Mohon tunggu...
Ninde KhairunitaUlva
Ninde KhairunitaUlva Mohon Tunggu... Lainnya - Agribisnis - Faperta

Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Peluang Potensial Budidaya Tanaman Jahe di Masa Pandemi

12 Oktober 2020   15:29 Diperbarui: 12 Oktober 2020   15:42 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanaman jahe merupakan tanaman rimpang yang biasa digunakan sebagai rempah-rempahan atau bahan obat. Tanaman jahe termasuk dalam hortikultura biofarmaka. Jenis tanaman jahe ada tiga macam yaitu jahe gajah, jahe emprit dan jahe merah. Masing-masing dari ketiga jenis tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. 

Jahe gajah memiliki ukuran yang lebih besar daripada jenis jahe yang lainnya dan biasanya digunakan sebagai bahan obat saat rimpang masih berumur muda, apabila rimpang telah berumur tua maka dimanfaatkan sebagai campuran bahan masakan. 

Jahe emprit memiliki minyak astiri yang paling banyak diantara jenis jahe lainnya. sedangkan jahe merah memiliki karakteristik yang khas yaitu warna jingga kemerahan pada rimpangnya. Berikut ini adalah gambar dari ketiga jenis jahe :

Tanaman jahe memiliki peluang potensial pada masa pandemi seperti saat ini karena jahe banyak dicari oleh masyarakat untuk dijadikan sebagai obat atau ramuan tradisional penambah daya tahan tubuh. Nilai kegunaan jahe dalam pengobatan tradisional terdapat pada rimpang yang mengandung berbagai macam senyawa aktif penuh khasiat. 

Harga jahe selama masa pandemi melonjak naik dibanding dengan harga pada tahun sebelum pandemi. seperti halnya pada masyarakat pedesaan Banyuwangi yang menggunakan tanaman jahe untuk meningkatkan sistem imun tubuh. biasanya masyarakat pedesaan Banyuwangi menjadikan jahe sebagai olahan minuman yang biasa disebut dengan "wedang jahe" untuk diminum pada saat sore atau malam hari. 

Harga jahe gajah di Banyuwangi mencapai Rp. 35.000/kg sampai Rp.45.000/kg. Harga Jahe emprit mencapai Rp. 25.000/kg sampai rp.35.000/kg. Sedangkan harga Jahe merah mencapai Rp.75.000/kg sampai Rp.90.000. 

Harga awal masing-masing jenis jahe sebelum pandemi adalah  Rp.15.000 /kg, Rp.12.000 /kg, dan Rp.30.000/kg. kenaikan harga dipengaruhi oleh banyaknya permintaan konsumen tetapi pasokan bahan bakunya sedikit. 

Menurut Abdillah (2019), konsumen jahe juga tidak hanya dari masyarakat tetapi juga dari perusahaan jamu, pabrik bahkan perusahaan luar negeri (ekspor). Maka dari itu usaha budidaya jahe memiliki potensi yang baik untuk dijalankan.

Usaha budidaya tanaman jahe di Kabupaten Banyuwangi telah sukses dilakukan selama masa pandemi. salah satunya adalah budidaya jahe merah dalam karung. budidaya ini dirasa efektif karena saat pembudidayaannya lebih banyak menggunakan bahan organik dan tidak memerlukan lahan pertanaman yang luas. 

Budidaya diawali dengan penyemaian bibit pada polybag hingga bibit berumur 1,5 bulan. Setelah itu bibit akan dipindah dalam karung yang sebelumnya sudah disi tanah, pupuk kompos, air beras yang telah difermentasi minimal 20 hari. Perawatannya juga cukup mudah dengan menyiram setiap pagi atau sore hari selama proses pembudidayaan. 

global-news.co.id
global-news.co.id
Jahe mulai bisa dipanen pada umur 8-10 bulan. rata-rata jahe yang dihasilkan dalam 1 karung (1 tanaman) mencapai 2,5 kg sampai 3 kg perkarung. Maka dari itu usaha budidaya jahe mrupakan peluang usaha yang baik karena kebutuhan akan jahe terus meningkat setiap tahunnya dan pembudidayaannya pun tidak sulit dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun