Mohon tunggu...
Ninik Karalo
Ninik Karalo Mohon Tunggu... Guru - Pendidik berhati mulia

Fashion Designer, penikmat pantai, penjelajah aksara-aksara diksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Obsesi di Balik Kisah Perceraian

8 September 2020   19:33 Diperbarui: 9 September 2020   05:05 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu yang menyembilu, lanjutnya membatin
Aku terpuruk parah saat mendengar
suara-suara rintihan para kurcaci
Ma, terus aku ikut siapa?
Pa, jangan biarkan kami kelaparan!

Lalu apa jawab perempuan penyejuk jiwa?
Kalian masih punya Mama, Nak!
Yakinlah, kita tak akan kelaparan.
Kalian harus kuat, dunia ini keras
Di luar sana para pecundang berkeliaran.

Hidup bukan untuk ditimang-timang,
tapi dirasakan
Jadilah insan tegar, tenang dan bijak
Ayolah, Nak! serukan yel-yel kita, yuuk!
Mama hitung ya... satu, dua... tigaa..

"Siapa takuut... ?"
serempak
sembari melompat
melayang di udara.

Kata pamungkas itu
mengharu biru
menguatkan
saling berkait,
berpelukan
penuh kasih sayang.

***                                              

NK/06/09/2020
@SangiheBanuaku
#AntologiPuisiRinduDamai
#PuisiBaladaObsesidiBalikKisahPerceraian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun