Mohon tunggu...
Ninik Karalo
Ninik Karalo Mohon Tunggu... Guru - Pendidik berhati mulia

Fashion Designer, penikmat pantai, penjelajah aksara-aksara diksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kutitip Rindu yang Sedikit Kumal dan Berdebu

1 Juli 2020   07:36 Diperbarui: 19 Juli 2020   03:41 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Cinta mengajarkan kita
tentang ketegaran
Mengapa harus renta?
Cinta mengajarkan kita
tentang keindahan
Mengapa harus kusam?

Cinta ada dalam kegagahan jiwa
Mengapa mesti temaram?
Cinta ada dalam keanggunan sukma
Mengapa mesti bercendawan?

Aku masih berharap serumput cinta
Melarungkan rindu memecah senyap
Aku masih menanti sepenggal cinta
Bernyanyi menyisihkan temaram
Aku masih menunggu ada rasa tersekap
Tertinggal di sela angkara
Dalam kristal-kristal indah

Aku tak lagi bisa mengayuh rindu
Aku takut digulung ombak kemurkaan
Bagai menanti di ujung asa
Mengharap cinta tak jua bisa
Adakah titik rasa tersisa
di hati yang tertinggal?

Gemasku terpasung di sela debu
Rindu kini tiada mampu membusur
Kaku memintal kata menepis cendawan
Cinta pun memburai tersungkur jatuh

Aku hanya bisa memungut aksara-aksara pilu
Pada sebagian murka kutitip
Rindu yang sedikit kumal
dan berdebu ini....

NK/01/07/20
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun