Mohon tunggu...
Ningrum WidyaAstuti
Ningrum WidyaAstuti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hi aku seorang guru honorer di sekolah swasta, minatku dalam dunia kepenulisan sudah ada semenjak aku sekolah menengah pertama, untuk itu aku mencoba untuk menjadi bagian di Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Pemuda Bertakwa Sebagai Tonggak Peradaban Dunia

23 Januari 2025   21:06 Diperbarui: 23 Januari 2025   21:18 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah bangsa Indonesia membuktikan bahwa peran kaum muda sangat signifikan dalam memajukan bangsa Indonesia, sebagaimana tercatat dalam beberapa estafet kesejarahan pembaharuan kebangsaan. Sumpah Pemuda adalah salah satu ungkapan sejarah Indonesia, itu membuktikan bahwa masa depan bangsa ada di tangan generasi muda selanjutnya. Pemuda adalah harapan bangsa, kedepan mereka yang akan menahkodai bangsa, yang bermakna lahirnya peradaban ditentukan oleh para generasi muda.

 Pemuda dan Islam

Islam memandang pemuda sebagai orang-orang yang mempunyai motivasi tinggi untuk memajukan peradaban dan sebagai pemuda yang diharapkan mampu menjadi penggerak dalam menegakkan peradaban. Di dalam Al Qur'an telah menyebut banyak kisah pemuda yang patut kita renungi kisahnya sebagai pemantik ghiroh untuk menjadi teladan yang baik. Mari kita renungkan sejarah abad terdahulu generasi muda Islam yang sangat luar biasa. Agar menjadi teladan terbaik untuk seluruh umat Islam khususnya para pemuda dan remaja. Catatan-catatan sejarah, dimana Islam selalu mampu melahirkan generasi-generasi hebat dambaan seluruh umat, yang walau di usia belia telah mampu menorehkan tinta emas dalam bingkai sejarah, mengharumkan nama Islam, dan membuat Islam memenangkan peradaban. Merekalah yang dengan ribuan pemuda dan remaja lainnya memperjuangkan dan mendakwahkan Islam dengan dorongan iman, menghabiskan waktu siang dan malam untuk kepentingan Islam, mengorbankan jiwa dan harta hanya untuk kemenangan Islam hingga sampai saat ini kita tetap mampu mereguk manisnya iman dan damai nya Islam.

Menelisik kembali, torehan kisah emas Usamah bin Zaid yang diangkat oleh Rasulullah menjadi komandan pasukan kaum muslimin dalam penaklukan Syam padahal saat itu ia baru berusia 18 tahun. Atau kisah Imam Syafi'i yang telah hafal Alquran di usia 9 tahun. Lagi, kita menelusur jauh ke belakang, tentu kita tidak akan pernah lupa kisah heroik seorang Muhammad Al Fatih sang penakluk Konstantinopel yang mampu menjadi sultan di usia muda, yang ketika usianya masih 19 tahun telah memimpin perang dan berhasil menaklukkan Konstatinopel yang sekarang kita tahu sebagai Istanbul Turki. Beliau yang diyakini sebagai pemuda yang di sebutkan oleh Rasulullah dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad

"Sungguh Konstatinopel akan dibebaskan, sebaik-baik pemimpin dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan tersebut",

Juga, kisah Zaid bin Tsabit yang dengan gagah berani berjihad di usianya yang baru 13 tahun, kemudian diperintahkan untuk menghimpun wahyu di usia 21 tahun. Itulah generasi muda militan islam terdahulu yang gaungnya masih terdengar sampai saat ini. Betapa hebatnya Islam mendidik para pemuda dengan pendidikan yang begitu sempurna. Pemuda dalam kisah-kisah inilah menjadi tonggak peradaban yang kokoh, Peradaban Islam yang menyinari sudut-sudut dunia, menyinari kelamnya Barat dan Eropa dimasanya.

Selain Itu, di Indonesia juga kita bisa melihat tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan seperti Soekarno, Moh Hatta, Muh Natsir dan sebagainya, serta para santri sebagai pembela tanah air yang lahir berperan serta memberi kontribusi massif untuk perjuangan menegakkan keadilan. Mereka berjuang di jalan Allah dan akhirnya dihadiahi kemenangan dalam bentuk kemerdekaan dari tirani penjajahan dan memulai peradaban baru. Oleh karena itu, dapat kita pahami bahwa pemuda merupakan aset potensial yang ikut menentukan arah masa depan suatu bangsa atau lahirnya sebuah peradaban. Bila pemuda dalam suatu masyarakat tergolong baik, maka dapat dipastikan masyarakat tersebut baik sehingga pemuda dipandang mampu untuk bisa menegakkan peradaban karena ia merupakan tonggak-tonggak kejayaan Islam dan Peradaban bisa dibangun karena nya.

Refleksi Pemuda Masa Kini

Namun apa yang terjadi dengan pemuda saat ini? sangat disayangkan, pemuda saat ini berada dalam persimpangan jalan, banyak pemuda yang belum memahami tugasnya karena lemahnya pemahaman mereka terhadap Islam dan esensi dari Agent Of Changes. Itu karena mereka tidak memahami lebih makna dasar dari kehidupan. Para pemuda menjadi bidik utama bagi musuh musuh Islam. para remaja menjadi buram, siapa sesungguhnya mereka? Semua media dalam berbagai lini masa seperti menawarkan suramnya masa depan mereka.

Sangat ironis sekali melihat realita para pemuda kehilangan sosok karakter yang sebenarnya, kehilangan figure yang seharusnya menjadi acuan utama mereka berdiri. Kebobrokan moral yang terus menerus menggerogoti para remaja. Generasi muda menjadi tak bermoral, merasa ditelanjangi oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab. Bukannya memotivasi justru malah meracuni para penerus bangsa saat ini, khususnya bagi para pemuda Islam.

Sejatinya ini merupakan pengaruh budaya-budaya barat yang sengaja di ciptakan untuk membunuh karakter para pemuda pemuda Islam saat ini. perusakan tauhid, menghancurkan pemuda melalui pentadzwiban, dengan pelarutan budaya dan pikiran, melakukan sinkretisme anatara haq dan bathil antara Islam dan non Islam sehingga kebenaran menjadi kabur. Menjauhkan mereka dari Islam, menciptakan keraguan dan pendangkalan terhadap agamanya sendiri, menggaungkan gerakan yang berupaya menghilangkan kebanggaan kaum muslim terhadap Islam, dengan cara memberikan gambaran Islam secara buruk sehingga timbul rasa rendah diri di kalangan umat Islam. Dekadensi moral yang terjadi di kalangan pemuda Islam semakin mengkhawatirkan. Kemurnian ajaran Islam yang dulu sangat disakralkan sekarang terkesan biasa saja atau justru hilang. Bahkan muncul sebuah Agnotisisme yang menggagas bahwa kebenaran terhadap Tuhan adalah hal yang absurd, itulah yang saat ini kita saksikan dan rasakan.

Pemuda dan Titah Peradaban

Bung Hatta pernah mengatakan, bahwa ada 2 hal yang mempengaruhi diri dalam memahami Islam yaitu kepercayaan dan kepedulian kepada masyarakat atau sederhana nya Hablum MinAllaah Wa Hablum Minannas ( Hubungan Kepada Allah dan Hubungan terhadap Sesama). Dua hal ini menjadi pendorong pemuda untuk mewujudkan peradaban dan juga ada satu hal yang perlu diperhatikan oleh pemuda yaitu pemuda harus memperkuat, memperkokoh keimanan. Sebab keimanan, kata Sayyid Qutb adalah sebagai sumber utama dari peradaban. Sejalan dengan itu, Syaikh Muhammad Abduh lebih menekankan pentingnya membangun mental spiritual yang kuat sebagai dasar penguatan peradaban, seperti dalam Kisah Ashabul Kahfi yang dituangkan dalam QS Al-Kahfi ayat 13 :

"Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka. Dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk."

dapat di tarik inti dari ayat tersebut bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala melukiskan tentang kisah pemuda Kahfi sebagai pemuda yang mampu menjaga Tauhid nya dan mampu terbebas dari tirani dunia yang hina dan menyengsarakan, maka Allah menjaga dan memberi mereka petunjuk. Oleh karena itu, pemuda digambarkan sebagai ujung tombak perjuangan dalam mewujudkan peradaban.

