Mohon tunggu...
Ni nengaharyawati
Ni nengaharyawati Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Tetap semangat

Selanjutnya

Tutup

Financial

Saham Delisting di Pasar Modal, Kok Bisa?

26 Maret 2020   09:22 Diperbarui: 10 April 2020   20:00 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

2. Forced Delisting (penghapusan paksa)

Yaitu delisting saham karna paksaan otoritas bursa. Hal ini bisa saja disebabkan karena kelangsungan bisnisnya tidak terjamin atau tidak dapat menunjukkan adanya peningkatan kinerja perusahaan yang memadai. Emiten yang mengalami forced delesting (penghapusan paksa) bisa mengajukan keberatan,tetapi belum tentu dikabulkan.

Lalu bagaimana nasib para investor dan apa yang sebaiknya dilakukan?, investor saham yang sudah terlanjur memiliki saham yang berpotensi mengalami delisting masih memiliki peluang untuk menyelamatkan diri. Sebab saham-saham ini masih bisa diperdagangkan di pasar negosiasi. Investor bisa menjual sahamnya di pasar negosiasi, disini BEI akan membuka kesempatan untuk para investor agar bisa menjual sahamnya yang akan delisting dalam waktu tertentu, biasanya hanya beberapa hari saja.

Namun demikian, harga saham di pasar negosiasi tentu akan rendah dan pasti tidak akan setinggi harga saham saat dulu membelinya di pasar regular. Jika di perhatikan investor yang sahamnya mengalami delisting umumnya akan mengalami rugi yang sangat besar. Agar tidak terjadi hal yang seperti itu maka, sebaiknya investor melakukan tindakan sejak awal. Misalnya dengan cara tidak membeli saham yang berpotensi mengalami delisting saham atau memilih saham perusahaan yang benar-benar memiliki kinerja bagus dan mempunyai peningkatan. Selain itu para investor juga harus mengetahui atau mengenali fundamental saham-saham pilihannya baik dari laporan keuangan dan manajemennya. Jangan membeli saham karena harganya murah tanpa mengetahui latar belakangnya. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun