Lepas dari berbagai kontroversinya, lagu ini terasa berlirik sederhana tapi mengandung makna yang dalam. Sebuah pengorbanan yang dilandasi ketulusan memahami.
Musik yang didominasi suara piano yang mengiringinya, mengingatkan kisah petuah yang diulang dari dekade ke dekade tentang bagaimana rapuhnya sebuah hubungan jika tidak dilandasi pemahaman dan penerimaan atas kekurangan. Musiknya sangat khas era 70an.
Didukung nuansa hitam putih, berasa vintage banget.
Drama Korea Something in the Rain menggambarkan dengan baik lagu ini. Cocok mewakili sebagai soundtrack film.
Meskipun kedua sejoli tokoh utama drama tersebut, sudah sedemikian berupaya saling berkorban, namun ada saja drama unsur eksternal yang membuat hubungan mereka pecah.
Ada saat dimana salah satu mempunyai situasi yang sulit, namun tidak dipahami oleh pasangannya. Hanya cinta dan kepercayaan yang bisa membantu menyelesaikan.
Tentu saja itu tidak bisa sepihak. Keduanya harus saling memberi lengan untuk saling menopang. Pada saat itu kata-kata tidak diperlukan. Hanya mengerti, dan tetap berdiri di sampingnya, apapun keadaannya. Memberi lengan untuk menghangatkan hati. Dan bahu untuk bersandar.
Sebagaimana kata Tommy Page:
..Everyone needs a shoulder to cry on..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H