Ya, layaknya sebuah café, tempat ini memang layak menjadi pilihan masyarakat disekitarnya yang ingin berobat sekaligus bersantai dan bersilaturahmi dengan tetangga sekitar. Jadi kalau di Jakarta ada café kopi ‘That’s Life Coffee’ tempat para eksekutif muda Jakarta bersantai sambil minum kopi maka tempat ini bolehlah dinamakan ‘That’s Life Jamu’. Di sana ada sepenggal cerita yang ternyata menggambarkan kehidupan sebagian besar masyarakat kita.
Lalu bagaimana dengan saya? Hari pertama saya kesana, ternyata saya tidak sesabar pelanggan lain yang rela antri berjam-jam. Satu setengah jam pertama, saya mulai gelisah dan akhirnya memutuskan pulang tanpa secangkir jamu. Baru pada hari kedua, saya berhasil mendapat secangkir jamu. Seharusnya, hari ketiga dan seterusnya, saya masih minum jamu tersebut, tapi lama-lama capek juga kalau harus antri berjam-jam, waktu habis terbuang hanya untuk antri. Alhasil, saya hanya sempat minum secangkir jamu. Sekali lagi, soal antri berdiri lama, ternyata saya kalah dengan budhe yang sudah sepuh. Lihat saja, dia bekerja berjam-jam sambil berdiri tanpa smpat duduk sama sekali. Belum lagi untuk menyiapkan segalanya. Entah, jam berapa dia mulai beraktivitas setiap harinya.
Lalu bagaimana dengan batuk saya? Kata si mbak, dengan kondisi batuk seperti saya biasanya dia cukup minum jamu dua kali, dan setelah itu batukpun reda. Hmmm….hingga tulisan ini dibuat kira2 seminggu setelah minum secangkir jamu, batuk saya masih saja betah menemani sekalipun sudah agak reda. Ya, bagaimana lagi. Ini bukan hanya soal berkhasiat atau tidak. Sekali lagi, ini masalah kepercayaan. Kalau percaya penuh ya pasti akan sembuh. Bukan begitu saudara-saudara?.
Tapi saya nggak menyesal, toh hanya dengan 2 malam ikut antri saya banyak mengambil pelajaran dari kehidupan masyarakat di sana. Ada nilai kerja keras tak kenal lelah dari seorang perempuan tua. Dan tentu ada nilai kepercayaan, kerukunan, kesederhanaan dari sebuah kehidupan desa yang tampaknya tidak akan tergerus oleh perubahan jaman.
by :aditya Indraningrum
jogja, 3 okt 2009
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H