Mohon tunggu...
Nines Latifa Puspowangi
Nines Latifa Puspowangi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga 22107030050

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Imposter Syndrome, Si Sindrom "Penipu"

20 Maret 2023   07:10 Diperbarui: 20 Maret 2023   07:21 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://id.pinterest.com/pin/465067099028456616/

Siapa disini yang merasa nggak sebaik yang orang lain nilai atau bahkan selalu merasa minder, wahh hati-hati ya readers bisa jadi kamu mengalami imposter syndrome. Kalau kalian berpikir aku mau bahas game "among us" , salah besar nihh. Daripada ngehabisin waktu langsung kita bahas aja yuk apa itu imposter syndrome?

Sumber : https://id.pinterest.com/pin/465067099028456616/
Sumber : https://id.pinterest.com/pin/465067099028456616/

Imposter syndrome menurut Dr. Pauline dan Suzanne A. Imes adalah keadaan dimana seseorang tidak mampu menginternalisasi pencapaian mereka dan harus terus menerus takut dianggap sebagai penipu. Untuk lebih simple-nya nih readers, imposter syndrome adalah kondisi dimana seseorang meragukan prestasi diri sendiri, dan terus bertanya-tanya "apa aku layak dapet ini?" serta merasa takut kalau ia dianggap sebagai penipu. Semua orang tentunya pernah mengalami sindrom ini setidaknya sekali seumur hidup, jika kamu pernah merasa tidak pantas untuk mendapatkan prestasi dan resah kalau semua orang akan mengetahuinya, mungkin aja kamu lagi mengalami imposter syndrome nih readers.

Lalu orang seperti apa sih kak yang rawan terkena imposter syndrome? Sini sini aku kasih sedikit info untuk kamu. Berikut beberapa karakter orang yang rawan terkena imposter syndrome menurut kreativv :

  • Orang perfeksionis

Sebab orang yang meiliki sifat ini nggak pernah puas dengan apa yang mereka kerjakan dan selalu menentukan taget hasil yang tinggi.

  • Superwoman

Superwoman atau wanita pekerja keras biasa terpacu dengan pemikiran "wanita juga bisa kerja keras" agar mereka dapat berdiri "pas" diantara rekan kerja dengan hasil yang mereka buat.

  • Orang jenius

Dari kecil selalu dipenuhi dengan ekspektasi orang lain, membuat orang jenius harus bisa melakukan sesuai dengan cepat dan tepat.

  • Orang yang mandiri atau soloist

Tipe ini biasanya lebih memilih untuk menyelesaikan masalah sendiri yang akibatnya ia merasakan gengsi untuk meminta bantuan dan takut terlihat lemah dimata orang lain.

  • Orang yang expert

Tipe ini biasanya selalu mengukur dari prestasi atau kompetensi dan takut banget kalo dituduh tidak punya pengetahuan atau pengalaman.

Kalian termasuk salah satu karakter di atas ngga nih gaiss?? Kalau iya jangan takut semua masalah pasti ada solusinya kan ya? Berikut beberapa cara untuk mengatasi imposter syndrome menurut Dr. Pauline dan Suzanne A. Imes :

  • Ubah pola pikir 

Tidak ada satupun orang di dunia ini yang hidupnya sempurna, jika kamu mulai merasa sedih, ragu, resah, atau bahkan bodoh, tetapi ingat ini ya gais, "hampir semua orang juga merasakan hal yang sama hanya saja tidak selalu dilihatkan".

  • Maklumi ekspektasi orang lain

Cobalah untuk memaklumi ekspektasi orang lain dan belajar setuju terhadap nilai-nilai yang dipegang orang lain, serta tidak terlalu fokus kepada diri sendiri tetapi jangan dijadikan patokan ya gais.

  • Tulis semua prestasimu

Saat kamu merasa mulai mempertanyakan pencapaianmu, kamu bisa menulis apa saja prestasi yang sudah kamu buat, hal sepele apapun itu tulislah seperti membuat orang yang sedih kembali tersenyum sampai kamu masuk kedalam universitas yang bagus, lalu lihatlah kembali tulisan ini jika kamu merasakan imposter syndrome ini kembali, tentunya bisa kamu tambahkan jika ada prestasi baru.

  • Simpan baik-baik pujian berbentuk fisik yang diberikan orang lain

Kalian pasti punya teman yang love of language-nya word of affirmation kan? Kalau nggak ya gapapa, masih banyak orang yang peduli dengan kamu tanpa disadari, tapi jika ada teman atau rekan kerja yang memberikan pujian dalam bentuk fisik seperti, kertas, bunga, atau yang lain kamu bisa simpan dan abadikan momen tersebut dengan smartphone mu.

  • Berhenti membandingkan diri dengan orang lain

Poin terakhir ini merupakan hal yang paling sering kita alami, siapa disini yang masih sering bandingin dirinya dengan orang lain atau bahkan dengan teman sendiri? Ingat ini ya gais, Neil gaiman, seorang pengarang menyimpulkan "Kemungkinan besar masih banyak orang diluar sana yang merasakan hal yang sama karena pada akhirnya mungkin kita semua dalah orang yang bekerja keras dan beruntung tapi tidak selalu mahir setiap saat, mungkin kita hanya orang-orang yang berusaha sebaik mungkin dan itu sebenarnya sudah cukup."

Jadi readers penah mengalami imposter syndrome nggak nih? Jawab di kolom komentar yaaa.

Itulah sedikit informasi dari aku semoga bermanfaat yaaa

Terimakasih readerss, see you on my next article!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun