Mohon tunggu...
Ningrum Hidayah
Ningrum Hidayah Mohon Tunggu... Administrasi - Semut yang terus bergerak...

Imperfect creature of Best Creator

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Menulis: Masa Depan dan Masa Lalu

25 Oktober 2019   18:42 Diperbarui: 28 Oktober 2019   06:31 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Satu tahun yang akan datang, saya akan mengenang hari ini. Kebetulan saat itu saya masih main Facebook dan pagi-pagi betul saya dapat notifikasi: "Anda memiliki kenangan bersama Hariadhi, Budiman Hakim, dan 99 lainnya untuk dilihat kembali hari ini".

Rupanya hari ini setahun yang lalu, di kelas The Writers pusat, setelah Batch 4 dan 5 bergabung dengan Batch 1, 2, dan 3, kami mendapatkan kelas perdana bersama yang diisi oleh Mas Hariadhi dan dimoderatori oleh Om Budiman Hakim, penggagas The Writers. Om Bud pastinya gak sembarangan memberikan mike pemateri kepada sembarang orang, kalau lihat CV-nya, Mas Hariadhi ini penulis yang keren gila!

Setelah menjabarkan materinya yang sangat asyik dan tentu saja menginspirasi kami, co-founder Sinaru Mitigation Apps ini memberikan tugas kepada kami untuk dikerjaan. Pertanyaan simpel yang harus dijabarkan itu adalah:

Kiranya jalan karir menulis seperti apa yang teman-teman bayangkan dari menulis masa kini?

Bagi saya, tentu saja pertanyaan dengan keterangan waktu "masa kini" itu gak bisa dijawab langsung begitu saja. Ada kenangan dari masa lalu yang harus menjadi perhatian. Menulis menjadi kegemaran saya sejak dulu. Tapi ternyata memiliki hobi menulis dan memunyai cita-cita menjadi penulis profesional saat itu, gak mudah. Jiwa remaja saya yang labil malah lebih ikut dengan dengungan komentator yang memberi sugesti negatif.

Tulisanmu gak bermutu.

Sebaiknya gak usah ikut komentar aja, malu-maluin.

Gak berfaedah.

Yang saya tulis dulu itu asli apa yang keluar dari pikiran. Polos apa adanya, tanpa memikirkan rekayasa-rekayasa. Dulu juga lebih aktif mengomentari situasi-situasi terkini dengan opini ala sendiri. Bebas. Independen. Percaya diri.

Tapi toh cibiran-cibiran yang sesekali datang itu lebih kuat dorongannya. Bikin rubuh. Jatuh.

Hari-hari ini kalau mau menulis, lebih banyak pengendapannya. Mau nulis isu ini, ah nanti dulu... kira-kira datanya sudah valid belum? Cari balancing datanya di mana ya? Bakal ada yang mencibir gak ya? Bakal ada yang like gak ya?

Dan lain-lain.

Padahal jiwa saya ingin sekali menulis sebanyak-banyaknya. Apalagi kalau bisa jadi sekeren kayak Mas Hariadhi. Bisa menjadikan tulisan sebagai penghasilan tetap. Tanpa perlu meninggalkan rumah, jadi pasukan rebahan pun bisa dapat transferan.

 Saya pernah mengubur hobi dan pekerjaan impian saya menjadi penulis itu. Tapi saat "bertemu" dengan Om Bud dan timnya, mengikuti kelas menulis online di the Writers adalah satu hal yang sangat saya syukuri. Bukan cuma semangat menulisnya yang kini bangkit dari kubur, tapi juga optimis karena mendapat lingkaran baru yang akan saling support.

Semoga dapat juga dompet dari tanah Toraja. Aamiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun