Diabetes melitus adalah penyakit non-infeksi yang jumlah penderitanya terus bertambah setiap tahun. Tipe 2 dari diabetes melitus ditandai dengan gangguan metabolisme yang menyebabkan peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia), akibat berkurangnya produksi insulin, resistensi terhadap insulin, atau kombinasi keduanya. Apabila kondisi ini dibiarkan tanpa penanganan dalam waktu lama, dapat memicu kerusakan fungsi pada organ seperti ginjal, saraf, mata, jantung, dan pembuluh darah.
Remaja masa kini sangat dipengaruhi oleh teman sebaya, di mana selain kematangan seksual, pembentukan identitas diri juga menjadi aspek penting pada tahap ini. Salah satu bentuk aktivitas mereka adalah menghabiskan waktu luang dengan berkumpul bersama teman-teman di kafe sambil menikmati makanan cepat saji. Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji dan minuman manis sering dianggap sepele, padahal pola makan seperti ini berisiko memicu berbagai penyakit, termasuk diabetes melitus.
Upaya pencegahan diabetes melitus tipe 2 pada remaja dapat dilakukan dengan menjaga dan membiasakan pola hidup sehat, sehingga kebiasaan tersebut mampu mengurangi risiko terkena diabetes melitus tipe 2. Remaja dapat menerapkan gaya hidup sehat dengan mencontoh dan mempertahankan kebiasaan masyarakat pedesaan, seperti rutin beraktivitas fisik, mengonsumsi sayuran, mengurangi konsumsi lemak hewani, serta kebiasaan sehat lainnya yang mendukung penurunan risiko penyakit ini.
Pengendalian diabetes melitus tipe 2 (DMT2) pada remaja membutuhkan pendekatan menyeluruh yang meliputi perubahan pola hidup, pengaturan medis, dan dukungan psikososial. Berikut adalah langkah-langkah utamanya:
1. Edukasi dan Kesadaran
Peningkatan pemahaman Remaja dan keluarga perlu mendapatkan edukasi mengenai DMT2, termasuk penyebab, komplikasi, dan pentingnya pengelolaan yang baik.Â
2. Perubahan Pola Makan
Diet sehat Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menyusun pola makan yang  rendah indeks glikemik, kaya serat, dan rendah lemak jenuh. Porsi dan jadwal makan Mengatur porsi yang seimbang dan makan secara teratur untuk menghindari fluktuasi kadar gula darah. Hindari makanan olahan Kurangi konsumsi gula tambahan, makanan cepat saji, dan minuman manis.
3. Aktivitas Fisik
Olahraga teratur Dorong aktivitas fisik minimal 30-60 menit sehari, seperti bersepeda, berenang, atau berjalan kaki. Integrasi aktivitas sehari-hari Ajak remaja untuk lebih aktif dalam rutinitas, seperti menggunakan tangga atau berjalan kaki ke sekolah
4. Manajemen Berat Badan
Pencapaian berat badan ideal Penurunan berat badan pada remaja dengan obesitas dapat meningkatkan sensitivitas insulin.Pendekatan yang suportif Hindari pendekatan yang membuat remaja merasa tertekan atau malu.
5. Pengobatan
Obat oral Metformin sering menjadi pilihan utama pada remaja. Insulin: Mungkin diperlukan pada kasus tertentu untuk mengontrol kadar gula darah. Konsultasi medis rutin Pemantauan oleh dokter untuk menyesuaikan pengobatan.
6. Dukungan Psikososial
Pendekatan keluarga Keterlibatan keluarga sangat penting untuk mendukung perubahan gaya hidup. Dukungan emosional Remaja seringkali membutuhkan konseling untuk mengatasi stres atau masalah psikologis yang mungkin muncul akibat diagnosis DMT2. Komunitas Bergabung dengan kelompok dukungan diabetes dapat memberikan motivasi dan pengalaman dari orang lain.
7. Pencegahan Komplikasi
Rutin memeriksa komplikasi Pemantauan terhadap kemungkinan komplikasi, seperti neuropati, nefropati, dan retinopati. Perawatan kesehatan umum Menjaga tekanan darah, kolesterol, dan kebersihan tubuh (terutama kaki).
Dengan penggunaan pendekatan terpadu ini, remaja dengan DMT2 dapat mencapai kontrol gula darah yang baik, dapat mengurangi risiko komplikasi, dan menjalani kehidupan yang lebih sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H