Bayangkan, mengikuti satu paragraf petunjuk di atas, alangkah susah mengingatnya! Inilah gunanya titian ingatan yang disebut jembatan keledai tersebut. Ada satu kata untuk mengingat dengan cukup mudah, yakni Pen. Ta. Ju. Ko: Bit. Akronim dari Penulis. Tahun. Judul. Kota: Penerbit. Hal ini dapat diasosiasikan dengan mengandaikan siswa sedang njajan bakso di kantin. Mereka diingatkan akan apa yang mereka beli, yakni  penthol, tahu, jus, kopi, biting. Dengan atau sambil membayangkan menyantap semangkok bakso, segelas jus, segelas kopi, dan diakhiri dengan pengambilan lidi tusuk gigi. Asyik, bukan? Hal yang semula sulit, menjadi gampang!
Jika disodori soal tentang penulisan daftar pustaka, misalnya Azab dan Sengsara yang ditulis Merari Siregar tahun 1977 diterbitkan Balai Pustaka di Jakarta, siswa langsung mampu menuliskan deretan petunjuk penulisan daftar pustaka di atas, menjadi : Siregar, Merari. 1977. Azab dan Sengsara. Jakarta: Balai Pustaka.
      Hal sulit seperti inilah yang dibidik, disiasati, dijual, dan dimanfaatkan oleh lembaga bimbingan belajar. Primagama menjual jasa dengan smart solution-nya. Sementara bimbingan yang lebih menggurita di Malang, Ganesha Operation, menanggulangi kesulitan siswa ini dengan motto dan metode canggih The King of The Fastest Solution. Ternyata, peserta bimbingan belajar ini mengaku bahwa titian ingatan yang diciptakan masing-masing pengajar mampu mengantarkan mereka menembus berbagai perguruan tinggi negeri di seluruh pelosok tanah air ini.
Wouw... bukankah ini yang diidamkan siswa dan didambakan para orang tua? Tak heran jika lembaga tersebut berkembang pesat saat itu. Penulis yang dua puluh tahun bergabung dengan bimbingan belajar tersebut pun mengaku kagum terhadap kemampuan masing-masing pengajar.
Mereka yang telah direkrut mampu mencipta rumus The King yang lucu-lucu, unik, dan ampuh! Salah satu contoh yang diciptakan pengajar bahasa Indonesia adalah sederet kata penghubung, yakni  "Dian dan Lula bau kandang sapi". Sepintas terdengar aneh, tetapi berhasil membantu siswa mengatasi kesulitannya dalam hal menghafal dan mengingat. Maka, hanya mereka yang mengenyam kesempatan belajar di GO "Ganesha Operation"  -lah yang mengenal dan memahami prinsip The King di atas!
Kehadiran guru di depan kelas adalah hal penting dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan metode apa pun, tak dapat disangkal bahwa kehadiran guru merupakan hal vital. Pada saat inilah guru dapat memberikan yang terbaik bagi siswanya, antara lain dengan memberdayakan titian ingatan atau jembatan keledai ini.
Setiap guru dapat menciptakan sendiri istilah atau kata hingga kalimat yang diakronimkan dan dapat dimanfaatkan membantu daya ingat siswa. Di sinilah kreativitas guru diuji. Guru yang kreatif akan menciptakan sendiri berbagai hal lucu, unik, aneh, tetapi sekaligus menghipnotis para siswanya sehingga tidak hanya tertawa mendengar jurus andalannya, tetapi juga akan teringat sepanjang masa!
Bukankah ini sebuah tantangan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H