Mohon tunggu...
Nindy Faradila Hanafi
Nindy Faradila Hanafi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mafi qolbi ghairullah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pemikiran Filsafat Pendidikan Islam KH. Hasyim Asy'ari

1 April 2020   13:58 Diperbarui: 1 April 2020   13:53 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Problem pendidikan Islam saat ini sejatinya masih bermuara seputar pendidikan klasik, yaitu rendahnya moralitas dan tumpulnya rasionalitas. Hingga saat ini, banyak sekolah Islam yang secara moral belum memenuhi harapan, begitu juga dengan kualifikasi keilmuan yang masih di bawah standard kualitas pendidikan. 

Tujuan dan akhlak dalam menuntut ilmu yang bersifat religious tentu sangat diperlukan dalam upaya pembentukan dan pembinaan moral yang saat ini tengah mengalami krisis. 

Tujuan menuntut ilmu yang sesungguhnya ialah hanya untuk mencari ridho Allah, akan tetapi pandangan sebagian masyarakat yang mengganggap bahwa menempuh pendidikan adalah untuk mendapatkan pekerjaan dan kedudukan semata. Tujuan akhir pendidikan dalam Islam adalah menghasilkan manusia yang baik, misalnya konsep manusia yang baik berarti tepat sebagai manusia adab yang meliputi kehidupan material maupun spiritual.

A. Biografi KH. Hasyim Asy’ari

Nama lengkap KH. Hasyim Asy’ari yaitu Muhammd Hashim bin Ash’ari bin Abdul Wahid bin Abdul Halima atau yang popular dengan julukan Jaka Tingkir (Sultah Hadiwijaya) bin Abdullah bin Abdul Aziz bin Abdul Fatah bin  Maulana Ishak bin Ainul Yaqin yang popular dengan sebutan Sunan Giri. Beliau lahir pada tanggal 10 April 1875, di Desa Gedang, Krcamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Dan pada tanggal 25 Juli 1947 (72 tahun) beliau dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang. Beliau merupakan pendiri Nahdhatul Ulama, organisasi massa Islam terbesar di Indonesia serta putra dari Kyai Asy’ari. Beliau adalah ulama sekaligus pemimpin dari Pondok Pesantren Keras, berada di selatan Jombang. Sementara ibunda beliau bernama Halimah, yakni memiliki silsilah keturunan dari Raja Brawijaya VI, yang dikenal dengan Lembung Peteng, ayahanda dari Jaka Tingkir (Raja Pajang). Sedangkan keturunan ke delapan dari Jaka Tingkir adaah kakenya, kyai Utsman yang memimpun Pondok Pesantren Gedang, dengan seluruh ntri berasal dari Jawa pada akhir 19. Ayah dari kakek beliau yaitu Kyai Sihah yang merupakan pendiri Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang.

KH. Hasyim Asy’ari merupakan putra ketiga dari sebelas bersaudara. Sejak beliau berumur 14 tahun tealh banyak mendapat wejangan serta pengajaran tentang ilmu agama langsung dari ayahandanya dan kakek beliau. Berbagai motivasi besar yang beliau dapatkan dari kalangan keluarga, serta minat besar dalam menuntut ilmu  yang beliau miliki, membuat KH, hasyim Asy’ari muda tumbuh menjadi seorang yang pandai. Beliau juga pernah mendapat sebuah kesempatan yang diberikan sang ayah untuk membantu mengajar di pesantrennya, karena kepandaian beliau.

Ketika usia menginjak 15 tahun, beliau berkelana di Pondok Pesantren lain. Hal ini karena beliau merasa bwlum cukup menimba ilmu yang diterima sebelumnya. Tak hanya satu pondok pesantren saja beliau singgahi, tapi banyak pondok pesantren yang disinggahinya, antara lain Pondok Pesantren Wonokoyo (Probolinggo), Pesantren Langitan (Tuban), Pesantren Trenggilis (Semarang), Pesantren Siwalan, Panji (Sidoarjo). Ketika beliau merantau di Pondok Pesantren Siwalan beliau belajar kepada Kyai Jakub, dan akhirnya beliau dijadikan menantu Kyai Ya’qub. Pada usianya yang ke 21. KH. Hasyim Asy’ari menikah dengan Nafisah, putri Kyai Ya’qub (Siwalan Panji, Sidoarjo). Pernikahan ini dilangsungkan pada tahun 1892 M/1308H.

Setelah itu, KH. Hasyim asy’ari bersama istri dan mertuanya berangkat ke Mekkah guna untuk menunaikan ibadah haji. Bersama istrinya, kemudian beliau tinggal di Mekkah untuk menuntut imu. Hingga tujuh bulan kemudian istrinya yakni Nafisah meninggl dunia setelah melahirkan seorang putera pertama yang bernama Abdullah. Empat puluh hari kemudian, Abdullah menyusul Ibunya ke alam baka. Kematian dua orang yang sangat dicintainya itu membuat KH. Hasyim Asy’ari memutuskan utuk tidak berlama-lama si tanah suci dan kembali ke Indonesia setahun kemudian. KH. Hasyim Asy’ari kembali lagi ke Mekkah ditemani saudaranya, Anis, yang kemudian meninggal disana. Pada kesempatan ini, ia tinggal di Mekkah selama tujuh tahun, menjalankan ibadah haji, belajar berbagai ilmu agama, dan bahkan bertapa di Gua Hira. Dalam perjalanannya di Mekkah itu, KH. Hasyim Asy’ari berjumpa dengan beberapa tokoh yang selanjutnya ia jadikan guru dalam berbagai ilmu agama Islam. Di antarnya guru KH. Muhammad Hasyim Asy’ari di Mekkah antara lain Syaikh Mahfuz al-Tirmasi, Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi dari Minangkabau yang merupakan ulama dan guru besar yang cukup dikenal di Mekkah, serta mejadi seorang imam Masjidil Haram. Selain itu KH. Muhammad Hasyim Asy’ari juga berguru kepada sejumlah tokoh di Mekkah, seperti Syaikh Ahmad Amin Al Athar, Sayyid Sultan bin Hasyim, Sayyid Ahmad bin Hasan Al Athar, Syeikh sayyid Yamani, Sayyid Alawi bin Ahmad As-Saqqaf, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid ‘Abd Allah Al-Zawawi. Syaikh Shaleh Bafadhal, dan Syaikh Sultan Hasyim Dagastani.

Beliau dianggap sebagai guru  dan julukan “Hadratu Syech” yang berarti “Maha Guru”. Kiprahnya tidak hanya di dunia pesantren, beliau ikut berjuang dalam membela Negara. Semangat kepahlawannya tidak pernah  kendor. Bahkan menjelang hari-hari akhir hidupnya. Bung Tomo dan panglima besar Jemnderal Soedirman kerap berkunjung ke Tebuireng untuk meminta nasehat beliau perihal perjuangan mengusir penjajah. Dalam pesantren tersebut bukan hanya ilmu agama yang diajarkan, namunnjuga pengetahuan umum ikut mengiri pengajaran agama islam.para santri belajar membaca huruf latin, menulis dan membaca buku-buku yang berisi pengetahuam umum,berorganisasi, dan berpidato. Cara demikian mendapat sambutan tidak mengenakkan dirinya, karena dikecam bid’ah. Meskipun kecaman itu terus bergulir tapi beliau tetap teguh dalam pendiriannya. Menurut beliau, mengajarkan agama islam berarti memperbaiki manusia. Mendidik para santri dan menyiapkan mereka untuk terjuan ke masyarakat, adalah salah satu tujuan utama perjuangan Kyai Hasyim Asy’ari. Meski mendapat kecaman, pesantren Tebuireng menjadi masyur ketika para santri angkatan pertama berhasil mengembangkan pesantren di berbagai daerah dan ikut menjadi besar.

Riwayat perjuangan KH. Hasyim Asy’ari sangatlah banyak dalam berbagai bidang , seperti kemasyarakatan, sosial, dan politik. Ketiganya merupakan cerminan dari praktek keagaman beliau dan pendidikan. Dalam bidang-bidang inilah beliau menunjukkan perjuangannya. Pertama, perjuangannya dalam bidang kemasyarakatan. Dalam bidang ini kiprah beliau diwujudkan dengan mendirikan Jam’iyah Nahdhatul Ulama pada tanggal 31 Januari 1926 bersama sejumlah kyai.bahkan beliau smpat ditunjuk Syeikhul Albar dalam perkumpulan ulama terbesar di Indonesia ini. Organisasi ini didirikan pada haekatnya bertujuan karena belum adanya suatu organisasi yang mampu mempersatukan para ulma dan mengubah pandangan hidup mereka tentang zaman baru. Kebanyakan mereka tiak perduli terhadap keadaan di sekitarnya. Bangkitnya kaum ulama yang menggunakan NU sebagai wadah pergerakan, tidak dapat dilepaskan dari peran KH. Hasyim Asy’ari. Beliau berkeyakinan, bahwa tanpa persatuan dan kebangkitan ulama, terbuka kesempatan bagi pihak lain untuk mengadu domba. Selain itu, didirikannya NU bertujuan untuk menyatukan kekuatan Islam dengan kaum ulama sebagai wadah untuk menjalankan tugas peran yang tidak hanya terbatas dalam bidang kepesantrenan dan ritual keagamaan belaka, tetapi juga pada masalah sosial, ekonomi maupun persolan kemasyarakatan. Dengan Nahdhatul Ulama, beliau berjuan mempertahankan kepentingan umat. Disatukannya potensi umat Islam menjadi kekuatan kokoh dan kuat, tidak mudah menjadi korban oleh kepentingan politiknyang hanya  mencari kedudukan dengan mengatas namakan Islam. Kedua, bidang ekonomi, perjuangan KH. Hasyim Asy’ari juga layak di catat dalam bidang ekonomi. Perjuangan ini barangkali adalah cerminan  dari sikap hidup beliau, dimana meskipun zuhud, tidak larut untuk melupakan dunia sama sekali. Tercatat bahwa beliau dalah juga pekerja keras sebagai petabi dan pedagang yang kaya. Mengingat para kyai pesantren pada saat itu dalam mencari nafkah banyak yang melakukan aktifitas perekonomiannya lewat tani dan dagang bukan dengan mengajar. Perjuangan beliau dalam bidang ekonomi ini diwujudkan dengan merintis kerjasama dengan pelaku ekonomi pedesaan. Kerjasama itu disebut Syirkah Mu’awanah, bentuknya itu mirip koperasi atau perusahaan tetapi dasar operasinya menggunakan Syari’at Islam. Ketiga, yaitu di bidang politik. Kiprah beliau dalam bidang ini ditandai  dengan berdirinya wadah  federasi umat Islam Indonesia yang diprakarsai oleh sejumlah tokoh Indonesia yang kemudian lahirlah Majlis Islam A’la Indonesia (MIAI) yang menghimpun banyak partai, organisasi dan perkumpulan Islam dalam berbagai aliran. Lembaga ini menjadi Masyumi yang didirikan tanggal 7 November 1945, yang kemudian menjadi partai aspirasi seluruh umat Islam. Perjuangan beliau dimulai dari perlawannya terhadap penjajahan Belanda. Beliau sering berulang kali mengeluarkan fatwa-fatwa yang sering menggemparkan pemerintah Hindia Belanda. Misalnya, ia mengharamkan  donor darah orang Islam dalam mmbantu peperangan Belanda dengan Jepang. Pada masa pendudukan Jepang, KH. Hasyim Asy’ari  memimpin MIAI (Maslim IslamAla Indoesia). Demikian pula dalam gerakan pemuda, seperti Hizbullah, Sabillah dan Masyumi, bahkan yang terakhir beliau menjadi ketua, membuat beliau dikenal sebagai kyai yang dikenal oleh banyak kalangan.

B. Karya-karya KH. Hasyim Asy’ari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun