Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku tunggal 29 judul, antologi berbagai genre 170 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Trik Membuat Pantun Jenaka dan 70 Contohnya

31 Maret 2024   17:10 Diperbarui: 3 April 2024   23:13 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Trik Membuat dan 50 Contoh  Pantun Jenaka

Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

Sebagai salah satu puisi lama, pantun merupakan tradisi lisan milik masyarakat Melayu yang tersebar luas di tanah air. Kata pantun berasal dari bahasa Minangkabau: "Patuntun"  berarti penuntun. Beberapa suku bangsa kita memiliki tradisi lisan berpantun menggunakan Bahasa daerha masing-masing. Suku Jawa menyebut kata pari --dalam bahasa krama inggil-- adalah pantun.  Maka, puisi lama jenis pantun ini disebut 'parikan'.

Salah satu jenis pantun adalah pantun jenaka. Pantun jenaka merupakan jenis pantun yang mengandung arti lucu untuk hiburan. Selain hiburan, biasanya pantun jenaka dipakai untuk menyampaikan sindiran pada masyarakat.

Pesan dari pantun jenaka ini untuk mengundang gelak tawa penonton dan pembaca.

Karena itu, bisa dijadikan referensi agar hormon endorphin dan dopamine --si pembawa bahagia itu-- hadir memesona. Konon, mengundang kedua hormon ini sangat membantu kesehatan mental. Itulah sebabnya kita perlu mengapresiasi dan melestarikan budaya sekaligus menikmati karya anak bangsa.

Ciri-ciri Pantun 

Pantun memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dapat diubah. Sebab jika diubah, pantun itu akan menjadi syair, gurindam, atau seloka.

Berikut ciri-ciri pantun

  • Tiap bait terdiri atas 4 baris
  • Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.
  • Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b
  • Baris pertama dan kedua merupakan sampiran
  • Baris ketiga dan keempat merupakan isi

Pantun yang asli Indonesia, sangat berbeda dengan syair yang berasal dari mancanegara. Syair berisi kisah atau riwayat, sementara isi pantun bermacam-macam. Ada pantun anak-anak, pantun remaja, pantun nasihat, pantun berkasih-kasihan, pantun agama, pantun teka-teki, dan pantun jenaka. Jika syair selalu berisi empat baris sebait, pantun tidak. Ada pantun dua baris (pantun kilat/karmina), ada pantun biasa 4 baris, ada pantun 6 baris (talibun), dan ada pantun berkait (seloka).

Secara jumlah baris, memang pantun dan syair mirip. Sama-sama empat baris. Akan tetapi, isinya sangat berbeda. Mari kita bedakan pantun dengan syair, ya ....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun