Mohon tunggu...
Nindy Soeraatmadja
Nindy Soeraatmadja Mohon Tunggu... -

Cuma bintang kejora berkepribadian ambivert yang mengaku mahasiswi. "Aku bukan aku. Aku adalah meng-Aku yang terus menerus berproses menuju aku" www.nindysoe.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sendiri dalam Takut

19 Januari 2016   14:47 Diperbarui: 19 Januari 2016   15:04 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang terlahir dengan ketakutannya masing- masing. Semua. Tanpa terkecuali. Semua orang dihadapkan dengan segala macam bentuk iblis yang membuat dia dapat dengan mudah merasa takut dan lemah. Hingga akhirnya, mereka membutuhkan pertolongan.....

Hay, dunia tidak seindah di fairytale. Hidup tidak semudah itu. Butuh perjuangan yang berarti untuk menghadapi segala ketakutan dalam kehidupan. Sesuatu yang baik, belum tentu akan menang. Sesuatu yang kamu anggap terbaik, belum tentu kamu dapatkan. Kamu hanya bisa memprediksi, hal apa yang membuat ketakutanmu kembali datang, dan bagaimana cara menghadapinya sendiri.

Ya, sendiri.

Terkadang, orang mengatakan cinta hanya karna dia merasa takut. Dia takut akan kesendirian. Takut jika nanti tidak bisa menghadapi ketakutannya, dan berharap orang yang dicintai ikut menemani. Itulah sebab mengapa orang dengan mudah menyebut cinta. Karna dengan adanya seseorang di samping kita, kita akan merasa bahwa kita bisa melawan segala macam bentuk tekanan yang ada di dunia: bersama.

Tapi jujur, saya tidak mengerti apa definisi lengkap mengenai cinta. Saya takut akan hal itu. Saya takut, jika kelak saya mengatakan cinta hanya karna saya takut. Takut tidak ada tempat cerita dan terlalu fokus akan tekanan yang saya rasa. Ya, cinta yang saya maksud adalah tempat cerita dan penghilang duka. Sungguh egois bukan?

Teruntuk kamu...
“I dont think its fair to say about “love” just because I'm afraid”

 

Tertanda,

 

Rahma Nindita Zuhara Soeraatmadja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun