Mohon tunggu...
Nindy Dwi Royani
Nindy Dwi Royani Mohon Tunggu... Mahasiswa - ...

Bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar Kehidupan Nyata dari Beliau Orang Baik

10 April 2022   22:43 Diperbarui: 17 Mei 2022   08:30 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Tak banyak yang saya tahu sebelum berbincang-bincang dengan beliau. Tetapi hal yang saya tahu beliau adalah seorang yang pekerja keras. Tetapi ada hal yang membuat saya sedih. Sedikit banyaknya saya tahu perjuangan beliau menyekolahkan anaknya. Tetapi ada saja yang menggunjing beliau. Tak hanya itu, bahkan ada perkataan seseorang yang menurut saya menyakiti hati beliau. Ada saja tetangga yang merendahkan bahakan mengatakan bahwa buat apa sekolah tinggi-tinggi. Menurut mereka hal tersebut hanya menyusahkan Bu Mar dan membuang-buang uang saja.


Jujur saja saya merasa tidak setuju dengan pendapat seseorang tersebut. Saya salah satu orang yang dari keluarga yang menganggap bahwa pendidikan itu penting. Dengan support keluarga yang ingin anaknya untuk bisa melanjutkan pendidikan, untuk bisa mewujudkan impiannya.


Hal yang membuat saya lagi-lagi salut terhadap sikap beliau dalam menghadapi gunjingan tersebut. Beliau malah membuat hal tersebut sebagai motivasi untuk merealisasikan mimpinya. Sungguh luar biasa, keringat doa dan kerja keras beliau untuk anaknya. Sikap beliau sangat membuat saya kagum. Sikap beliau seperti sikap ibu saya. Di mana selalu mementingkan keluarganya terutama anaknya. Besarnya kasih sayang yang Bu Mar berikan kepada anaknya membuat saya yakin bahwa di dunia ini masih banyak orang yang benar-benar baik dan tulus.


Mendengar sepenggal kisah Bu Mar menambah pengetahuan saya tentang kerasnya kehidupan. Bagaimana kerja kerasnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan anaknya. Cerita beliau semakin membuat saya terbuka hatinya. Saat kita mempunyai rezeki untuk tidak melupakan orang disekitar kita yang kesulitan. Meskipun nilai-nilai tersebut sudah ditanamkan dari kecil, tetapi dengan melihat langsung dan mendengarkan kisah beliau, membuat saya semakin tahu hal tersebut tidak hanya dalam ucapan saja tetapi harus ada realisasinya.


Meskipun Bu Mar tidak mampu, tetapi beliau selalu mengajarkan kepada anaknya untuk tidak meminta-minta belas kasian orang lain. Prinsip tersebut yang selalu beliau pegang. Beliau meyakini bahwa beliau mampu untuk bekerja sendiri meskipun hasilnya tidak seberapa, tetapi beliau mensyukurinya. Beliau menanamkan prinsip itu agar nantinya anaknya dapat menggunakan tenaga dan pikirannya dalam bekerja, sehingga tidak menggantungkan kepada orang lain.


Beliau yakin bahwa kelak anaknya dapat menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain. Meskipun dengan begitu, beliau harus tetap bekerja keras untuk mewujudkan impiannya, beliau berkata ikhlas.


Beliau selalu menanamkan sifat jujur sejak dini kepada anaknya. Meskipun dalam kondisi tidak punya sama sekali, tidak boleh mengambil yang bukan haknya. Begitu juga dalam berkata. Beliau selalu mengajarkan untuk terbuka tentang apa saja masalah yang dihadapi anaknya. Beliau ingin anaknya menjadikan beliau sebagai tempat sandaran untuk semua masalah yang sedang dihadapinya.


Nasehat yang saya dapatkan dari belia yaitu bukan dunia yang di kejar. Tetapi beliau mengatakan bahwa dunia akan mengikuti jika kita mengejar akhirat. Kebahagiaan yang ada di dunia hanya sementara karena kehidupan yang abadi yaitu di akhirat. Oleh karena itu beliau selalu mengingatkan kepada keluarganya untuk selalu menjalankan kewajiban ibadahnya. Sebisa mungkin beliau juga menjalankan ibadah dengan tepat waktu. Beliau yakin bahwa semua kesulitan dan cobaan yang beliau dapatkan karena Sang pencipta sayang terhadap beliau dan  keluarganya. Beliau meyakini bahwa Sang pencipta tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuan hambanya.


Walaupun beliau mendapat gunjingan dari orang lain, tetapi beliau tidak dendam sama sekali. Sifat pemaaf beliau membuat saya merasa terharu. Beliau dengan mudah dapat memaafkan perkataan mereka. Meskipun saya tahu hal tersebut tidak mudah. Di mana kita harus bersikap tegar di depan orang banyak agar tidak selalu direndahkan.


Di sini saya ingin mengatakan untuk siapa saja yang merasa mampu dan memiliki uang setidaknya jika tidak ingin membagi rezekinya janganlah engkau membuat mereka yang tidak mampu sakit hati dengan kesombongan ataupun perkataan kalian. Kalian harus ingat bahwa kehidupan di dunia hanya sementara. Tidakkah kalian menggunakan waktu kalian untuk saling membantu, berbagi dan beribadah?


Apakah kalian juga siap jika diposisi Bu Mar? Apakah kalian mampu menghadapi semua cobaan dengan senyuman? Apakah kalian sudah menggunakan harta kalian dalam kebaikan? Tidakkah kalian berpikir terlebih dahulu sebelum berkata? Jangan kalian berpendapat hanya dari apa yang kalian lihat saja. Jangan menyakiti saudara kita. Kita terlahir sama sebagai manusia. Kedudukan kita sama di mata Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun