Mohon tunggu...
Ningwang Kembang
Ningwang Kembang Mohon Tunggu... -

Luv 2 read\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Festival Ojung di Bondowoso

23 September 2012   12:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:52 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_214047" align="aligncenter" width="614" caption="foto: dokumen pribadi"][/caption] Alun-alun kota Bondowoso semarak siang tadi (23/9/2012). Saya pun tertarik untuk melihat apa gerangan yang tengah riuh ditonton oleh masyarakat Bondowoso. Ternyata di alun-alun tengah digelar festival Kesenian Ojung. Kesenian Ojung sebenarnya kesenian asli dari Pulau Madura. Bondowoso yang notabene penduduk aslinya adalah keturunan suku Madura juga ikut melestarikan kesenian Ojung. Ojung sebenarnya adalah sebuah ritual yang dilakukan untuk memanggil/meminta hujan. Ritual ini dilaksanakan agar segera turun hujan dan terhindar dari musibah akibat kekeringan musim kemarau. Ritual Ojung adalah kegiatan sejenis permainan yang melibatkan dua orang yang beradu fisik dengan melibatkan media rotan sebagai alat pemukul. Rotan tersebut berdiameter 2cm dengan panjang 1m. Ritual Ojung asli di pulau Madura biasanya diiringi dengan musik yang jarang dijumpai di daerah lain yang terdiri dari 3 buah dung-dung (akar pohon siwalan) yang dilubangi di tengahnya sehingga bunyinya seperti bas, dan kerca serta satu alat musik kleningan sebagai pengatur lagu. namun di Bondowoso, ritual yang akhirnya menjadi sebuah kesenian daerah ini diiringan dengan gamelan dan kendang. Para pemain ojung melakukan permainan sambil bertelanjang dada dan menari-nari mengikuti suara iringan musik. kedua pemain saling mendekat dan mencari celah agar dapat menyabetkan (memukulkan) rotan ke dada dan punggung lawannya. satu sabetan dihitung 1 poin. Karena menggunakan media rotan, tentu saja sabetan-sabetan tersebut mengakibatkan luka-luka atau sobekan di kulit para pemainnya. Yang menarik adalah, para pemain Ojung melakukan permainan ini dengan senyum dan tawa. Bahkan di akhir permainan, kedua pemain bersalaman dan berpelukan. Tak terlihat emosi atau amarah meski kalah atau menderita luka-luka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun