Mohon tunggu...
NING WIDORETNO
NING WIDORETNO Mohon Tunggu... Guru - Guru Fisika SMAN 10 Pandeglang

CGP Angkatan 2- Kab.Pandeglang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Aksi Nyata Modul 3.3. Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

27 Oktober 2021   22:00 Diperbarui: 27 Oktober 2021   22:17 2051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Peristiwa (fact)
:
Latar Belakang
Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar murid secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter. 

Kepala sekolah dan guru dianggap sebagai motor penggerak dalam menumbuhkan kompetensi dan karakter yang dapat dikembangkan. Ekosistem sekolah yang baik bukan untuk menumbuhkan kompetensi, tetapi untuk menumbuhkan kolaborasi. 

Kolaborasi ini dapat menumbuhkan ekosistem sekolah yang sehat dalam hal pengetahuan, inovasi dapat ditumbuhkan bersama. Kolaborasi seluruh elemen warga sekolah sangat diperlukan, mulai dari kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua.

Di dalam kelas, pengetahuan harus dipahami tidak lagi hanya pada guru tetapi juga pada semua murid. Di sinilah kolaborasi antara guru dan murid masuk. Kolaborasi juga dapat memperkaya sumber belajar antara guru dan murid.

Pada Kurikulum Sekolah Profil Pelajar Pancasila merupakan karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu pelajar melalui budaya projek sekolah, pembelajaran intrakurikuler, kokulikuler dan ekstrakurikuler. 

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan pembelajaran kokulikuler yang dilakukan murid dengan kegiatan berupa pembelajaran berbasis projek yang kontekstual dan interaksi dengan lingkungan sekitar .

Profil Pelajar Pancasila  bertujuan untuk menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam diri setiap individu pelajar, dan merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Sebagai upaya mewujudkan profil pelajar Pancasila SMAN 10 Pandeglang melalui kegiatan kokulikuler projek penguatan pelajar Pancasila yang bertema Bangunlah Jiwa Raganya dan sub tema Cegah Perundungan Dunia Maya.


Tahapan Penyusunan Projek
Melaksanakan IHT Pengembangan Projek Penguatan profil pelajar pancasila
           

Penyusunan modul projek/Dokpri
Penyusunan modul projek/Dokpri
Dokpri
Dokpri
                               
Aksi Nyata dan Hasil Aksi Nyata

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang bertema Bangunlah Jiwa Raganya dan sub tema Cegah Perundungan Dunia Maya bertujuan agar murid mampu mengenali dan memahami  perundungan di dunia maya, mampu memiliki empati terhadap perundungan di dunia maya, menemukan contoh perundungan di sekitar mereka, mampu menampilkan pementasan drama tentang perundungan di dunia maya. 

Relevansi tema dan topik projek untuk satuan Pendidikan adalah mewujudkan sekolah yang bebas dari perundungan baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Pada saat melakukan aksi nyata murid baru saja  pada tahapan menemukan contoh perundungan di sekitar mereka.

Tahapan BAGJA
Ambil Pelajaran
Pada kurikulum Sekolah Penggerak pembelajaran dibagi menjadi intrakurikuler dan kokurikuler
Kokulikuler dalam bentuk projek penguatan profil pelajaran Pancasila
Murid melakukan kegiatan projek di semester 1
Murid melakukan aksi nyata di akhir kegiatan projek
 
Gali Mimpi
Murid yang memiliki profil pelajar Pancasila
Murid yang aktif, kreatif, menyenangkan dan kontekstual

Jabarkan Rencana
Rencana program :  program ini dapat berjalan dengan baik jika melibatkan semua komunitas sekolah (Kepala Sekolah, Guru,          Murid, Orang Tua, Komite, Masyarakat di sekitar sekolah)
Peran Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab
Peran Kurikulum sebagai koordinator perencanaan, pelaksanaan, evaluasi projek
Komite sekolah sebagai mitra kepala sekolah
Guru kelas X berperan membimbing murid dalam program tersebut
Pembuat modul adalah tim guru yang ditunjuk dibawah koordinasi kurikulum
Murid berperan sebagai subjek pelaksana program
Orang tua membimbing murid di rumah sebagai wujud kolaborasi dengan sekolah
Masyarakat berperan sebagai kontrol terhadap program-program sekolah
Monitoring dilakukan oleh guru terhadap murid
Evaluasi melibatkan Kepala Sekolah, guru dan masyarakat luar sekolah

Atur Eksekusi
Penanggung jawab dan koordinasi antar komponen
Penanggung jawab kegiatan: Kepala sekolah
Pengarah: Kurikulum
Pembimbing: Semua guru kelas X
Pembuat Modul: Guru dan tim projek 1 yang ditunjuk
Laporan dibuat oleh semua guru sebagai pembimbing di kelas
Koordinasi dilakukan internal Kurikulum dan Tim Projek 1
Hasil rapat internal disampaikan pada saat briefing bersama dewan guru sebagai pengarah
Evaluasi dilakukan melalui rapat bersama kepala sekolah dan dewan guru

 Alur kegiatan projek secara umum:
1.Pengenalan
•Mengenali perundungan di dunia maya
•Meluaskan wawasan dan memperdalam pemahaman tentang peundungan di dunia maya
•Jika aku menjadi kamu
•Aku belajar dari kamu
2.Kontekstualisasi
•Menemukan perundungan di sekolah
•Mengamati perundungan di sekitar kehidupan murid
•Merasakan jika menjadi pelaku perundungan
•Merasakan jika menjadi koban peundungan
3.Aksi
•Berlatih memerankan drama
•Menyiapkan proses persiapan pementasan drama
•Menyiapkan proses (pembuatan poster)
•Melakukan proses Latihan pementasan drama
•Melaksanakan pementasan drama.
4.Refleksi
    Kegiatan projek ini akan direfleksikan dengan mengamati seberapa jauh langkah para murid mencegah perundungan di dunia maya
5.Tindak lanjut
    Para murid menjadi upstanders (orang yang lebih baik)

Kegiatan yang dilakukan dan karya yang dihasilkan murid

murid melihat penayangan contoh perundungan/Dokpri
murid melihat penayangan contoh perundungan/Dokpri
Murid berkreatifitas membuat karya pemahaman dan bagaimana pencegahan Perundungan/Dokpri
Murid berkreatifitas membuat karya pemahaman dan bagaimana pencegahan Perundungan/Dokpri


 

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Murid melakukan wawancara dengan teman sebaya tidak satu sekolah tentang Perundungan /Dokpri
Murid melakukan wawancara dengan teman sebaya tidak satu sekolah tentang Perundungan /Dokpri

Ungkapan hati bagaimana seandainya murid yang menjadi korban dan bagaimana seandainya menjadi pelaku Perundungan/Dokpri
Ungkapan hati bagaimana seandainya murid yang menjadi korban dan bagaimana seandainya menjadi pelaku Perundungan/Dokpri

 
Dokpri
Dokpri

Narasumber projek dari LPA provinsi Banten/Dokpri
Narasumber projek dari LPA provinsi Banten/Dokpri

Sumber: sigmainteraktif.com 
Sumber: sigmainteraktif.com 
 
Perasaan (feelings) :
Perasaan ketika menjalani dan setelah menjalani aksi nyata sangat antusias, semangat, dan bahagia melihat antusiasme murid saat melakukan kegiatan projek,  pada awalnya banyak dari murid yang kurang memahami apa dan bagaimana Perundungan.  

Murid terlatih untuk berkolaborasi melakukan kegiatan projek , percaya diri, mandiri dan kreatif menggali potensi dan memunculkan serta menyampaikan ide-ide mereka tentang bagaimana pemahaman dan bagaimana mencegah perundungan.
Yang juga menarik dari kegiatan projek ini, sesama murid saling memotivasi, mendukung dan berkolaborasi agar mereka tampil percaya diri untuk memahami dan mencegah perundungan.

Pembelajaran (findings) :
Pembelajaran yang didapat dari kegiatan projek 1 ini adalah masih banyak murid yang belum memahami tentang perundungan , yang termasuk perundungan dunia maya antara lain : 

Mengirimkan email /sms berisi hinaan/ ancaman, Menyebarkan gosip yang tidak benar / menyenangkan lewat sms, email, komentar di jejaring sosial (Path, Facebook, twitter)  HOAX, Pencuri Identitas Online (membuat profile palsu kemudian melakukan aktivitas yang merusak nama baik seseorang), Berbagi gambar pribadi tanpa ijin, Menggugah informasi atau video pribadi tanpa ijin, Membuat blog/Meme berisi keburukan terhadap seseorang. 

Kegiatan atau perilaku yang termasuk perundungan tersebut seringkali dilakukan oleh murid di sekolah, sehingga dengan adanya kegiatan projek 1 ini murid lebih memahami perilaku yang termasuk perundungan.
Murid juga lebih memahami bahaya kecanduan gawai dan ciri-ciri seseorang sudah mengalami kecanduan gawai dan bagaimana mengatasinya.

Faktor Pendukung terlaksananya program aksi adalah asset yang dimiliki oleh sekolah antara lain :


Modal Manusia :
•Murid : potensi siswa yang heterogen dapat dibina dan digali potensinya
•Kepala Sekolah : kompetensi kepala sekolah yang mumpuni dalam memimpin sekolah (kompetensi kepribadian, kompetensi        manajerial,kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial
•Guru : 4 kompetensi guru dan motivasi untuk meningkatkan pengembangan diri dan pembelajar sepanjang hayat
•Tenaga administrasi Sekolah : kompetensi dan kualifikasi pendidikan sesuai dengan tupoksinya
•Pengawas Sekolah : kemampuan yang handal dalam pembinaan dan evaluasi
•Orang Tua / Komite : daya dukung dan kolaborasi yang sinergis terhadap sekolah
•Masyarakat sekitar sekolah : daya dukung terhadap sekolah


Modal Sosial
•PGRI/ Organisasi Profesi : wahana guru berorganisasi dan menjembatani aspirasi guru sehingga terpenuhinya kesejahteraan
•Koperasi : membantu dalam hal kesejahteraan guru dan memudahkan pendistribusian keperluan murid
•MGMP/ KKG : kegiatan-kegiatan pengembangan diri guru sehingga meningkatkan kompetensi guru
•Komunitas Praktisi : media guru mengembangkan diri tukar menukar pengalaman praktek baik pembelajaran dan merefleksikan pembelajaran
•Dinas Pendidikan : Kebijakan yang mendukung sekolah dalam menciptakan lingkungan yang memenuhi kebutuhan siswa


Modal Fisik
Ruang Kelas, Laboratorium,  Mushola, Ruang Ekstrakurikuler, Komputer/ Laptop/ Tab, Infokus, Alat Peraga, Ruang UKS, Ruang BK, Kantin, Lapangan Olahraga


Modal Lingkungan
•Taman Sekolah : ruang terbuka hijau yang memberi kenyamanan bagi warga sekolah
•Kebun : menjadi tempat praktek pembelajaran


Modal Finansial
BOSDA, BOSNAS, Gaji Pegawai, BOS Kinerja, BOS Afirmasi
Modal finansial memperlancar kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan berbagai pembiayaan proses pembelajaran.


Modal Politik
Puskesmas, PLN, PDAM, Telkom, Polsek dan Koramil , KCD, Lembaga Perlindungan Anak


Modal Agama dan Budaya
     MUI, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Pesantren, Kyai, Ustad, Kesenian daerah, Perayaan keagamaan, Makanan khas

Faktor Penghambat  terlaksananya program aksi adalah
Ruang aula yang kurang memadai dengan murid kelas X  berjumlah 288, jika melakukan sesi pemahaman materi oleh narasumber dari instansi luar sekolah dan jika kegiatan kolaborasi dilakukan bersamaan seluruh kelas X
Murid yang hatinya belum sepenuhnya hadir mengikuti kegiatan projek ini
Dukungan orang tua untuk memantau putra putrinya di rumah

Penerapan ke depan  (future) :
•Melatih Kesehatan fisik dan mental secara berkelanjutan, projek dengan metode pembelajaran yang aktif dan berpusat pada murid untuk menyelesaikan permasalahan perundungan dunia maya di sekitar kita dan murid.
•Membentuk polisi cyber bullying di sekolah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun