Mohon tunggu...
Tri Setianingsih
Tri Setianingsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang sedang mengenyam pendidikan profesi guru di salah satu Universitas di Malang. Saya memiliki minat di bidang pengajaran. Saya bermimpi untuk menjadi seorang guru profesional yang senantiasa mau menjadi pembelajar seumur hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara: Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya

1 Februari 2024   21:50 Diperbarui: 1 Februari 2024   22:03 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: SINDOnews.com

Filosofi Pendidikan Indonesia

Topik 2 - Koneksi Antar Materi

Oleh: Tri Setianingsih

Sebagai individu yang unik dan beragam, peserta didik dapat diibaratkan sebagai kertas putih yang perlu dituntun dengan penuh dedikasi agar peserta didik dapat menghiasi kehidupannya dengan warna positif yang berarti. Dalam hal ini peran seorang guru sangat signifikan dalam membimbing peserta didik ini. 

Selain mentransfer pengetahuan, guru juga memiliki tanggung jawab "menuntun" peserta didik dalam hal membentuk karakter dan mengembangkan keterampilan. Setelah mempelajari dan mendalami tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara terkait pendidikan dan pengajaran, saya menyadari bahwa pendidikan dan pengajaran adalah upaya untuk mempersiapkan individu agar dapat menghadapi berbagai aspek kehidupan dengan baik di dalam masyarakat.

Setiap peserta didik layak mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang setara yakni dengan memperhatikan aspek-aspek penting dalam kehidupan mereka, seperti pembentukan karakter, budi pekerti, dan pemberian kasih sayang.

Kadangkala, dalam pelaksanaannya, guru dapat mengabaikan kedua aspek tersebut, sehingga peserta didik hanya menerima pengetahuan tanpa mengalami perubahan pada karakter dan perilaku mereka. Kondisi ini dapat membuat mereka menjadi tidak peka terhadap lingkungan sekitar, menjadi individu yang hanya memikirkan kepentingan pribadi tanpa memperhatikan kehidupan orang lain. Oleh karena itu, diperlukan upaya pembentukan karakter dengan menerapkan kebiasaan positif pada peserta didik sejak usia sekolah dasar, sehingga kebiasaan tersebut dapat menjadi bagian integral dari kehidupan mereka di masa depan.

Berkaitan dengan rumusan Ki Hajar Dewantara, anak berhak mendapatkan pendidikan dengan cara yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya sendiri.

"Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan"

Sumber: fredimalabali.com
Sumber: fredimalabali.com

Kodrat alam merupakan kondisi peserta didik sejak lahir yang dipengaruhi kultur budaya dan lingkungan tempat peserta didik berada. Sedangkan kodrat zaman adalah perubahan dan perkembangan yang selalu terjadi dari waktu ke waktu dan dialami oleh peserta didik.

Nilai-nilai sosial dan budaya juga penting ditanamkan dalam diri peserta didik untuk menumbuhkan sikap menghargai dan cinta terhadap budaya Indonesia. Menerapkan pembelajaran kontekstual dan sesuai dengan kondisi budaya setiap daerah akan memberikan peserta didik pemahaman terkait nilai-nilai sosial dan budaya yang ada di masyarakat dan tempat tinggal peserta didik. 

Kesimpulannya, setelah saya mempelajari terkait dasar-dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara, saya sebagai seorang calon guru profesional harus mampu mencintai kelebihan maupun kekurangan peserta didik, serta "menuntun" segala kodrat mereka untuk agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Dalam praktik pembelajaran hendaknya merefleksikan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Istilah Ki Hajar Dewantara "menghamba kepada anak" yang artinya guru sebagai pendidik lebih menekankan pada minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik serta menghadirkan model pembelajaran yang membangun motivasi peserta didik. Selain itu, sebagai pendidik juga penting menjadi suri tauladan kepada para peserta didik dengan memberikan contoh perilaku dan sikap yang baik.

Setelah mendalami pemikiran dasar-dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara, penulis sebagai calon guru ke depannya akan menerapkan pembelajaran yang mencerminkan dasar-dasar pendidikan berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Penerapan tersebut salah satunya yaitu merancang rencana pembelajaran yang mampu memenuhi kebutuhan peserta didik. Merancang rencana pembelajaran merupakan bagian integral dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang interaktif antar peserta didik.

Menuntun peserta didik untuk menemukan pengetahuannya sendiri melalui pembelajaran discovery learning juga dapat membantu siswa dalam menemukan pengetahuan berdasarkan kemampuan dan pengalaman. Selain itu, pembelajaran juga dilaksanakan dengan pendekatan kontekstual dengan mengintegrasikan budaya lokal untuk membangun karakter peserta didik terkait cinta terhadap budaya. Hal tersebut sesuai dengan peran guru dalam "menuntun" kodrat alam peserta didik.

Dalam hal menuntun kodrat zaman, guru perlu menerapkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tuntutan atau perkembangan zaman, salah satunya yaitu tuntutan abad ke-21 meliputi keterampilan 4C yaitu berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), berpikir kreatif (creative thinking), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration). Selain itu, penggunaan teknologi dalam pembelajaran juga diperlukan agar pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.

Adapun elemen yang tidak kalah penting dari peran guru sebagai "penuntun" yaitu menjadi suri tauladan yang baik bagi peserta didik dalam bersikap dan bertingkah laku. Hal tersebut sangat penting untuk mendukung pertumbuhan karakter baik (budi pekerti) peserta didik. Tidak lupa, guru senantiasa memberikan semangat, motivasi, dan dukungan kepada peserta didik untuk meraih cita-cita.

Demikian ulasan penulis terkait kesimpulan dan penjelasan mengenai pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang penulis pelajari di topik Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun