Oleh sebab itu, peran mereka semestinya diaktualisasikan sebagai aktor percaturan peradaban hakiki di masa depan. Agar mereka tak sekedar menjadikan Pramuka sebagai cita-cita dalam menggerakkan potensi kemudaannya. Melainkan menjadikan Pramuka sebagai sarana menuju perubahan yang menembus sekat kebangsaan. Karena bagaimana pun, pemahaman sekat kebangsaan justru menumpulkan sisi aktivis para anggota Pramuka yang pada dasarnya selalu bergerak.
Berangkat dari sini, sebenarnya tak ada salahnya jika seorang anggota Pramuka juga sekaligus punya andil sebagai aktivis masjid atau kerohanian Islam. Justru tidak pada tempatnya jika Gerakan Pramuka dijadikan wadah untuk menghadang radikalisme. Apalagi ketika definisi radikalisme selama ini lekat dengan aktivis Islam. Padahal menjadi anggota Pramuka yang bertaqwa, bukankah hal ini termasuk menjiwai Dasa Dharma Pramuka?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H