selama hampir 18thn aku selalu menjaga hati dan perasaanku dengan sangat baik, tidak pernah aku izinkan seorang laki-laki manapun untuk menghancurkannya, ketika aku merasa kecewa dengan cepat aku akan hentikan semua perasaan terhadap orang itu.
sampai suatu hari aku berkenalan dengan seseorang, seseorang yang sebenarnya sudah tidak asing lagi bagiku. seseorang yang begitu sangat cepat menarik perhatianku, aku belum tahu dia orangnya seperti apa, bagaimana sifat dan kepribadiannya bahkan akupun tidak tahu cerita hidupnya. tapi entahlah aku mempunyai perasaan yang beda tanpa harus aku mengetahui semuanya tentang dia. ya tentang dia :)
waktu berjalan dan akhirnya kitapun menjalin satu hubungan "berpacaran". dia seseorang yang begitu amat sangat cuek tidak ada romantisnya sedikitpun, tapi aku tetap berusaha untuk menerimanya. sampai pada suatu keadaan dimana dia menghilang tanpa kabar setelah memberikan hadiah ultah ke 19 ku, tidak ada sms, tidak ada telepon, apalagi datang kerumah. aku merasa sangat-sangat kecewa karena aku merasa baru kali perasaanku digantung tanpa status yang jelas. pada saat itu aku berfikir mungkin dia malu mempunyai pacar yang seperti aku, karna aku tidak seperti mantan-mantanya diwaktu dulu, atau mungkin dia menyesal karna aku tidak sesuai dengan yang ia harapkan dan mungkin memang cukup sampai disitu perasaannya terhadapku :)
berapa bulan kemudian tiba-tiba dia datang kembali dengan ekspresi wajah seperti tidak ada masalah apapun diantara kita. tanpa ia memintaku untuk kembali entah kenapa ketika dia datang perasaan ini berkata untuk menerimanya kembali dengan harapan dia tidak akan mengulangi kejadian yang lalu.
waktu berlalu dan aku masih tetap dengan statusku "berpacaran" dengan dia sampai usiaku 20 saat ini, walau sebenarnya perasaan dan hatiku sangat sakit saat ini. perasaan dan hati yang betahun-tahun aku jaga kini hancur oleh seseorang yang aku sayang. begitu sakit dan perih dan sering sekali aku tidak sanggup untuk menahannya, tapi apalah peduli dia aku bukan seseorang yang penting dihidupnya dan dia tidak peduli dengan apa yang aku rasakan. walaupun aku bilang ribuan kali bahwa aku kecewa dan sakit hati karenanya dia tidak pernah menghiraukan itu, mendengarkan mungkin iya tapi hanya lewat aja masuk kuping kanan keluar kuping kiri. entah harus bagaimana aku sekarang untuk menjalaninya. yang pasti adalah aku harus berusaha sendirian bertahan dan menyembuhkan semua luka dan kecewa ini karna tidak ada yang peduli akan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H