Mohon tunggu...
ningky munir
ningky munir Mohon Tunggu... Dosen - Pembaca Buku. Penonton Film. Peminum Teh

Dosen berprestasi Propinsi DKI Jakarta. Pengajar bidang business dan corporate level strategy. Sangat senang makan Bakmi GM, menonton film thriller dan anime, main mobile game yang ting-tong ting-tong serta berwarna-warni. Insomnia, tidak punya maag dan suka tidur (kalau bisa).

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

PERAMALAN "Tradisional" vs Peramalan SKENARIO untuk Bisnis

4 Desember 2024   09:32 Diperbarui: 4 Desember 2024   09:48 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Sebagai pebisnis, kita mungkin sering dihadapkan pada pertanyaan berikut:
Berapa jumlah produk yang harus saya siapkan untuk menyambut gebyar diskon 12-12 di bulan Desember? Apakah sama dengan bulan sebelumnya, yaitu saat 11-11?

Pertanyaan di atas merupakan pertanyaan yang dapat dijawab dengan melakukan kegiatan peramalan atau forecasting. Untuk membedakan dengan peramalan skenario, peramalan ini sering juga disebut sebagai peramalan "tradisional."

Peramalan adalah proses memprediksi kejadian di masa depan berdasarkan data historis dan tren yang ada. Dalam dunia bisnis, peramalan sering digunakan untuk memprediksi penjualan, permintaan produk, atau tren pasar. Tujuannya adalah untuk membantu pebisnis atau perusahaan mengambil keputusan bisnis yang lebih baik dan efektif.

>Pentingnya Peramalan

Peramalan merupakan bagian dari kegiatan Perencanaan yang memungkinkan perusahaan melakukan rencana bisnis dengan lebih baik. Misalnya perencanaan produksi membantu perusahaan memprediksi permintaan produk di masa depan, sehingga dapat mengatur produksi secara efektif dan menghindari kelebihan atau kekurangan stok. Perencanaan keuangan memungkinkan perusahaan untuk membuat anggaran yang lebih akurat dan mengelola arus kas dengan lebih baik.

Peramalan juga mendukung Pengambilan Keputusan yang lebih baik. Misalnya dalam hal peluncuran produk baru, peramalan membantu perusahaan menentukan waktu yang tepat untuk meluncurkan produk baru dan memperkirakan tingkat penerimaan pasar. Dalam hal ekspansi bisnis, peramalan membantu perusahaan memutuskan lokasi yang tepat untuk ekspansi dan memperkirakan potensi pasar di wilayah baru. Peramalan sangat berperan dalam pengelolaan risiko, karena dengan peramalan perusahaan dapat mengidentifikasi potensi risiko di masa depan dan mengembangkan strategi mitigasi risiko.

Peramalan dapat mendukung Peningkatan Efisiensi. Misalnya dalam hal optimasi inventori, permalan dapat membantu perusahaan mengoptimalkan tingkat persediaan untuk mengurangi biaya penyimpanan dan menghindari kehabisan stok. Dalam hal pengurangan biaya, peramalan membantu perusahaan mengurangi biaya produksi dan operasional dengan merencanakan sumber daya secara lebih efektif.

Secara keseluruhan peramalan mendukung Peningkatan Kinerja. Misalnya peningkatan kepuasan pelanggan melalui pemenuhan permintaan pelanggan secara lebih baik. Atau peningkatan keuntungan melalui  keputusan bisnis yang lebih baik serta pertumbuhan bisnis secara keseluruhan.

>Kapan Menggunakan Peramalan "Tradisional"

Kita bisa menggunakan peramalan ketika beberapa kondisi berikut ini terpenuhi:
1.Memiliki data histori yang cukup dan relevan;
2.Ingin memprediksi trend yang cenderung stabil dan berkelanjutan;
3.Membutuhkan perkiraan kuantitatif yang spesifik untuk penganggaran atau perencanaan produksi;
4.Lingkungan bisnis relatif stabil dan dapat diprediksi.
Contoh kondisi yang membutuhkan peramalan "tradisional" adalah ingin meramalkan permintaan baju gamis untuk menyambut lebaran tahun depan atau sekitar lima bulan lagi.

Jadi peramalan "tradisional" cocok untuk perencanaan jangka pendek dan menengah, ketika lingkungan bisnis relatif stabil. Tujuan penggunaannya adalah untuk memberikan prediksi kuantitatif yang spesifik tentang masa depan, biasanya berfokus pada satu hasil yang paling mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun