Mohon tunggu...
Ninid Alfatih
Ninid Alfatih Mohon Tunggu... Guru - ibu 3 anak

just a reader

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Drama "Something in the Rain", Elegi Cinta Beda Usia

5 Maret 2021   22:24 Diperbarui: 5 Maret 2021   22:28 2790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa kali saya dibuat baper oleh drama Korea. Tapi baru kali ini susah move on karena musiknya. Sampai saya tulis khusus di artikel sebelumnya. 

Film yang dirilis tahun 2018 ini menandai comeback nya Son Ye Jin, ke perfilman setelah vakum 5 tahun.

 Yoon Jin A (Son Ye Jin) adalah seorang perempuan berusia 30 an bahkan menjelang 40. Usia yang sangat matang bagi perempuan untuk menikah. Ia merupakan pengawas di sebuah kedai kopi waralaba, Coffee Bay. 

Ibu Jin A termasuk tipologi orang tua yang konservatif dan terus mendesak Jin untuk segera menikah dengan pria yang sesuai kriterianya. Tidak peduli bahwa pria itu buruk sifatnya, seperti mantan Jin A yang obsesif dan cenderung melecehkan Jin A. Jin A adalah seorang perempuan yang tidak menyadari nilai dirinya hingga ia bertemu Seo Joon He. 

Seo Joon Hee (Jung Hae In) adalah seorang pria berusia 20-an. Dia merupakan seorang animator video game dan piawai melukis. Dia merupakan adik Seo Kyung Seon, sahabat dekat Jin A yang sudah seperti saudara saking akrabnya. 

Keduanya bertemu lagi sekembalinya Joon He dari kerja di Amerika. 

Sebagai orang yang punya pengalaman global, Joon He tentu punya perspektif yang lebih liberal mengenai sebuah hubungan percintaan. Seperti, tidak mementingkan status sepanjang semua dijalani dengan profesional. Walaupun begitu dia masih memegang nilai timur pada situasi tertentu. Inilah yang membuatnya nampak lebih dewasa dibandingkan dengan umurnya. Kendatipun dia tidak mengenyam hidup di bawah asuhan orang tua. 

Ayahnya meninggalkan kedua anaknya untuk menikah lagi dengan perempuan lain setelah menyelingkuhi ibunya yang meninggal saat ia masih kecil. Dalam tradisi Korea, saya kira demikian juga di Indonesia, situasi itu dianggap buruk dan tidak layak bagi seorang perfeksionis macam ibu Jin A. 

Dibesarkan tanpa orang tua membuat joon he dan kakaknya, Seo Kyung Se saling mensupport. 

Mereka mendapatkan figur pengganti dari pasangan orang tua Jin A. 

Saking dekatnya mereka bahkan dianggap anak sendiri oleh orang tua Jin A.

Semua baik-baik saja sampai suatu saat, tanpa disadari tumbuh rasa cinta antara Jin A dan Joon He. Joon he yang semula dianggap adik oleh Jin A ternyata jauh berubah sepulang dari Amerika. Dia tampak lebih sabar dan dewasa secara sikap dan pembawaan diri. Jin A melihat sisi lain itu. Mereka saling jatuh cinta. 

Jung Hae In tampil memesona dalam karakter ini. Sabar dan penuh perhatian. 

Dia bahkan sering menjadi sansak bagi kakak dan pacarnya saat sedang bercanda. Belakangan ibu Jin A ikut melayangkan tangannya saat tahu mereka berdua pacaran.

Joon He tak pernah membalas sikap mereka. Adegan yang sangat mengesankan saat dia merengkuh Jin A untuk melindungi kekasihnya itu dari pukulan ibunya. Sehingga punggungnya harus menerima pukulan bertubi-tubi. Duh, sabar banget sih. Dia sangat membenci ayahnya, tapi di sisi lain rela menerima perlakuan ibu Jin A tanpa sekalipun membantah. 

Dia juga tak pernah menghakimi Jin A, betapapun sembrono dan ceroboh nya Jin A hingga hampir membawa bahaya bagi dirinya sampai berkali-kali. 

Jin A tumbuh dewasa dengan belajar berkorban dan menghargai diri justru dari pacarnya yang lebih muda, Joon he. Perasaan begitu dicintai telah merubah karakter Jin A menjadi lebih matang dan bijak. 

Bagaimana cara mencintai dengan mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pasangannya benar-benar ditunjukkan di film yang menguras emosi ini. 

Saat Jin A harus menghadapi mantannya yang obsesif, ibunya yang memaksanya menikah dengan orang kaya, ataupun saat konflik di tempat kerjanya, Joon he selalu mendampingi, kendati Jin A tidak mau melibatkannya dalam kesulitannya. Setiap mereka bertemu, bukan keluhan yang mereka bicarakan. Tapi sikap, I'll fine for you. 

Sedih sih. Karena saling melindungi dan tidak terbuka atas beberapa hal, membuat mereka salah faham. Tentu saja hal ini banyak muncul dari Jin A. Tapi Jin A juga yang berhasil mengatasi situasi dengan pembawaan polosnya dan kerendahan hati untuk selalu mengakui kesalahan dan mencairkannya kembali. Sehingga hubungan mereka kembali hangat. 

Drama ini tidak banyak basi-basi. Emosi yang bergejolak ditampakkan dengan bahasa tubuh. Bahkan tanpa harus meneteskan air mata, Yo Jin mampu membuat penonton terbawa suasana haru karena kesedihan yang dialami Jin A. 

Banyak nilai-nilai konservatif yang ditampakkan di film ini, digugat melalui dialog Jin A dan Joon he. 

Seperti : apa yang salah dari 2 orang yang saling mencintai? Tidak ada yang dirugikan kecuali asumsi ibu Ji A yang ngotot dengan standar seorang menantu ala tradisi Timur. Jarak umur, latar belakang orang tua, status sosial dll memang khas timur. Rasanya mirip dengan yang terjadi di indonesia. Intervensi orang tua inilah yang jadi pemicu konflik sehingga mereka akhirnya terpisah.

Derita dan kesedihan mereka berdua rasanya banyak disumbang oleh pemilihan soundtrack film nya. 

Lagu-lagu balad nyanyian Clara Bruni dan beberapa judul besutan Rachel Yamagata, membawa kita pada nuansa film hitam putih yang sunyi. Musik yang minimalis dan menggunakan kekuatan vocal yang berat, menggambarkan kepedihan dua orang kekasih yang terlampau sering menenggang diri demi kebahagiaan yang lain

Mereka saling mengalah dan terluka karenanya. Di sinilah kedewasaan nampak menonjol sekalipun nampak absurd. 

Cinta adalah emosi, bukan akal semata. Karenanya tidak bisa diselesaikan hanya dengan logika. Tak ada logika yang bisa menjelaskan bagaimana orang yang saling marah malah saling merindukan. 

Setting drama yang mengambil konflik perbedaan umur dalam hubungan percintaan ini pernah juga diusung oleh Park Bo Gum dan Song Hye-kyo dalam drama Encounter. Jika di Encounter bertaburan sajak-sajak indah, maka drama ini didukung oleh soundtrack lagu yang pas.

Akting yang keren dari para pemainnya juga mengantarkan film ini mendapatkan banyak penghargaan. Beberapa kali drama ini didapuk sebagai drama dengan aktor serta aktris terbaik di beberapa event.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun