Mohon tunggu...
Nindia
Nindia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I'm an employee who trying to be great person

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jaga Keuangan, Selamatkan Perekonomian

9 Oktober 2014   07:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:47 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi dimana mekanisme ekonomi dalam penetapan harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko berfungsi secara baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Arti stabilitas sistem keuangan dapat dipahami dengan melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan instabilitas di sektor keuangan. Ketidakstabilan sistem keuangan dapat dipicu oleh berbagai macam penyebab dan gejolak. Hal ini umumnya merupakan kombinasi antara kegagalan pasar, baik karena faktor struktural maupun perilaku. Kegagalan pasar itu sendiri dapat bersumber dari eksternal (internasional) dan internal (domestik). Risiko yang sering menyertai kegiatan dalam sistem keuangan antara lain risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko operasional.

Untuk mencegah berbagai macam penyebab dan gejolak tersebut maka Pertanyaannya, bagaimana peranan Bank Indonesia dalam memelihara stabilitas sistem keuangan? Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan instrumen dalam menjaga stabilitas sistem keuangan itu adalah:

Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Oleh karena itu, untuk menciptakan stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu kebijakan yang disebut inflation targeting framework.

Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi.

Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.

Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan.

Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan.

Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Sebagai bagian dari sistem perekonomian, sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus kepada yang mengalami defisit. Apabila sistem keuangan tidak stabil dan tidak berfungsi secara efisien, pengalokasian dana tidak akan berjalan dengan baik sehingga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Pengalaman menunjukkan, sistem keuangan yang tidak stabil, terlebih lagi jika mengakibatkan terjadinya krisis, memerlukan biaya yang sangat tinggi untuk upaya penyelamatannya.

Pelajaran berharga pernah dialami Indonesia ketika terjadi krisis keuangan tahun 1998, dimana pada waktu itu biaya krisis sangat signifikan. Selain itu, diperlukan waktu yang lama untuk membangkitkan kembali kepercayaan publik terhadap sistem keuangan. Krisis tahun 1998 ini membuktikan bahwa stabilitas sistem keuangan merupakan aspek yang sangat penting dalam membentuk dan menjaga perekonomian yang berkelanjutan. Sistem keuangan yang tidak stabil cenderung rentan terhadap berbagai gejolak  sehingga mengganggu perputaran roda perekonomian.

Secara umum dapat dikatakan bahwa ketidakstabilan sistem keuangan dapat  mengakibatkan timbulnya beberapa kondisi yang tidak menguntungkan seperti:

·Transmisi kebijakan moneter tidak berfungsi secara normal sehingga kebijakan moneter menjadi tidak efektif.

·Fungsi intermediasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya akibat alokasi dana yang tidak tepat sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi.

·Ketidakpercayaan publik terhadap sistem keuangan yang umumnya akan diikuti dengan perilaku panik para investor untuk menarik dananya sehingga mendorong terjadinya kesulitan likuiditas.

·Sangat tingginya biaya penyelamatan terhadap sistem keuangan apabila terjadi krisis yang bersifat sistemik.

Atas dasar kondisi di atas, upaya untuk menghindari atau mengurangi risiko kemungkinan terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan sangatlah diperlukan, terutama untuk menghindari kerugian yang begitu besar lagi.

Indikator Pengukuran Stabilitas Sistem Keuangan

Indikator microprudential (​Agregat)

Indikator makroekonomi

Kecukupan modal

   Rasio modal agregat

Kualitas Aset

- Bagi Kreditur

   Konsentrasi kredit secara sektoral

   Pinjaman dalam mata uang asing

   Pinjaman terhadap pihak terkait, kredit macet (NPL) dan pencadangannya

- Bagi Debitur

   DER (rasio hutang thd modal), laba perusahaan

Manajemen Sistem Keuangan yang Sehat

   Pertumbuhan jumlah lembaga keuangan, dan lain-lain

Pendapatan dan Keuntungan

   ROA, ROE, dan rasio beban terhadap pendapatan

Likuiditas

   Kredit bank sentral kpd Lemb.Keu, LDR, struktur jangka waktu aset dan kewajiban

Sensitivitas terhadap risiko pasar

   Risiko nilai tukar, suku bunga dan  harga saham

Indikator berbasis pasar

   Harga pasar instrumen keuangan, peringkat kredit, sovereign yield spread, dll.

Pertumbuhan ekonomi

   Tingkat pertumbuhan agregat

   Sektor ekonomi yang jatuh

BOP

   Defisit neraca berjalan

   Kecukupan cadangan devisa

   Pinjaman luar negeri (termasuk struktur jangka waktu)

   Term of trade

   Komposisi dan jangka waktu aliran modal

Inflasi

   Volatilitas inflasi

Suku Bunga dan Nilai Tukar

   Volatilitas suku bunga dan nilai tukar

   Tingkat suku bunga domestik

   Stabilitas nilai tukar yang berkelanjutan

   Jaminan nilai tukar

Efek menular

   Trade spillover

   Korelasi pasar keuangan

Faktor-faktor lain

   Investasi dan pemberian pinjaman yang terarah

   Dana pemerintah pada sistem perbankan

Hutang jatuh tempo

Disamping itu, untuk menjaga agar sistem keuangan stabil pemerintah juga harus memperhatikan dan mengembangkan faktor sebagai berikut :

1.Produktivitas

Mengapa produktivitas sangat penting? Mengenai produktivitas dan pertumbuhan ekonomi dengan membuat model sederhana yang didasarkan atas novel terkenal Daniel Defos, Robinson Crusoe. Robinson Crusoe adalah pelaut yang terdampar di sebuah pulau terpencil. Karena hidup sendiri, Crusoe menangkap ikan, menanam sayur, dan membuat pakaian sendiri.kita bisa menganggap kegiatan Crusoe memproduksi dan mengonsumsi ikan, sayuran dan pakaian, sebagai sebuah perekonomian yang sederhana. Dengan menelaah perekonomian Crusoe, kita bisa mendapatkan beberapa pelajaran yang juga berlaku di perekonomian yang lebih kompleks dan realistis. Apa yang menjadi penentu standar hidup Crusoe? Jawabannya mudah. Jika Crusoe mahir menangkap ikan, menanam sayur dan membuat pakaian, ia hidup dengan baik. Jika tidak mahir melakukan hal-hal tersebut, dia akan hidup merana. Karena Crusoe hanya mengonsumsi apa yang dihasilkannya, maka standar hidupnya bergantung pada kemampuan produktifnya. Istilah produktivitas (productivity) mengacu pada jumlah barang dan jasa yang dihasilkan seorang pekerja. Dalam kasus perekonomian Crusoe ini, sangat mudah untuk melihat bahwa produktivitas menjadi faktor penentu dari standar hidup dan pertumbuhan produktivitas adalah faktor penentu peningkatan standar hidup . semakin banyak ikan yang ditangkapnya, maka Crusoe akan memiliki makan malam yang semakin banyak. Jika Crusoe mendapat tempat yang lebih bagus untuk menangkap ikan, maka produktivitasnya meningkat. Peningkatan produktivitas membuat Crusoe lebih baik: ia dapat makan lebh banyak ikan, atau mengurangi waktu memancingnya dan mencurahkan lebih banyak waktu untuk membuat barang-barang lain yang disukainya. Peranan produktivitas menentukan standar hidup suatu negara. Masing-masing faktor penentu produktivitas Crusoe adalah modal fisik, modal manusia, sumber daya alam, dan pengetahuan teknologi. Maka dari itu untuk menjaga agar sistem keuangan stabil negara kita harus negara produktivitas.

2.Pentingnya Masyarakat dalam Penghematan dan Investasi

Karena modal adalah faktor produksi yang diproduksi, maka masyarakat dapat mengubah jumlah modal yang dimilikinya. Jika pada saat ini perekonomian menghasilkan modal-modal baru dalam jumlah besar, maka pada saat mendatang akan tersedia lebih banyak modal untuk memproduksi lebih banyak jenis barang dan jasa. Dengan demikian salah satu cara peningkatan di masa depan adalah dengan menginvestasikan lebih banyak sumber daya yang ada untuk memproduksi modal. Jika masyarakat ingin melakukan investasi yang lebih banyak modal, maka mereka harus mengurangi konsumsi dan menghemat lebih banyak pendapatan yang ada saat ini. Pertumbuhan yang akan muncul dari akumulasi modal bukanlah sesuatu yang diperoleh begitu saja. Diperlukan pengorbanan berupa konsumsi barang dan jasa oleh masyarakat di masa sekarang agar bisa lebih banyak mengonsumsi di masa depan.

3.Lembaga-Lembaga Perantara Keuangan dan Jumlah Uang yang Beredar

Lembaga-lembaga perantara keuangan (financial intermediaries) adalah institusi keuangan yang melaluinya penabung dapat, secara tidak langsung, menyediakan dana bagi peminjam. Istilah perantara mencerminkan peran dan institusi ini yang berada diantara penabung dan peminjam. Disini akan membahas satu institusi perantara keuangan yang paling penting saja  yaitu bank. Bank, selain berfungsi sebagai lembaga perantar keuangan, bank memainkan salah satu peranan penting dalam perekonomian. Bank memfasilitasi pembelian barang dan jasa yang dilakukan oleh nasabah dengan cara menulis cek yang mengurangi nilai simpanan mereka di bank. Nah dalam pemberian bunga (interest) kepada nasabah penabung dan peminjam jangan terlalu jauh berbeda, karena untuk peminjam yang akan menggunakan uang pinjamannya sebagai modal usaha, menurut survey didaerah saya mereka agak keberatan dengan bunga yang terlalu tinggi. saya tau itu untuk mengurangi risiko piutang tak tertagih atau peminjam hilang atau melarikan diri, namun jangan terlalu besar juga, jadi jangan hanya memperhitungkan keuntungan bank namun juga memperhatikan bagaimana nasabahnya. Sejauh ini kita telah mengenal konsep “uang” dan mendiskusikan bagaimana Fed mengendalikan jumlah uang yang beredar dengan membeli dan menjual surat obligasi pemerintah pada operasi pasar terbuka. Walaupun penjelasan mengenai jumlah uang yang beredar ini benar, hal tersebut berjumlah lengkap. Penjelasan tersebut mengabaikan peran sentral yan dimainkan oleh bank-bank dalam sistem moneter. Jumlah uang yang kita pegang mencakup uang tunai (uang kertas yang ada dalam dompet dan uang koin yang ada dalam kantong) dan rekening giro (saldo di rekening bank kita). Karena rekening giro disimpan di bank, sikap yang diambil oleh bank-bank bisa mempengaruhi jumlah tabungan dalam perekonomian dan jumlah uang yang beredar. Apabila bank meminjamkan sebagian simpanannya, bank tersebut meningkatkan jumlah uang dalam perekonomian. Karena bank turut berperan dalam menentukan jumlah uang yang beredar yang dilakukan Fed menjadi tidak sempurna.

4.Pertumbuhan Uang dan Inflasi

Tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian akan menyesuaikan diri agar jumlah uang yang beredar dan permintaannya menjadi seimbang. Ketika bank sentral meningkatkan jumlah uang yang beredar, tingkat harga akan naik. Pertumbuhan jumlah uang yang hebat akan mengakibatkan terjadinya inflasi berkepanjangan. Pemerintah bisa membiayai pengeluaran-pengeluarannya dengan cara mencetak uang. Ketika negara sangat mengandalkan “pajak inflasi” ini, hasilnya adalah hiperinflasi. Banyak orang yang mengira bahwa inflasi menyebabkan harga-harga barang yang mereka beli. Pandangan ini keliru karena inflasi juga meningkatkan pendapatan nominal.

Di sisi lain Bank Indonesia berpandangan gejolak di pasar keuangan belum mempengaruhi ekspansi perekonomian. Pertumbuhan ekonomi selama triwulan III-2007   diperkirakan   sebesar 6,2%. Pertumbuhan ini terutama akan didukung oleh pertumbuhan ekspor, konsumsi swasta, dan investasi. Membaiknya kegiatan investasi terutama ditopang oleh optimisme investor dan dukungan pembiayaan perbankan. Dari sisi penawaran, kemampuan sisi produksi dalam merespon kenaikan permintaan masih memadai seiring dengan peningkatan kegiatan produksi.

Saya sebagai mahasiswa percaya bahwa Bank Indonesia sebagai Bank Sentral akan terus melakukan langkah-langkah  koordinasi  secara intensif dengan Pemerintah dalam upaya bersama mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu, Bank Indonesia akan tetap melaksanakan kebijakan moneter secara terukur dan berhati-hati dengan terus mencermati dinamika yang berkembang dalam perekonomian.

Referensi :

Mankiw, N. Gregory. 2004.(terjemahan dari Chriswan Sungkono). Principle of economics. Jakarta : Salemba Empat

www.bi.go.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun