Mohon tunggu...
Ningrum WidyaAstuti
Ningrum WidyaAstuti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hi aku seorang guru honorer di sekolah swasta, minatku dalam dunia kepenulisan sudah ada semenjak aku sekolah menengah pertama, untuk itu aku mencoba untuk menjadi bagian di Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Pemuda Bertakwa Sebagai Tonggak Peradaban Dunia

23 Januari 2025   21:06 Diperbarui: 23 Januari 2025   21:18 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemuda dan Titah Peradaban

Bung Hatta pernah mengatakan, bahwa ada 2 hal yang mempengaruhi diri dalam memahami Islam yaitu kepercayaan dan kepedulian kepada masyarakat atau sederhana nya Hablum MinAllaah Wa Hablum Minannas ( Hubungan Kepada Allah dan Hubungan terhadap Sesama). Dua hal ini menjadi pendorong pemuda untuk mewujudkan peradaban dan juga ada satu hal yang perlu diperhatikan oleh pemuda yaitu pemuda harus memperkuat, memperkokoh keimanan. Sebab keimanan, kata Sayyid Qutb adalah sebagai sumber utama dari peradaban. Sejalan dengan itu, Syaikh Muhammad Abduh lebih menekankan pentingnya membangun mental spiritual yang kuat sebagai dasar penguatan peradaban, seperti dalam Kisah Ashabul Kahfi yang dituangkan dalam QS Al-Kahfi ayat 13 :

"Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka. Dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk."

dapat di tarik inti dari ayat tersebut bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala melukiskan tentang kisah pemuda Kahfi sebagai pemuda yang mampu menjaga Tauhid nya dan mampu terbebas dari tirani dunia yang hina dan menyengsarakan, maka Allah menjaga dan memberi mereka petunjuk. Oleh karena itu, pemuda digambarkan sebagai ujung tombak perjuangan dalam mewujudkan peradaban.

Lantas, Apa yang harus dilakukan oleh pemuda masa kini? Pemuda masa kini perlu memahami kondisi saat ini sebab kita memahami bahwa fase sekarang yang dihadapi pemuda sangatlah berat terlebih lagi kita dijuluki sebagai pemuda Milenial yang harus memahami Uslub dan Wasilah untuk menjadi pemuda dan menjadi penggerak menuju peradaban karena pemuda memiliki peran penting sebagai titah peradaban untuk melahirkan peradaban.

Pemuda muslim mempunyai tugas yang berat dan kewajiban yang besar terhadap diri, agama dan umatnya, sebab mereka lah pemikul panji-panji dakwah dan risalah sejak terbitnya fajrul Islam. Suatu kewajiban yang akan menyingkap esksistensinya. Syaikh al Qaradhawi, dalam Wajibu syababul muslimul yaum (1988) menguraikan ada empat amanah sebagai prioritas muslim muda bagi masa depan Islam.

Pertama, memahami Islam secara integral, tidak parsial. Realitas saat ini membuktikan bahwa agama dipermainkan dan diposisikan tak lebih seperti komoditas yang bisa dieksploitasi seenaknya untuk menghasilkan keuntungan materi. Ajaran agama dipilah-pilah semaunya; mana yang sesuai dengan hawa nafsu dan kepentingannya dijalankan. Namun, jika ada ajaran agama yang bertabrakan dengan kepentingan duniawinya, maka dicampakkan.

Kedua, mengamalkan Islam. Islam menghendaki pengetahuan yang menembus ke lubuk hati dan lalu menggerakkannya untuk beramal sebagaimana sinyalemen Allah terhadap sikap para pemilik ilmu (ulama), "Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada Nya hanyalah para ulama," (QS. Fathir: 28). Islam mendapatkan futuhat (kemenangan) dan tersebar dengan baik ke seantero jagad raya berkat adanya contoh dan teladan yang baik, bukan dengan kata-kata atau makalah-makalah. Sehingga orang lain akan berkata, "Lihatlah, betapa indahnya ajaran Islam, alangkah mulianya adab dan akhlak Islam!"

Ketiga, mengajak orang lain berislam secara integral (berdakwah). Tidaklah cukup seorang muslim itu shalih bagi pribadinya sendiri. Tapi ia juga diberi tugas untuk mengajak orang lain kepada keshalihan.

Keempat, memiliki soliditas dan solidaritas. Karena tugas dakwah itu tidak bisa dilakukan secara individu melainkan harus berlandaskan amal jama' (team work), maka sebaiknya pemuda itu melengkapi pemahaman yang benar, mengamalkan Islam dan berdakwah dengan sikap tolong menolong di antara sesama dan memiliki rasa saling keterikatan. Sayyidina Ali ra menegaskan, "alhaq bila nizham, yaghlibuhul bathil binizham; kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir".

Terakhir, pemuda menjadi pelopor dalam pemikiran dan keilmuan, sehingga mampu menjadi penerang bagi umat agar pemikirannya tidak dibelokan dengan teori-teori atau paham-paham yang membuat manusia jauh dari Allah. Menjadi pelopor dalam pergerakan Islam karena para pemuda inilah yang menjadi harapan untuk melanjutkan perjuangan dalam menegakkan hukum-hukum Allah. Dengan demikian, kaum muda memiliki urgensi terhadap lahirnya peradaban Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun