Dia, Hayal, dan Angan
diseduh angan yang terlilit biasan rembulan
cahayanya menggairah hingga rindunya melepuh
dia ingin mereguk segala asa terus memainkan imaji
sedang hayal menari-nari memeluk dinginnya rindu
dia hanya bisa mencumbu angan hingga raga membeku
lalu mengapung dalam air samudera terus mengembara
dia hanya mereka-reka tak mampu meyakinkan
awan yang kadang sinis melirik cakrawala
yang barusan berpaling dari keruhnya temaram
direngkuhnya ikhlas
yang tertambat dalam lilitan hayal
dia berharap akan turun bidadari
menerangi remang
dia tak ingin angan menghilang
di balik pesona rembulan
dirangkulnya imaji dalam bilur-bilur mega,
dia memeluk harap agar angan merebah
terlelap dalam pelukan peri malam
Ninik Karalo/11/08/2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H