Mohon tunggu...
Nindya Dipta
Nindya Dipta Mohon Tunggu... -

wanita adalah berlian yang paling berharga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tolong Jangan Rebut Kebahagian Kami

9 Mei 2013   09:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:52 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

tapi, apa bisa aku mewujudkan cita-cita ku, sedangkan pemikiran untuk lanjut sekolah belum ada di pikiranku, aku ingin bekerja terlebih dahulu untuk membantu mamahku, dan untuk mengumpulkan biaya kuliahku. sebenarnya aku dipaksa untuk kuliah di STPDN Jatinangor, tapi aku sangat menolaknya. karena aku ingin membahagiakan dan tidak mau berdosa pada mamahku, jadinya aku menuruti apa kata mamahku. aku didaftarkan untuk masuk STPDN, sudah lunas bayar pendaftaran, dan waktunya untuk berangkat ke jatinangor mengikuti tes fisik dan sebagainya. malah aku membatalkan kepergianku untuk ikut kesana. karena aku sangat tidak kuat untuk fisiknya. maafkan aku mah, untuk kali ini aku tidak menuruti apa kata mamah. tapi mamahku sangat mengerti kondisi ku.

Hari ini, tanggal 20 september. aku melamar kerja di salah satu  perusahaan . tepat tanggal 21 september aku diterima kerja di perusahaan itu. aku nikmati pekerjaan itu sampai akhirnya 3 bulan berlalu, aku mendaftarkan disalah satu Universitas Negri yang didirikan oleh pemerintah. setiap jumat dan sabtu jam kerjaku di potong ,hemm begitupun gaji ku hehe...

sangat menikmati sekali pekerjaan ku dan kuliahku ini yang memang orang-orangnya sangat baik. aku mengambil jurusan P..... karena aku menruti apa kata mamahku, dan akli ini aku ga boleh gagal. PNS yang sedang aku kejar saat ini, karena aku ingin seperti mamah. seorang PNS yang sering membantu orang-orang yang membutuhkan. :)

aku heran, kenapa orang-orang selalu mengejekku. " gimana ayahnya? ada kabar ga? ko lupa sih sama anaknya sendiri" itu lah perkataan orang lain. apa yang jawab, aku hanya tersenyum.. dan menjawab " ga ada kabar, soalnya rumahnya jauh dan tidak mempunya handphone. ayah ga lupa ko sama anak-anaknya" . itu lah yang aku jawab.

adzan dzuhur pun berkumandang, aku mengambil air wudhu dan menjalankan perintah-Nya, berdoa untuk keselamatan dunia akhirat keluarga ku, dan paling utama berdoa untuk ayahku disana " ya allah, dimanapun dia, dalam kondisi apapun dia tolong selamatkan dan di berikan kesehatan untuk dia dan keluarganya, selamatkanlah kandungan istirnya agar bayi yang dikandungnya lahir di dunia dan menjadi adik tiri ku."

siangnya aku mendengar kabar kalau istri ayah sudah melahirkan berkelamin laki-laki, dan berwajah ganteng. "tuhan, terimakasih engkau telah mendengar doaku. engkau berikan bayi laki-laki yang dapat menjaga ayahku dan ibunya. engkau memberikannya karena aku memang sangat menginnginkan adikku itu kahir dgn kelamin laki-laki. agar dia menjadi anak yang soleh, sabar seperti ayahku, bisa menjaga ku dan adikku yang pertama"

sampai saat ini aku belum bisa melihat atau menjenguk istri ayahku dan adik tiriku, karena mamah belum mengizinkan aku .

pada tahun 2013, mamah seperti nya sudah terbuka hatinya. sudah musnah ilmu yang dilarang allah, yang di masukkan oleh pria itu.,

" mamah salah, mamah harusnya ga percaya sama omongan dia. dia ngebuat mamah lupa, lupa sama ayah,Mita, dan kamu. dari dulu mereka menginginkan mamah tidak punya suami, mereka tidak ingin melihat kita hidup senang. jadi dikenalkanya mamah dengan pria itu sebagai perusak rumah tangga mamah. sebenarnya mamah sayang sama ayah, ayah kamu adalah orang yang sangat sabar, baik. coba mamah tidak melakukan hal bodoh seperti itu, sekarang cuma kamu dan mita yang mamah harapkan, biarkan orang mau ngomong apa? yang penting kamu maju, buktikan kalau kamu bisa menjadi orang sukses,nak! buktikan pada mereka yang sirik sama kita. kapan-kapan kalau mamah punya rezki dan kamu punya rezki yang banyak ,kita temui ayah dan keluargnya disana. " nasihat mamah yang aku dengar saat kita sedang bercerita.

memang aku adalah orang yang sangat tertutup dan pendiam, aku hanya bisa menangis menangis dan menangis mendengarkan celotehan mamahku, dan aku hanya menjawab dua kata "iya mamah" .

aku merenungkan pembicaraan waktu sore itu , merenung sambil memikrikan harus bagaimana aku kedepanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun