Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan jaringan otak sehingga menimbulkan gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian, kemapuan belajar menurun, kesulitan dalam berkonsentrasi, kesulitan dalam membuat keputusan, serta gangguan jiwa tertentu. Akibatnya meminum minuman keras, alam perasan seseorang menjadi berubah, orang menjadi mudah tersinggung, serta perhatian terhadap lingkungan terganggu yang pada giliranya tersingkirkan dari lingkungan sosialnya bahkan bisa dikeluarkan dari pekerjaannya.Â
Ketergantungan pada alkohol juga bisa menyebabkan gangguan suasana hati dan kecemasan sosial yang mengganggu kualitas hidup seseorang.
Meminum minuman beralkohol hanya akan membuat perasaan lebih baik di awal saja. Namun, tubuh akan memecah zat kimia yang ada dalam alkohol. Hal tersebut membuat kestabilan neurontransmiter dalam otak terganggu. Dalam jangka pendek alkohol memberikan penurunan suasana hati. Seiring waktu, hal itu menyebabkan sel-sel otak menyusut dan memicu masalah seperti depresi. Kacaunya otak juga bisa membuat Anda kehilangan ingatan jangka pendek, serta masalah kognitif jangka panjang, termasuk demensia. Demensia merupakan suatu kondisi menurunnya cara berpikir dan daya ingat seseorang.
3. Terganggunya kesehatan mental
Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dapat menimbulkan depresi, kecemasan, bipolar, psikotik, meningkatnya risiko bunuh diri, serta ketergantungan. Penyalahgunaan alkohol sering kali dikaitkan dengan munculnya gejala depresi dan kecemasan. Alkohol dapat mendesak sistem saraf pusat menyebabkan perubahan kimia di otak yang berperan dalam suasana hati serta emosi. Seseorang yang mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan cenderung lebih rentan mengalami perasaan sedih yang mendalam dan rasa cemas yang berlebihan. Seseorang merasa cemas atau takut berada di situasi sosial atau berbicara di depan orang banyak.
Selain itu, dapat membuat gejala gangguan bipolar pada individu yang sensitif. Gangguan bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem. Contohnya periode mania (kegembiraan atau antusiasme yang berlebihan) bergantian dengan periode depresi yang terjadi secara cepat. Selain itu, dapat juga terganggunya psikotik. Psikosis merupakan kondisi yang menyebabkan seseorang sulit membedakan kenyataan dan imajinasi. Psikosis ditandai dengan munculnya halusinasi dan delusi (kondisi di mana penderitanya tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak). Gejala psikotik ini muncul ketika fungsi otak terganggu akibat efek alkohol yang merusak sel-sel saraf.
Penyalahgunaan alkohol dapat juga menyebabkan penderitanya mengalami perasaan kehilangan diri atau identitas. Orang yang sering mengonsumsi alkohol mungkin mengalami kesulitan dalam menghadapi realitas hidup dan mencari identitas yang sebenarnya, terutama ketika alkohol menjadi fokus utama dalam kehidupannya. Lebih lanjut, dikaitkan dengan peningkatan risiko perilaku bunuh diri. Seseorang sulit mengendalikan emosi cenderung menggunakan alkohol sebagai mengatasi masalah yang tidak sehat akhirnya dapat meningkatkan risiko bunuh diri.Â
Mengonsumsi minuman beralkohol dapat juga menyebabkan ketergantungan fisik serta psikologis terhadap zat kimia yang terkandung dalam minuman keras. Ketika seseorang mencoba berhenti atau mengurangi konsumsi alkohol, mereka dapat mengalami gejala penarikan yang parah, seperti gemetar, kecemasan, mual, dan kejang.
Mengonsumsi minuman beralkohol mungkin tampak seperti bentuk hiburan dan relaksasi, tetapi Anda harus sadar bahwa di balik kesenangan itu terdapat bahaya yang serius bagi kesehatan fisik, jiwa, serta mental. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk menghindari minuman beralkohol, terutama jika memiliki riwayat kesehatan. Dengan menjaga gaya hidup sehat dan tidak mengonsumsi minuman keras beralkohol, Anda dapat terhindar dari bahaya mabuk yang dapat merusak tubuh. Dengan kesadaran dan pendidikan yang tepat, Anda dapat mengurangi dampak negatif yang disebabkan oleh konsumsi minuman keras beralkohol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H