Lantas, Apa yang harus dilakukan oleh pemuda masa kini? Pemuda masa kini perlu memahami kondisi saat ini sebab kita memahami bahwa fase sekarang yang dihadapi pemuda sangatlah berat terlebih lagi kita dijuluki sebagai pemuda Milenial yang harus memahami Uslub dan Wasilah untuk menjadi pemuda dan menjadi penggerak menuju peradaban karena pemuda memiliki peran penting sebagai titah peradaban untuk melahirkan peradaban.

Pemuda muslim mempunyai tugas yang berat dan kewajiban yang besar terhadap diri, agama dan umatnya, sebab mereka lah pemikul panji-panji dakwah dan risalah sejak terbitnya fajrul Islam. Suatu kewajiban yang akan menyingkap esksistensinya. Syaikh al Qaradhawi, dalam Wajibu syababul muslimul yaum (1988) menguraikan ada empat amanah sebagai prioritas muslim muda bagi masa depan Islam.

Pertama, memahami Islam secara integral, tidak parsial. Realitas saat ini membuktikan bahwa agama dipermainkan dan diposisikan tak lebih seperti komoditas yang bisa dieksploitasi seenaknya untuk menghasilkan keuntungan materi. Ajaran agama dipilah-pilah semaunya; mana yang sesuai dengan hawa nafsu dan kepentingannya dijalankan. Namun, jika ada ajaran agama yang bertabrakan dengan kepentingan duniawinya, maka dicampakkan.

Kedua, mengamalkan Islam. Islam menghendaki pengetahuan yang menembus ke lubuk hati dan lalu menggerakkannya untuk beramal sebagaimana sinyalemen Allah terhadap sikap para pemilik ilmu (ulama), "Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada Nya hanyalah para ulama," (QS. Fathir: 28). Islam mendapatkan futuhat (kemenangan) dan tersebar dengan baik ke seantero jagad raya berkat adanya contoh dan teladan yang baik, bukan dengan kata-kata atau makalah-makalah. Sehingga orang lain akan berkata, "Lihatlah, betapa indahnya ajaran Islam, alangkah mulianya adab dan akhlak Islam!"

Ketiga, mengajak orang lain berislam secara integral (berdakwah). Tidaklah cukup seorang muslim itu shalih bagi pribadinya sendiri. Tapi ia juga diberi tugas untuk mengajak orang lain kepada keshalihan.

Keempat, memiliki soliditas dan solidaritas. Karena tugas dakwah itu tidak bisa dilakukan secara individu melainkan harus berlandaskan amal jama' (team work), maka sebaiknya pemuda itu melengkapi pemahaman yang benar, mengamalkan Islam dan berdakwah dengan sikap tolong menolong di antara sesama dan memiliki rasa saling keterikatan. Sayyidina Ali ra menegaskan, "alhaq bila nizham, yaghlibuhul bathil binizham; kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir".

Terakhir, pemuda menjadi pelopor dalam pemikiran dan keilmuan, sehingga mampu menjadi penerang bagi umat agar pemikirannya tidak dibelokan dengan teori-teori atau paham-paham yang membuat manusia jauh dari Allah. Menjadi pelopor dalam pergerakan Islam karena para pemuda inilah yang menjadi harapan untuk melanjutkan perjuangan dalam menegakkan hukum-hukum Allah. Dengan demikian, kaum muda memiliki urgensi terhadap lahirnya peradaban Islam.

Sumber Referensi :

Al Qur'an dan Terjemahnya. Kementrian Agama Republik Indonesia. 2019.

Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfurri. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al Kautsar.

Dr. Muhammad as -- Shallabi. Turki Utsmani Sultan Muhammad Al -- Fatih Sang Penakluk Konstantinopel . Daarul Haq.

Farid Gaban. Hatta: Jejak yang Melampaui Zaman. Perpustakaan Gramedia, 2017.

Keith Foulcher. Be the first to review "Sumpah Pemuda:Makna & Proses Penciptaan Simbol Kebangsaan Indonesia". Penerjemah: Daniel Situmorang, Iskandar P. Nugraha. Komunitas Bambu, 2008.

Salman Rushdie. The satanic Verses ( edisi indonesia ) . Penerjemah:Putri Lekso. Opini Utama, 1997.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun