Mohon tunggu...
Nindy Dwi Royani
Nindy Dwi Royani Mohon Tunggu... Mahasiswa - ...

Bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Life Hack Pilihan

Nostalgia Guru Ngaji Setempat Sb. Sari

11 Mei 2022   19:04 Diperbarui: 22 Mei 2022   05:50 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kalian masih menjalin silaturahmi dengan orang yang mengajari kalian mengaji? Ya... karena anak kecil yang beragama Islam biasanya akan diajarkan untuk belajar ilmu agama salah satunya yaitu mengaji. Baik oleh orang tuanya langsung yang mengajari maupun diajarkan oleh guru ngaji setempat.

Sebagian besar anak-anak belajar ilmu agama kepada guru ngaji. Mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan pada dasarnya ada anak yang tidak bisa diajarkan oleh orang tuanya langsung seperti sulitnya dalam memahami materi yang ada. Oleh karena itu jika diajarkan sama orang lain yaitu guru ngaji anak akan cenderung mendengarkan dan mudah dipahami. Meskipun demikian tidak semua anak yang berperilaku seperti hal tersebut. Ada juga anak yang lebih nyaman kalau diajari oleh orang tuanya sendiri. Kembali lagi pada kondisi anak tersebut.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai guru ngaji. Dalam artikel ini akan membahas terlebih dahulu mengapa anak diajarkan ilmu agama sejak kecil. Hal tersebut dikarenakan ilmu agama sangat penting untuk anak, salah satunya dalam perkembangan anak mengenai sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran agama Islam yang berakhlak mulia. Tidak hanya ilmu agama saja yang diajarkan kepada anak-anak, akan tetapi juga diajarkan tentang ilmu pengetahuan umum.

Pastinya dalam perkembangan anak peran orang tua sangat dibutuhkan, terlebih seorang ibu. Sekolah pertama seorang anak adalah ibunya. Seorang ibu harus mampu mengajarkan anak-anaknya sejak dini. Oleh karena itu pentingnya penanaman karakter anak dengan ilmu agama sejak kecil berpengaruh besar dalam perkembangan karakter kedepannya.

Selain itu, anak kecil cenderung akan lebih mudah menangkap apa yang diajarkan. Tidak hanya itu saja, daya ingat anak kecil juga bagus. Kebiasaan- kebiasaan yang diajarkan saat kecil akan diingat dan dilaksanakan oleh anak seterusnya. Meskipun perilaku setelah dewasanya tidak bisa dinilai dengan hanya melihat seseorang dari masa kecilnya.

Mengapa ilmu agama tetap diajarkan sejak kecil, meskipun tidak menjamin perilakunya kedepannya? Hal tersebut dikarenakan setidaknya kita sudah menjalankan memenuhi kewajiban kita kepada anak untuk memberikan pengetahuan ilmu agama dan mengenalkan yang baik dan yang buruk. Tidak hanya sebagai pemenuhan kewajiban tetapi juga sebagai tanggung jawab kita terhadap Allah SWT yang telah menitipkan anak kepada kita.

Setelah membahas sedikit mengenai mengapa kita diajarkan ilmu agama sejak kecil, kita semakin faham bahwa apa yang dilakukan oleh orang tua sudah benar. Begitu juga yang dilakukan orang tua saya. Meskipun kedua orang tua saya mengajari saya ilmu agama, tetapi seperti layaknya anak-anak pada umumnya saya juga belajar ilmu agama kepada guru ngaji. Berbicara tentang guru ngaji saya belajar ngaji di rumah beliau langsung. Beliau adalah Bapak Simin dan ibu Parmi. Beliau orang yang baik dan ramah. Beliau sudah saya anggap orang tua saya sendiri.

Pastinya ada yang bertanya mengapa tidak di masjid saja mengajinya? Alasannya yang pertama, karena tempat mengajinya lebih dekat dari rumah saya daripada ngaji ke masjid. Tidak hanya dekat tetapi juga keluarga saya mengenal baik mereka. Selain itu, karena rumahnya dekat orang tua saya dengan mudah mengawasi saya.

Ya, awal-awalnya biasanya saya diantar dan ditunggu ibu saya. Dengan berjalannya waktu dan tambah besarnya, saya berangkat bersama kedua mbakku. Mereka adalah anak dari kedua kakak ibu saya. Mereka bernama kak Iis dan kak Ayu. Tiap sore kak Iis dan kak Ayu selalu sudah bersiap di rumah untuk menjemput saya.
Seperti halnya anak-anak lainnya belajar bersama-sama membuat senang dan bersemangat. Selain ilmu agama yang didapatkan tetapi juga dapat berinteraksi dengan teman-teman lainnya. Dimana interaksi tersebut menjadi momen berharga bagi saya.

Alasan lainnya karena tentunya masjid tempat ngajinya jauh dari rumah dan kebanyakan dari gang rumah saya mengaji di Ibu Parmiyem. Oh iya ibu Parmiyem biasanya kami memanggil beliau ibu Parmi. Selain baik beliau juga penyabar menghadapi sikap dan perilaku kita. Ya meskipun aku termasuk yang rajin tetapi terkadang juga pernah nakal. Salah satunya yaitu dengan tidak fokus saat beliau menjelaskan.

Oh iya, pada momen lebaran tahun saya mengunjungi beliau di rumahnya. Saya ke sana bersilaturahmi dan sekaligus mewawancarai beliau. Dalam wawancaranya yang dibahas mengenai tentang bagaimana pendapat beliau mengenai murid-muridnya dahulu dan pesan yang diberikan kepada saya dan murid yang lain yang masih diucapkan saat kita bertemu.

Momen belajar ngaji ini tidak akan terulang lagi. Hal tersebut dikarenakan semakin dewasanya kita  biasanya akan mulai meninggalkan belajar ngaji bersama. Karena pada dasarnya kalau sudah dewasa akan ada rasa canggung atau malu terlebih kalau belajar bersama dengan anak-anak. Meskipun tidak semua orang ya..... Tergantung pribadi masing-masing.

Oh iya tidak hanya diajari mengaji saya di sana juga diajarkan cara sholat dengan benar. Apa saja yang diajarkan disana? Biasanya yang perempuan mengajinya bersama Ibu Parmi. Di sana tidak hanya perempuan saja yang mengaji tetapi ada anak laki-lakinya juga. Meskipun demikian jumlahnya lebih sedikit daripada anak perempuan. Oleh karena itu saya juga terkadang kebagian mengaji ke bapak Simin jika beliau sudah selesai menyimak anak laki-laki.

Di sana saya banyak belajar hal tentang ilmu agama yang pertama tentunya dalam membaca Al-Quran. Saya diajarkan mulai dari Iqro sampai khatam Al-Quran. Perkembangan saya dalam belajar membaca Al-Quran bisa dibilang cukup baik. Meskipun juga tidak bagus sekali, ya namanya anak kecil terkadang serius terkadang tidak fokus. Dalam pembelajarannya beliau selalu ditekankan agar ada progres dalam mengajinya. Meskipun hanya sedikit, beliau sangat menghargai usaha kita yang ingin belajar menjadi lebih baik lagi. Dalam membaca Al-Quran materi yang diajarkan seperti pelafalan yang benar dan ilmu tajwid.

Tidak hanya pemberian materi saja, tetapi juga langsung dipraktekkan sesuai yang dicontohkan. Namun waktu awal-awal masuk tidak terlalu berat materinya. Apalagi saat iqro dan juz Amma masih ringan dalam pemberian materi terlebih yang mengaji di sana sangat beragam usianya. 

Saya sendiri mulai mengaji di sana saat baru masuk SD. Murid paling kecil waktu itu anak TK dan rata-rata anak SD. Biasanya saya mulai mengajinya habis sholat Ashar sampai Magrib. Mengaji di sana tidak setiap hari, tetapi pada hari sabtu dan Minggu kita diliburkan.
Tidak hanya belajar membaca Al-Quran, tetapi juga belajar sholat dengan benar. Awalnya beliau menerangkan materi tentang bagaimana cara sholat dengan benar. Pastinya tidak hanya ada materi saja, beliau setiap akhir bulan biasanya meminta kita untuk praktek. Yang lebih seru biasanya beliau memberikan cerita nabi-nabi yang banyak disukai termasuk saya.

Beliau tidak hanya berjasa dalam memperkenalkan saya tentang ilmu agama tetapi juga dalam membangun karakter yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Terlepas dari itu semuanya, beliau selalu berpesan kepada muridnya agar selalu menjalin silaturahmi. Dan bisa menjalankan apa yang telah dipelajari saat mengaji dulu.

Selain itu, beliau selalu mengutamakan muridnya agar bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Beliau seorang yang taat beribadah dan selalu mengutamakan pendidikan agama. Hal tersebut dapat tercermin dari kepribadiannya sehari-hari.

Salah satu momen yang berkesan saat beliau mengadakan praktek sholat yang langsung mengundang orang tua kita. Pada momen tersebut para orang tua untuk menyaksikan anak-anaknya. Mungkin terlihat biasa bagi sebagian seseorang tetapi hal tersebut sangat berkesan untuk saya. Beliau memberikan ilmunya dengan tulus, dimana beliau mengajarkan kita sampai bisa. Menurut beliau hal tersebut menjadi pencapaian tersendiri, bukan menjadi beban beliau. Dalam mengajarkan kita beliau lakukan tanpa meminta imbalan sama sekali. 

Besarnya jasa beliau kepada kami muridnya sangat tidak terlupakan. Saya pribadi sangat bersyukur karena dapat mengenal beliau dengan baik dan menjadikan pribadi saya lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Life Hack Selengkapnya
Lihat Life Hack Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun