Bunyi nyaring volume radio mengembalikan Robin. Kwoon yang sigap membisiki Robin bahwa peralihan mereka tak terendus. Ha Na sendiri bahkan menyangka dia adalah Robin. Dan dia sangat terkesan dengan tatapan romantis dan pernyataan cinta yang dalam saat Jin masih di tubuh Robin. Robin yang cenderung ceria tidak pernah seromantis itu. Robin merasa kehilangan momen. Dia mengeluh, jika Jin terus sebaik itu, mirip dirinya, maka dia tak akan lagi punya tempat dalam raga Jin. Untung Jin masih menyisakan pemberian kado untuk dilakukan Robin sendiri sebagai momen intimate.
Robin mempersembahkan sebuah lukisan yang mirip Ha Na sebagai hadiah ultah.
Sadar bahwa dia akan semakin sering menghilang, Robin mengajak Ha Na membuat momen tak terlupakan dan bermaksud memberitahunya pelan-pelan bahwa waktunya kian dekat. Dia mengajak Ha Na ke tempat kelahirannya. Dalam memori Robin, ibunya punya 3 anak. Dia bekerja sebagai guru SD. Saat kecil dia suka mengubur koin pemberian ibunya di bawah sebatang pohon.
Saat dr Kang menyebutnya tak lebih dari bayangan Jin saja, dia pergi ke sana untuk membuktikan bahwa ia juga punya masa lalu. Seperti orang gila, dia menggali tanah tempat dia menyimpan koin itu.
Ternyata tak ada satupun koin! Robin sangat sedih.
Catatan sipil juga tak menyimpan informasi sedikitpun tentang keluarga Jin. Semua hanya ilusi belaka.
"Bagaimana kau bisa menerima dan jatuh cinta pada orang yang tidak nyata sepertiku? "
Ha Na memegang tangan Robin dengan penuh pengertian.
" Aku sudah jatuh cinta padamu, bagaimana kau bisa palsu? Cintaku nyata. Kau selalu nyata. "
Mereka berdua sepakat membuat bukti bahwa semua nyata dengan menanam kapsul waktu berbentuk barang-barang yang mereka beli berdua di bawah pohon disertai sepucuk surat. Kelak, 3 tahun lagi, Ha Na bisa menggalinya untuk membuktikan itu. Saat itu Robin mungkin sudah hilang. Mereka juga menulis tanda-tanda keberadaan di banyak tempat. Selama momen kebersamaan itu, Robin berusaha tidak tidur.
Di hari ke-2, Robin mengajak Ha Na kembali jalan sekitar penginapan. Ternyata, rute dan peristiwa yang mereka lalui, persis dengan hari sebelumnya. Tapi Robin tidak sadar itu adalah pengulangan. Dia sama sekali tak ingat. Ha Na panik. Saat Robin memejamkan mata sebentar, dia sudah berganti jadi Jin.
Malamnya, Robin muncul lagi dengan pandangan yang hampa. Dia makin kehilangan banyak ingatan. Mereka berdua pun hanyut dalam tangisan.
Robin memutuskan untuk meminta Dr Kang membantunya menghilang.
Sebelum itu orang-orang terdekat mereka membuat pesta yang tak terlupakan untuk menanam akhir baik dalam ingatan Jin.
Mereka membuat pesta meriah seperti saat Robin menerima penghargaan webtoon dengan baliho dan karpet merah yang berujung pada altar.
Robin dan Ha Na menikah!. Sebagaimana saran Jin, Robin harus memberikan semua cinta sebesar mungkin pada Ha Na sebagai pesta terakhir. Mereka memadu kasih.
Robin ingin membuat lukisan diri untuk Ha Na dengan tangannya sendiri sebagai persembahan terakhirnya untuk Ha Na. Namun lukisan itu tak bisa selesai. Robin kehilangan kemampuan melukisnya. Kesedihan membayangi keduanya. Ha Na memohon sehari lagi waktu bersama Robin. Namun Robin tak mampu menjawab. Semua ingatan itu luntur sendiri tanpa dia tahu bagaimana mulanya.
Ini waktu pamit.
Kwoon menghubungi semua, termasuk termasuk Komisaris Goo, ayahnya.
Satu persatu mengucapkan kata pamit sebelum Dr Kang mengeksekusinya. Robin pergi dengan senyuman.
Ha Na berlalu dengan penuh tangisan sedih. Hanya dia yang merasakan kehilangan mendalam atas kepergian Robin. Dia enggan bertemu Seo Jin saat ini.
Bahkan perhatian Jin pun tak mampu menggantikan rasa kehilangan Ha Na.
Jin tetap sabar dan berusaha keras belajar tentang keberadaannya yang sejati.
Pelan tapi pasti ingatan Robin makin kuat merembes hingga dia mampu mengambil alih kemampuan dan kepribadian Robin.
Ha Na kaget saat mengetahui komik webtoon Robin yang baru, muncul.
Ha Na mendatangi rumah Jin untuk protes dan menyuruhnya berhenti mengimitasi Robin.
Namun disana, dia malah tertegun melihat lukisan dirinya yang tidak bisa diselesaikan Robin, tergambar sempurna di tangan Jin. Jin bahkan bisa mematahkan jebakan Ryu sekali lagi dengan memamerkan kemampuan melukisnya pada rapat direksi untuk mematahkan rumor yang menyebut dirinya split.
Saat Ha Na tak juga percaya kenyataan itu, Jin mengajak Ha Na ke sebuah tempat. Ternyata itu adalah tempat yang akan mereka berdua datangi saat ultah Robin kelak. Hanya mereka berdua yang tahu. Tapi Jin bisa dengan tepat menunjukkannya.
Yakinlah Ha Na bahwa mereka berdua berhasil menyatukan diri, seperti harapan yang pernah Ha Na sampaikan pada Jin. Seandainya Robin dan Seo Jin bisa jadi satu...
"Cinta itu jiwa, bukan rupa" Demikian Jin berucap. (end)
T a m a t
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H