Mohon tunggu...
Nindy Soeraatmadja
Nindy Soeraatmadja Mohon Tunggu... -

Cuma bintang kejora berkepribadian ambivert yang mengaku mahasiswi. "Aku bukan aku. Aku adalah meng-Aku yang terus menerus berproses menuju aku" www.nindysoe.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kamu Ada, Karena Dia Ada

3 Agustus 2016   17:41 Diperbarui: 4 Agustus 2016   03:32 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Kamu ada, karena kamu ingin ada.

Kamu ada, karena kamu dianggap ada."

Hadir sebagai karya dari sang Pencipta membuat manusia seakan pasrah akan setiap keterlanjuran. Tidak ada yang berdaya melawan takdir dari sang Maha. Semua coba untuk menerka, tapi sampai kapan pun sia- sia. “Sudah tercatat di lauhul mah fudz,” katanya.

Tidak heran, adanya pernyataan seperti itu membuat manusia cenderung bersikap fatalis. Memaklumi semua keadaan, karena menganggap hal tersebut kehendak Tuhan. Lalu, kecewa berlebihan ketika hasil tidak sesuai dengan harapan.

Hilang.

Ke-Maha-an Tuhan mulai hilang dari benak mereka para hasil karya. Konsistensi Tuhan mulai dipertanyakan. Lalu mereka mencari berbagai alasan untuk meniadakan. Meniadakan Dia, si Pencipta.

Ah. Lagi- lagi saya lupa. Harusnya saya bisa mengingatkan mereka. Ibarat darah, Tuhan pun sama. Tak terasa, namun diam- diam menghidupi.

Tuhan tahu apa yang harus Dia penuhi. Dia hanya berharap kita berserah diri. Tidak sibuk mencaci, namun coba rendah hati dan juga evaluasi. Dia beri kita kebebasan untuk mengeluh. Keluarkan saja keluhanmu. Kalau perlu teriakan. Dengan catatan, keluhmu bisa menyembuhkan luka di hatimu. Yasudah, keluarkan.

Keadaan akan berubah, ketika Dia Maha Berkehendak mengubah alur ceritamu---dengan syarat: tetap mempercayai-Nya. Mempermainkan waktu yang tidak bisa diterima oleh logikamu merupakan hal yang mudah bagi-Nya. Dunia ini ciptaan-Nya, jadi wajar kalau yang bermain adalah logika-Nya. Ketika kamu sudah berusaha dan tidak mengelak dari ketetapan-Nya, Selamat! Kamu sukses dunia- akhirat.

Jadi, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun