Peran mahasiswa yang dijunjung tinggi oleh para mahasiswa salah satunya dalah agen perubahan. Salah satu cara untuk melaksanakan peran tersebut adalah dengan mengabdi kepada masyarakat. Oleh karena itu pihak kampus Universitas Pendidikan Indonesia melakukan program KKN Tematik untuk menyediakan wadah agar mahasiswa bisa mengisinya dengan ide kreatif yang bisa membuat perubahan bagi masyarakat.Â
KKN ini bernama "Kuliah Kerja Nyata Tematik Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG's Desa dan Rekognisi MBKM-Puspresnas Kemdikbudristek". KKN ini akan dilaksanakan di sekitaran tempat tinggal/kost para mahasiswa. KKN Tematik UPI Kelompok 41 melakukan KKN tepat di tengah kota yaitu di wilayah Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cicendo dengan tema Sanitasi dan air bersih.
Tema tersebut sangat relevan dengan permasalahan-permasalahan yang ada di Kota pada umumnya, tidak terkecuali di Kelurahan Pasirkaliki, Kec. Cicendo, Kota Bandung. Jika dilihat dari jalan raya memang benar banyaknya gedung tinggi seperti hotel, mall, dan rumah sakit, namun jika masuk ke dalam gang, di balik gedung tinggi tersebut akan terlihat padatnya pemukiman penduduk mulai dari penduduk asli sampai imigran.Â
Dengan keterbatasan lahan tersebut, sulit untuk pemerintah dan masyarakat melakukan sanitasi baik itu sanitasi limbah rumah tangga, air, udara maupun limbah manusia.Â
Contohnya seperti sulitnya membuat septictank pribadi karena keterbatasan lahan oleh karena itu masyrakat terpaksa mengarahkan pipa toilet langsung ke sungai atau kali terdekat.
Mendukung peraturan RI nomor 852/ Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM), pemerintah sudah membuat program kerja agar permasalahan tersebut diatasi yaitu ODF (Open Defecation Free). ODF merupakan kondisi dimana masyarakat tidak membuang kotoran/tinja sembarang tempat seperti ke sungai.Â
Salah satu upaya pemerintah adalah membangun MCK bersama yang menggunakan satu septictank, namun dalam penggunaannya tidak kondusif dan tidak dirawat oleh warga setempat. Lalu pemerintah juga mencanangkan pembuatan septictank komunal, namun lahan yang sudah dipenuhi oleh rumah warga dan tinggi rendahnya kondisi tanah di daerah tersebut  membuat para warga enggan untuk menyetujui pelaksanaan program ini sehingga hanya bisa dilakukan di beberapa RW.
Padahal akibat dari kurangnya sanitasi dan membuang tinja ke sungai bisa berdampak jangka pendek bahkan panjang. Tercemarnya air sungai adalah contoh nyata dari dampak tersebut, dengan tercemarnya air sungai, pasokan air bersih pun menjadi berkurang.Â
Belum lagi pencemaran udara sepertinya timbulnya bau yang tidak sedap disekitaran lingkungan. Bahkan juga dapat mencemari tanah yang bisa menyebabkan tanah menjadi tidak subur dan penuh bakteri.
 Tidak heran dengan lingkungan yang tidak sehat seperti itu dapat menjadi sarang bakteri dan kuman sehingga menimbulkan bebrbagi macam penyakit salah satunya diare, pneunomia pada bayi, dan tifus yang dapat menyebabkan kematian. Tidak hanya itu  Salah satu dampak jangan panjang dari perilaku membuang tinja ke sungai adalah stunting.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Gizi dan kehigienisan makanan dan minuman serta sanitasi yang baik menjadi peran penting dalam tumbuh kembang anak. Upaya yang dilakukan pemerintah belum berhasil dikarenakan kurangnya dukungan dan kesadaran dari masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu mahasiswa KKN Tematik UPI Kelompok 41 mencari akar masalah tersebut dan membenahi mulai dari bawahnya yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya sanitasi dan air bersih serta menjadi lingkungan yang ODF.Â