Mohon tunggu...
Ninid Alfatih
Ninid Alfatih Mohon Tunggu... Guru - ibu 3 anak

just a reader

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kartika Wijaya, Sudut Heritage Kota Malang

28 Agustus 2023   11:37 Diperbarui: 28 Agustus 2023   11:44 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Di antara beberapa bangunan bersejarah di Jatim, seperti candi, museum ataupun artefak lain yang kebanyakan hanya bisa dipandang dan tak boleh dipegang ( kayak boneka India saja), ternyata ada pula bangunan bersejarah yang digunakan sebagaimana fungsinya, yaitu hunian, bahkan hingga saat ini. Bukan hanya boleh dipegang tapi juga dimanfaatkan dan terbuka secara umum. Bangunan itu adalah hotel. Beberapa hotel dikategorikan sebagai cagar budaya yang dilindungi dibawah pengawas dinas terkait. Beberapa yang sudah terkenal adalah hotel Majapahit Surabaya,  hotel Tugu Blitar dan hotel Kartika Wijaya di Malang. 

Hotel Kartika Wijaya, Batu Malang diresmikan sebagai Hotel wisata pada tanggal 18-11-1986 oleh gubernur Jatim saat itu, Wahono. Selain sebagai penginapan,  tidak banyak yang tahu kalau kita bisa menyusuri sejarah melalui peninggalan yang berceceran di banyak sudut hotel. 

Secara administratif,  hotel ini dibawah tanggung jawab Kodam V Brawijaya Malang. 

Hotel ini termasuk kategori heritage dibawah perlindungan UU no 5 th 1995 tentang Benda Cagar Budaya (BCB). Karenanya tidak boleh ada perubahan bangunan sedikitpun tanpa izin dari dinas terkait. Dengan demikian orisinalitasnya bisa terjaga.

Hotel Kartika dulunya dibangun oleh seorang pengusaha hotel keturunan Iran ( qila: Armenia) bernama Lukas Martin Sarkies yang juga pendiri hotel Orange ( sekarang Majapahit) Surabaya tahun 1900. 

Saat awal dibangun pada tahun 1887, hotel Kartika ini adalah sebuah bungalow untuk peristirahatan ayah Lukas. 

Tahun itu Lucas memutuskan untuk pindah ke Malang, Hindia Belanda setelah sebelumnya sukses menjadikan sebuah bungalow di Singapura menjadi hotel Raffles di tahun 1876. Hotel Raffles sendiri juga masih dipertahankan hingga kini sebagai hotel berbintang di Singapura. 

Beberapa ornamen hotel seperti lantai, tangga menuju lantai 2 masih dipertahankan keasliannya hingga saat ini. Ada 2 tangga yang menempel di dinding ruang depan di sayap kiri dan kanan. Satu menuju ruang perkantoran yang tertutup untuk umum, yang satu menjadi penghubung antara ruang makan dan ruang perpustakaan di lantai 2 yang terbuka untuk umum.

Di teras depan resepsionis terpampang lukisan berbentuk peta yang juga masih sangat terawat keasliannya.

Beberapa foto kuno menunjukkan bangunan awal bungalow berjejeran dengan beberapa foto Malang tempo dulu. Foto tersebut merupakan pemberian cicit Lukas yang bernama sama, Lucas Martien. Dia berkunjung ke Indonesia tahun 1996 dan 2014. Setiap ke sini dia mengenang sejarah buyutnya sambil bercucuran air mata. Peninggalan ternyata menjadi penghubung di antara dimensi waktu yang berbeda. Mempertemukan generasi yang tidak pernah saling bersentuhan. Betapa menakjubkan. 

Martien mengaku punya beberapa foto sejarah tempo dulu terkait hotel Kartika. Tapi dia hanya akan berbagi saat dia punya kesempatan berkunjung ke Indonesia. Dengan demikian dia akan selalu terikat dengan janji dan kenangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun