Sementara kita? Manusia-manusia biasa yang penuh dosa, dan posisi kita di surga aja kita belum tahu, masa iya kita nekad untuk menyamain posisi kita sama Rasulullah SAW. Ya pasti jauhlaah meeen ...Â
Posisi sebagai hamba yang bersyukur, patut bahkan harus kita terapkan di kehidupan kita. Terlebih lagi sudah Rasulullah SAW contohkan. Tetapi, posisi kita sebagai hamba yang memohon itu juga gak mungkin bisa lepas dari sosok kita sebagai manusia biasa yang terdiri dari unsur-unsur mineral ini.
Kita, yang tak pernah luput dari dosa, justru sangat amat, very, kudu, must, harus banget memohon kepada Allah SWT. Posisi kita sebagai hamba yang memohon justru menguatkan posisi kita sebagai hamba Allah SWT. Hamba yang selalu dan akan selalu butuh pertolongan dan bimbingan Allah SWT.
Jadi, kalau kita gak mau salah paham tentang suatu hal, ada baiknya, kita pun juga harus memasukkan akal pikiran kita terkait bahasan apapun.Â
Rasulullah SAW kan juga ngajarin kita supaya kita memakai logika dalam beragama. Coba deh teman-teman cari sumber tentang tauladan kita Rasulullah SAW saat menggunakan logika berpikirnya dalam menyelesaikan masalah. InsyaAllah ketemu dan banyak sumbernya Â
Okay, sepertinya part kali ini cukup sekian dulu. Ternyata sudah banyak yaa kata-kata yang sudah lama tak saya ungkapkan di sini, hehe. Maaf juga kalau ada kekurangan dan kesalahan, karena semua kesalahan dan kekeliruan emang bersumber dari saya, adapun kebenaran hanya dari Allah SWT, begitulah para guru mengajarkan.
Ohiya para pecinta literasi juga boleh mampir ke blog saya kok di  (link di sini)      Â
Sekian dulu writing time buat kita. Kalau mau kasih masukan boleh banget comment di kolom komentar yaah, Terima Kasiiih para pecinta literasi.
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Â
Kalau kalian mau kepoin karya tulisan dari Ust. Arafat, boleh banget kunjungin link di bawah yaa: