusus pembelajaran keterampilan berbicara di sekolah dasar, Â jika dikaitkan dengan bernyanyi (lagu anak-anak) diprediksikan dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Nyanyian atau lagu anak-anak dapat digunakan sebagai sarana dan sumber materi pembelajaran berbicara.