Demi Tuhan…
Tangan kami menghadang karena kami sayang…
Kami tak bersedia karena kami menjaga...
Kami berusaha merangkul,
Kenapa kau malah menjauh?
Kau bangun bentengmu sendiri...
Kau letakkan kami tepat di depan benteng itu...
Kami tak ingin jadi musuh, demi Allah...
Kami menyayangimu...
Kami menyayangimu...
Air mata kami adalah sedih atasmu...
Doa kami senantiasa doa untuk bahagiamu...
Tapi apalah arti usaha kami
Jika ternyata kau anggap kami tak berharga...
Akhirnya,...
Dengan cucuran air mata,
Kami putuskan...
Pergilah...
Kami melepasmu...
Kami melepasmu...
Pada Allah Sang pemilik kehendak...
Kami memohon...
Jika kami tak bisa menjaganya...
Jagakan dia untuk kami Ya Rabb...
Kami sungguh menyayanginya...
Demi surga di telapak kaki ibu.
Demi nyawa yang Kau percayakan pada jasad kami...
Demi segala Nikmat yang Kau beri...
Kami melepasnya...
Karena kami menyayanginya...
Karena kami tak kuasa jika harus menjadi musuhnya....
Hari ini, ijinkan kami menangis tak hingga....
[caption id="attachment_91569" align="aligncenter" width="232" caption="menangis, mengumpulkan kekuatan mengikhlaskan"][/caption]
18 Februari 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H