Salah.
Di sini perannya waktu. Kenangan yang ia berikan merupakan pemacu agar adanya perbaikan. Merugilah mereka yang tidak berani keluar dari zona nyaman. Stagnan dalam keyakinan yang itu- itu saja, tanpa berusaha mencari hal baru agar lebih mengenal-Nya.
Waktu mengajarkan manusia bahwa makin jauh kilometer kehidupan yang ditempuh, makin kecil lingkup pergaulan yang dimiliki. Akan ada mereka insan tulus yang menemani, atau manusia baru yang hadir guna bantu memperbaiki. Tinggal bagaimana para manusia kuat menjalani.
Terjawab. Gadis manja tadi sudah mendapat pembelajaran dari sang waktu. Ikhlas merupakan sikap paling tepat. Bagaimanapun, ia percaya Tuhan mengutus waktu untuk memberikan pelajaran yang terbaik baginya. Persahabatan bukan hanya soal suka-duka dalam menjalani kesementaraan ini, namun juga kesiapan bagi mereka dalam menerima perubahan hingga keabadian datang.
“Biar. Biar waktu yang mengendalikanku,” ujar si gadis manja.
Jakarta, 3 Agutus 2016
Pukul 20.16 WIB
Rahma Nindita Zuhara Soeraatmadja
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI