Saudara Aimanudin [Emen] dengan minat bakat dalam pariwisata, melakukan Internship Program di Ekowisata Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng. Desa Les merupakan sebuah desa wisata yang mengedepankan ekologi dan keramahan warganya
Saudara Yopi Iswanto [Opi] dengan minat bakat dalam perkapalan kayu, melakukan Internship Program di CV. Jati Pagar Nusa (JPN) Rembang - Jawa Tengah. CV Jati Pagar Nusa merupakan salah satu produsen kapal kayu terbesar dengan manajemen bisnis yang terkelola dengan baik.
Proses comdev dengan prinsip belajar, berbagi, dan bergerak bersama yang dilakukan oleh GPMI dengan pemuda Pulau Tunda yang terangkum dalam sebuah REPETITA, tentu bukan sebuah waktu yang pendek. Seiring berjalannya waktu secara perlahan, loyalitas, dedikasi, dan kesungguhan untuk terus meng-upgrade diri dalam benak pemuda Pulau Tunda mengalami dinamika pasang surut dan munculnya gesekan egocentris khasnya seorang berdarah muda. Namun dinamika tersebut seakan menjadi bumbu perjalanan dari para pemuda Pulau Tunda dalam memberikan kontribusi sesuai dengan bakat dan minatnya. Dalam hal ini Emen dan Opi telah menjadi faktor pendorong dari kontribusi pemuda Pulau Tunda agar mampu memanfaatkan potensi diri dan pulaunya, khususnya dalam hal pariwisata yang mengedepankan aspek ramah lingkungan dan keramahan warga. Masyarakat Pulau Tunda bersama pemuda mulai menyadari penuh bahwa kebersihan pulau mereka akan menjadi faktor tambah atas kenyamanan dan tingkat kunjungan para wisatawan. Apalagi kunjungan wisatawan memberikan multiplier effect bagi perekonomian mereka, dimana warga dapat income dari para pemuda selaku penyedia jasa travelling dengan memanfaatkan rumahnya sebagai homestay dan penyedia catering maupun jualan penganan khas Pulau Tunda.
Para pemuda Pulau Tunda hampir setiap akhir pekan selalu menerima order untuk wisata (baik wisata mancing maupun snorkeling) dari orang-orang sekitar Jabodetabek, Bandung, Cirebon hingga para komunitas-komunitas berbasis travelling lainnya. Tonggak utama GPMI dalam menjalankan comdev di Pulau Tunda adalah dengan prinsip bergerak bersama (kolaborasi, red) dengan pemerintah, komunitas/NGO, swasta dan perseorangan. Kami menyadari perkembangan pariwisata Pulau Tunda adalah berkat kolaborasi dan berbagi peran yang baik oleh para stakeholder. Dimana dari pihak Kementerian Kelautan Perikanan melalui GPMI telah memberikan 3 paket alat selam (diving) beserta kompressor dan kamera underwater untuk mendukung pariwisata Pulau Tunda. Sementara itu dari pihak I-CAN (Indonesian Coralreef Action Network) telah memberikan training dan sertifikasi diving secara gratis bagi pemuda Pulau Tunda. Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kabupaten Serang, Pemerintah Desa Wargasara dan Karang taruna Bahari yang mulai melakukan pembangunan sarana prasarana seperti dermaga, villa, jembatan kayu hingga penanaman terumbu karang dan mangrove untuk kelestarian Pulau Tunda. Kontribusi TNI AL, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perhubungan, BAZMA, BAZNAS, Pertamina Foundation, KNTI, Gerakan Mari Berbagi, Sahabat Pulau Indonesia, dan komunitas lain yang belum disebutkan, mari terus bersinergi dan kolaborasi untuk menyiapkan sumberdaya manusia pesisir/pulau kecil yang unggul menuju pembangunan wilayah pesisir yang berkelanjutan.
Hal ini sesuai dengan pesan Ibu Dra. Musyarafah Machmud, M.A (Bu Ara, red) dalam acara [Nangkring] Bangun Citra Indonesia Lewat Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) pada hari Jumat, 9 September 2016 di JK7 Cafe – Arion Swiss Belhotel Kemang, bahwa Kemenko Maritim ingin mewujudkan pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata melalui GBBS yang secara sinergis lintas sektoral antar kementerian/lembaga, stakeholder dan masyarakat guna berperan menyiapkan sumberdaya manusia yang memiliki kesadaran dan perilaku menjaga kebersihan lingkungan pariwisata dan bersikap ramah (senyum) kepada wisatawan mancanegara/domestik. Harapannya para wisatawan merasa nyaman, aman, dan terkesan dalam menikmati pesona wisata Indonesia. Secara bertahap Indonesia kini terus memperbaiki peringkat daya saing dan kompetitif negara dalam pariwisata, dimana menurut data Travel & Tourism Competitiveness Report dari World Economic Forum peringkat Indonesia sebelumnya berperingkat 70 pada tahun 2013, sekarang mengalami lompatan kenaikan menjadi peringkat 50 pada tahun 2015, sebuah kemajuan yang mengagumkan. Sehingga perlu terus dikawal kemajuan dan pertumbuhan dari sektor pariwisata tersebut dengan infrastruktur serta sumberdaya manusia sebagai tuan rumah sekaligus pelaku pariwisata di Indonesia agar tercapainya pertumbuhan ekonomi nasional.