Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rumpun Bambu

6 April 2024   15:14 Diperbarui: 6 April 2024   15:18 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumpun  Bambu

Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

pucuk meliuk ikut irama bayu

daun terayun tarian serbasendu

puting bertanding beliung mengharu biru

hebohkan siang bernuansa terik

anak gembala bersiul mesra

teriakkan kencang hardik bermantra

tepukan tangan riuh semata

tiang awan berputar spiral meraksasa

terurai jua

serumpun bambu tegak berwibawa

berkiprah gemulai bersama beliung agung

tanpa senandung melindung mendung

angin tenggara menyapa mesra

beliung tantrum menggulung mega  

atap seng terbang bebas

terhempas tandas tak kenal belas

rumpun bambu tertunduk pilu

tercerabut dalam duka mahadahsyat

tepi bantaran terban hebat

roboh ratakan gubuk liar para pemulung migran

hilang naungan hilang pegangan

Malang, 15 Januari 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun