Mohon tunggu...
NINDIA AYUARISANTI
NINDIA AYUARISANTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

......

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Pajak dan Bea Cukai Rokok untuk Pembiayaan Kesehatan

22 Agustus 2023   23:29 Diperbarui: 25 Agustus 2023   12:37 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pajak dan bea cukai rokok adalah sumber pendapatan yang signifikan bagi negara. Namun, pentingnya pemanfaatan pajak dan bea cukai rokok untuk pembayaran kesehatan menjadi perdebatan yang hangat. Dalam artikel ini, saya ingin menyampaikan opini selaku tim netral dalam mosi tentang pentingnya pemanfaatan pajak dan bea cukai rokok untuk pembayaran kesehatan dan menyajikan beberapa sumber yang relevan untuk mendukung argumen tersebut.

Pertama, pemanfaatan pajak dan bea cukai rokok untuk pembayaran kesehatan dapat memberikan pembiayaan yang lebih besar bagi sektor kesehatan. Merokok dan paparan terhadap asap rokok diketahui menjadi penyebab terbesar berbagai penyakit serius seperti kanker, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan. WHO (World Health Organization) melaporkan bahwa merokok dan asap rokok menyebabkan lebih dari 8 juta kematian setiap tahunnya. Dengan memanfaatkan pajak dan bea cukai rokok untuk pembayaran kesehatan, pemerintah dapat mengalokasikan lebih banyak dana untuk upaya pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi terkait penyakit yang disebabkan oleh rokok.

Kedua, pemanfaatan pajak dan bea cukai rokok untuk pembayaran kesehatan dapat mendorong penurunan konsumsi rokok. Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan harga melalui pajak dan bea cukai dapat menjadi insentif bagi konsumen untuk mengurangi atau bahkan berhenti merokok. Ini berarti akan ada pengurangan prevalensi perokok dan eksposur terhadap asap rokok di masyarakat. Studi yang dilakukan oleh Chaloupka dan Yurekli (2000) menunjukkan bahwa kenaikan harga rokok yang disebabkan oleh pajak dan bea cukai dapat secara signifikan mengurangi konsumsi rokok.

Namun, ada pihak yang menentang pemanfaatan pajak dan bea cukai rokok untuk pembayaran kesehatan. Argumen yang sering diajukan adalah bahwa konsumen tidak seharusnya menjadi sumber pendapatan ekstra bagi pemerintah hanya karena keputusan pribadi mereka untuk merokok. Mereka berpendapat bahwa ini adalah bentuk diskriminasi terhadap perokok. Meskipun argumen ini bisa dipahami, penting untuk diingat bahwa konsumsi rokok berdampak negatif bagi populasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, peningkatan pajak dan bea cukai rokok adalah upaya untuk mengkompensasi beban finansial yang ditanggung oleh sistem kesehatan akibat penyakit yang disebabkan oleh rokok. 

Bisa dikatakan bahwa pemerintah seperti memanfaatkan perokok untuk menambah penghasilan pajak mereka. tidak ada pula transparansi dari pemrintah sehingga rakyat tidak bisa tahu secara langsung kemana alokasi dana dari pajak rokok ini dikeluarkan. apakah benar-benar untuk membiayai orang yangsakit atau ternyata digunakan untuk hal lain.

Sebagai sumber yang relevan untuk mendukung argumen mengenai pemanfaatan pajak dan bea cukai rokok untuk pembayaran kesehatan, ada beberapa sumber yang bisa digunakan. WHO merupakan sumber rujukan yang kuat dalam masalah kesehatan terkait rokok dan kebijakan terkait serta dampaknya pada masyarakat. Selain itu, penelitian oleh Chaloupka dan Yurekli (2000) yang menyelidiki hubungan antara harga rokok dan konsumsi juga memberikan informasi penting untuk mendukung argumen tentang penurunan konsumsi melalui peningkatan harga melalui pajak dan bea cukai rokok.

Dalam kesimpulan, pemanfaatan pajak dan bea cukai rokok untuk pembayaran kesehatan memiliki manfaat yang signifikan. Selain memberikan pembiayaan yang lebih besar untuk sektor kesehatan, langkah ini juga dapat mendorong penurunan konsumsi rokok. Dengan memberlakukan pajak dan bea cukai yang lebih tinggi pada rokok, pemerintah dapat memberikan insentif kepada perokok untuk mengurangi atau berhenti merokok. Meskipun ada keberatan atas penggunaan konsumen sebagai sumber pendapatan ekstra, penting untuk diingat bahwa dampak negatif rokok terhadap kesehatan adalah masalah yang harus ditanggung secara kolektif oleh masyarakat. Dalam kebijakan kesehatan yang bertujuan melindungi masyarakat, pemanfaatan pajak dan bea cukai rokok untuk pembayaran kesehatan adalah pendekatan yang perlu diperhatikan. namun, pemerintah harus bisa bertanggung jawab akan alokasi dananya serta bisa melakukan transparansi pajak rokok ini.

Sumber:

World Health Organization (WHO). (Accessed 2021). "Tobacco.": https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tobacco
Chaloupka, F. J., & Yurekli, A. (2000). "Higher tobacco prices and taxes in South East Asia: an effective tool to reduce tobacco use, save lives and generate revenue." Tobacco control, 9(3), 293-302.

#Amerta2023 #KsatriaAirlangga #UnairHebat#AngkatanMudaKsatriaAirlangga #BanggaUNAIR#BaktiKamiAbadiUntukNegeri #Ksatria6_Garuda6#ResonansiKsatriaAirlangga #ManifestasiSpasial#GuratanTintaMenggerakkanBangsa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun