Dulu kau tak ada
Namun, guliran waktu membawamu ada karena cinta
Dan
Karena cinta, kau pun kembali tak ada
Ini karena inginnya Sang Kuasa
Menjeputmu dengan paksa
Dengan perlahan dan penuh kasih sayang
Hidup adalah guliran waktu yang berputar pada porosnya
Poros roda yang lambat laun akan karat pula rupanya
Tak usah karat,Â
Mati pun ada masanya...
Kau pergi dan meninggalkan rindu di pangkuanmu..
Bersenda gurau dengan lelucon yang tak lucu..
Entah, namun hal itu yang selalu aku tunggu..
Dirimu..
Apapun itu,
Uwa, nenek, sekaligus ibu
Bagiku..
Panggilan mulia akan kusebutkan satu per satu bila perlu
Jika bisa membuat kita kembali bersatu..
Tanpa kusadar, itu tidak mungkin bukan?
Bodohnya, aku tahu itu!
Namun, akan kutunggu,Â
Pasti akan kutunggu!
Dalam doa dan anganku
Saat-saat kita kembali merajut rindu
Berucap seru tentang hal-hal yang tak tentu...
Saat kau memelukku
Kembali di pangkuanmu
IBU...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H