Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembauran Berbagai Prinsip dalam Pembelajaran

16 April 2024   05:57 Diperbarui: 16 April 2024   06:01 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita juga dapat menjiplak fungsi manajemen  yang dikemukakan oleh G.R. Terry  ke dalam proses pembelajaran  yang terkenal sebagai  POAC, yakni planning, organizing, actuating, dan controlling. Dengan adanya perencanaan yang baik setidaknya 50% kesuksesan sudah berada di tangan.  Hal ini berarti, kita harus mempersiapkan proses belajar dengan baik, misalnya dengan menata meja belajar serapi mungkin, mempersiapkan peralatan tulis dan buku secara baik pula. Kita memilah-milah dan memilih, misalnya hari apa ulangan apa, buku-buku sehubungan dengan kapan dan jenis yang dimanfaatkan tersebut kita tata dan kita organisasikan sedemikian rupa sehingga mudah mencari dan memanfaatkannya. Kemudian, kita benar-benar melaksanakan 'belajar' secara baik. Selanjutnya, proses dan hasil belajar yang telah kita lakukan tersebut harus kita evaluasi sendiri secara mandiri. Misalnya, hari ini saya merasa proses belajar saya terganggu oleh adanya suara loudspeaker tetangga yang sedang punya hajat. Berarti kali lain harus dapat memperbaiki kinerja sehingga hasilnya lebih baik daripada hari ini.

Selain itu, dalam rangka mengembangkan dan menyelamatkan perusahaan agar tetap eksis, seorang manajer seringkali memanfaatkan prinsip analisis SWOT. Prinsip ini sangat berperan menghadapi krisis ekonomi global yang melanda dunia saat ini. SWOT merupakan singkatan dari strength, weakness, opportunity, dan threat . Strength berarti 'kekuatan',  weakness,  'kelemahan', opportunity 'peluang', sementara threat berarti 'ancaman' atau 'tantangan'.

Analisis SWOT ini tidak hanya dapat dimanfaatkan dalam dunia bisnis, tetapi dapat juga diberdayakan dalam dunia pendidikan. Dengan analisis SWOT berarti dalam belajar (atau berkarya) kita harus mengetahui kekuatan yang kita miliki sehingga dapat mencari dan menentukan celah-celah peluang yang dapat kita kerjakan dan perjuangkan. Misalnya, jika kita tahu bahwa kita merasa kuat dalam hal 'menulis', kita dapat memanfaatkan kekuatan kita tersebut untuk meraih dan merebut kesuksesan. Kita jadikan kekuatan kemampuan kita tersebut sebagai suatu peluang yang mampu menambah nilai dalam kehidupan kita. Selain melihat kekuatan, kita juga harus memahami kelemahan yang kita punyai sehingga dapat memastikan tantangan atau ancaman yang harus kita hadapi berdasarkan kelemahan yang ada tersebut. Misalnya, kita tahu bahwa kelemahan kita adalah  'sulit bangun pagi'. Kelemahan ini dapat menjadi ancaman karena kemungkinan besar jika tidak diatasi kita akan mendapat masalah. Ini sebagai ancaman! Karena itu, kita dapat memanfaatkan segala sesuatu, taruhlah wekker atau alarm sehingga kita bisa bangun lebih pagi dan tidak terancam kena teguran atasan karena keterlambatan kita. Kelemahan-kelemahan ini dapat kita jadikan 'tantangan'. Kita harus mampu mengatasi kelemahan tersebut untuk menjadi pemenang!

Time is money  kata orang Barat, dan 'waktu adalah pedang' kata pepatah Cina. Pebisnis yang dapat memanfaatkan waktu akan menangguk keuntungan. Sementara,  pejuang yang tidak dapat mempergunakan pedang (senjata) dapat binasa karena senjata yang dimilikinya tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Jangan  biarkan waktu berlalu sia-sia! Adalah lebih bijak jika kita menanggalkan dan meninggalkan  prinsip jam karet karena kerugian dan petaka berada di depan mata! Akhirnya, dengan mengadopsi tips dan berbagai prinsip dunia bisnis di atas, baik sebagai guru maupun sebagai siswa, mudah-mudahan dapat membantu kita untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun