Mohon tunggu...
Nine Nur Muharamah
Nine Nur Muharamah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Islamic Economics Student at University of Indonesia

Whatever you are, be a good one

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

FOMO: Definisi, Penyebab, Contoh, Gejala, dan Tips

24 Januari 2022   02:25 Diperbarui: 24 Januari 2022   02:28 4157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Di abad ke-21 seperti sekarang, penggunaan gadget dan media sosial adalah hal yang sangat biasa. Tetapi penggunaan tersebut tidak lagi menjadi biasa jika para penggunanya mengalami FOMO. FOMO atau Fear of Missing Out adalah perasaan cemas, gelisah, dan takut 'tertinggal' yang utamanya disebabkan oleh penggunaan gadget dan medsos yang berlebihan. 

Apa Yang Dimaksud Dengan FOMO?

FOMO atau Fear of Missing Out adalah perasaan takut, gelisah, dan cemas akan ketinggalan informasi, trend, event atau momen tertentu. Dengan kata lain, kehadiran rasa takut dan cemas ini dipicu oleh perasaan 'tertinggal' dari orang-orang lain. FOMO ini kemudian akan membuat seseorang merasa kehidupan yang dijalani orang lain lebih baik sehingga menyebabkan orang tersebut 'memaksakan' atau 'mewajibkan' dirinya untuk mengetahui bahkan mengikuti cara atau pola hidup orang lain. 

Penyebab dan Contoh FOMO 

Di era serba canggih seperti sekarang, sangat mudah bagi kita untuk memperoleh informasi dari berbagai belahan dunia lain dalam waktu yang singkat. Terlebih sekarang kita mengenal banyak media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan beberapa media sosial lain yang memudahkan kita untuk mengetahui setiap kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang di sekitar kita. Sayangnya kemudahan tersebut memunculkan beberapa efek negatif seperti FOMO. 

Beragam media sosial yang dapat diakses kapanpun ini memiliki banyak fitur, beberapa di antaranya adalah fitur foto dan video singkat. Fitur-fitur tersebutlah yang memicu FOMO pada sebagian banyak orang. Foto dan video yang menunjukkan aktivitas seseorang akan membuat orang-orang lain yang melihat foto dan video tersebut membandingkan kehidupannya dengan kehidupan sang pengupload foto dan video. 

Contoh FOMO yang paling sederhana adalah adanya perasaan atau keinginan untuk membuka media sosial secara terus menerus, seperti membuka aplikasi Instagram setiap 10 atau 15 menit sekali. Adanya keinginan untuk membuka media sosial secara terus menerus seperti itu tak lain dan tak bukan dipicu oleh adanya perasaan tidak nyaman, cemas, gelisah, atau perasaan takut tertinggal akan informasi dan trend yang sedang ramai dibicarakan oleh pengguna media sosial lainnya. 

Tanda-Tanda Orang yang Mengalami FOMO

Seperti yang dilansir oleh VeryWellMind bahwa FOMO ini bisa terjadi pada semua orang, artinya FOMO ini bisa dialami oleh orang-orang dari semua umur dan gender. Mari kenali beberapa tanda-tanda FOMO berikut ini.

  1. Memiliki kebiasaan untuk selalu membuka media sosial atau gadget.

  2. Lebih menaruh perhatian pada dunia maya ketimbang dunia nyata, hal ini disebabkan oleh adanya keinginan untuk diakui keberadaannya di dunia maya.

  3. Selalu ingin tahu kehidupan orang lain, terutama lewat media sosial.

  4. Selalu ingin tahu informasi, gosip, berita terpanas yang sedang ramai dibicarakan.

  5. Tidak segan segan untuk mengeluarkan uang demi hal-hal tidak penting dengan alasan agar tidak ketinggalan zaman.

  6. Selalu mengatakan 'ya' pada setiap ajakan orang lain hanya agar tidak merasa 'tertinggal' dan 'terasingkan'.

Bagaimana Cara Mengurangi atau Meminimalisir FOMO?

Melihat bahwa perasaan FOMO yang dibiarkan begitu saja dapat memicu depresi hingga gelisah berkepanjangan, berikut ini adalah beberapa tips untuk mengurangi atau meminimalisir perasaan FOMO.

  1. Fokus dan menghargai diri sendiri

Kemunculan FOMO dapat dipicu oleh fokus kita yang sering kali lebih banyak dihabiskan untuk mengurusi kehidupan atau urusan orang lain. Hal tersebut akan membuat kita kurang menghargai kemampuan dan kehidupan pribadi. Usaha untuk fokus pada diri sendiri akan membawa kita pada pemikiran bahwa setiap orang memiliki kehidupannya masing-masing. Hal itu akan membuat kita lebih menghargai kehidupan dan diri sendiri. 

  1. Membatasi/mengurangi penggunaan gadget dan media sosial

Penggunaan gadget dan media sosial yang berlebihan akan memunculkan FOMO, karenanya pengurangan penggunaan keduanya juga akan turut mengurangi FOMO.

  1. Menyibukan diri dengan aktivitas di dunia nyata

Kesibukan di dunia 'real' atau nyata akan membuat kita lupa dengan keinginan untuk mengetahui aktivitas orang lain di media sosial. Selain itu, kesibukan di dunia nyata juga akan menjadikan kita lebih produktif dibandingkan dengan hanya menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial. 

FOMO vs JOMO

Jika FOMO adalah perasaan gelisah atau takut 'tertinggal', maka JOMO atau Joy of Missing Out adalah kebalikannya. JOMO adalah perasaan nyaman yang dirasakan seseorang meskipun ia 'tertinggal' akan banyak hal. Dengan kata lain, JOMO adalah perilaku seseorang yang lebih senang untuk menghabiskan banyak waktunya di dunia nyata tanpa memusingkan hal-hal yang terjadi di media sosial maupun trend atau gosip-gosip terpanas di sekitarnya. Orang-orang yang mengalami JOMO cenderung hanya menaruh fokus pada kehidupan pribadinya dan selalu merasa cukup dengan apa yang dimilikinya. 

Yuk, lebih hargai diri sendiri dan kehidupan pribadi dengan tidak membanding-bandingkannya dengan orang lain, percayalah setiap orang punya kapasitas dan jalannya masing-masing, let's cherish every moment we spend!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun