Bayangkan, mengikuti satu paragraf petunjuk secara ceramah di atas, alangkah susah mengingatnya! Inilah gunanya titian ingatan atau jembatan keledai itu. Memberitahukan kepada siswa teori penulisan Daftar Pustaka tersebut, penulis memberi pengingat cara cepat "Pen. Ta. Ju. Ko: Bit." Akronim dari Penulis. Tahun. Judul. Kota: Penerbit. Â (Inilah The King of Fastest Solution keunggulan Ganesha Operation). Juga dapat diasosiasikan dengan mengandaikan siswa sedang njajan bakso di kantin. Ingatkan apa yang mereka beli: Â penthol, tahu, jus, kopi, biting. Dengan atau sambil membayangkan menyantap semangkok bakso dengan isi favorit penthol dan tahunya, segelas jus, secangkir kopi, dan diakhiri pengambilan 'biting' lidi tusuk gigi. Asyik, kan? Hal yang semula sulit, menjadi gampang!
Jika disodori soal tentang penulisan daftar pustaka, misalnya Azab dan Sengsara yang ditulis Merari Siregar tahun 1977 diterbitkan Balai Pustaka di Jakarta, siswa langsung mampu menuliskan deretan petunjuk penulisan daftar pustaka di atas, menjadi : Siregar, Merari. 1977. Azab dan Sengsara. Jakarta: Balai Pustaka. Untuk memanjakan mereka yang bertipe motorik, siswa diminta menuliskan daftar pustaka berikutnya di papan tulis. Buku yang dirujuk berjudul Pengkajian Puisi karangan Rahmat Djoko Pradopo yang diterbitkan Gajahmada University Press Yogyakarta tahun 1990. Cobalah cek dan ricek kemampuan mereka!
Masih banyak lagi titian ingatan penulis, misalnya telur sekotak mana udangnya untuk mengingatkan berbagai unsur intrinsik sastra yang terdiri atas tema, alur, setting, tokoh, watak, amanat, sudut pandang, nilai, dan gaya (bahasa/mengarang). Asi-asi melu mampet netes sia-sia untuk jenis perubahan makna, (Ameliorasi, Peyorasi, meluas, menyempit, Sinestesia, Asosiasi) dan masih banyak yang lain (menunggu Bapak/Ibu guru mencipta dan melaporkannya di media ini). Penulis yakin, dengan sedikit kreativitas sambil melayani berbagai tipe siswa, guru dapat membantu memaksimalkan daya ingat memanfaatkan titian ingatan ini. Pada  gilirannya, prestasi siswa pun meningkat. Semoga dapat menginspirasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H