Mohon tunggu...
Nindya Permata
Nindya Permata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

I'm a poet

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Terdengar

27 November 2024   13:03 Diperbarui: 27 November 2024   13:07 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Tanah Kering - http://co2photo-stock.deviantart.com

Tentu aku mendengarnya dengan jelas dan kata-kata itu bagaikan racun yang menyebar ke seluruh tubuhku. Aku tidak bisa berkata-kata apalagi membalasnya. Entahlah, mungkin aku memang sudah sadar bahwa aku tidak sederajat dengan mereka. 

Setelah pergi dari taman itu tiba-tiba tangisku pecah. Aku berlari sambil menutupi mukaku untuk mencari tempat yang sepi. Alhasil berakhirlah aku di tengah-tengah tumpukan sampah yang menjadi saksi betapa derasnya air mataku kala itu. 

"Aku juga tidak mau jadi seperti ini!" Jawabku dalam hati. 

Jika kalian binggung memikirkan kado apa yang ingin kalian minta di hari ulang tahun kalian. Aku selalu binggung memikirkan apakah besok aku masih bisa makan atau tidak. Bahkan untuk makanan sisapun aku berterimakasih. Masih diberikan kesempatan untuk bangun di pagi hari dan mengumpulkan botol bekas saja merupakan hal yang lebih dari cukup bagiku. Maka sudah biasa aku melewati hari dengan perut keroncongan. 

Sudah biasa aku dijadikan tontonan publik saat aku bekerja. Ada yang merasa empati atau bahkan ada yang menjadikanku bahan bersyukur. Aku memang tidak melihatnya langsung tetapi hatiku selalu merasakannya. Yasudah, tidak apa. Dengan mereka bisa melihatku aku sudah senang. Karena aku tahu bahwa masih banyak orang di luar sana yang menganggapku ada. 

Setelah aku beranjak dewasa aku mulai sadar akan betapa beruntungnya aku. Aku bisa bangkit berkat diriku sendiri, aku bisa semangat atas senyumku sendiri dan aku berhasil memerangi sang surya setiap harinya. Memang benar kita tidak sederajat, karena menurut pandanganku detajatku sangat jauh di atas kalian. Inilah makna dari gempa di dalam diriku, sekali aku bisa sadar atas apa yang aku miliki maka detik itu juga aku bisa merobohkan kesedihan dalam diriku. 

Judul : Tak Terdengar

Karya : Nindya Permata Yodi

Genre : Drama 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun