Mohon tunggu...
Nindasari
Nindasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Saya mahasiswa Ilmu Komunikasi dengan fokus studi Komunikasi Massa Digital, dan saya menyukai hal-hal terkait jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Teknologi AI dalam Jurnalisme: Tantangan atau Peluang?

21 Oktober 2023   14:57 Diperbarui: 21 Oktober 2023   15:50 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: Getty Images) 

Meskipun demikian, robot dalam menghasilkan tulisan berita terselip cukup banyak kelemahan. Dalam menulis berita robot tak dapat menyuguhkan verifikasi langsung dari narasumber. Oleh sebab itu, dalam tulisan berita tersebut tak terdapat nilai humanis. Robot menggunakan bahasa yang sangat baku dalam menulis, sehingga berbeda dengan tulisan jurnalis.

Hal yang terus menjadi pertimbangan bahwa AI menjadi tantangan atau peluang bagi jurnalis? Teknologi AI mampu menyediakan tema atau ide untuk menciptakan suatu berita. Hal tersebut secara tak langsung menimbulkan bentuk ancaman bagi para jurnalis. Bahkan jika jurnalis robot semakin berkembang kemungkinan dapat menyaingi profesi jurnalis.

Meskipun demikian, AI menyuguhkan manfaat dalam mencari berbagai sumber data dengan waktu singkat. Melalui NewsWhip, jurnalis pun dapat membandingkan akurasi dari informasi atau berita. Selanjutnya, jurnalis dalam Beritagar.id juga akan sangat terbantu dengan situs sejenis NewsWhip. Baik Beritagar.id maupun NewsWhip, kedua situs tersebut memanfaatkan teknologi AI (Artificial Intelligence).

Teknologi digital merupakan buatan manusia, sehingga tak mempunyai perasaan seperti manusia. Begitu juga dengan teknologi AI bahkan robot yang dapat menulis berita layaknya jurnalis. Kemungkinan teknologi robot dapat menghasilkan tulisan berita, namun tak akan sama dengan tulisan jurnalis. Sehingga nilai berita yang dihasilkan oleh tulisan robot akan berbeda dengan jurnalis.

Jurnalis merupakan manusia yang mempunyai perasaan, sehingga dapat menghasilkan berita yang humanis. Dalam memproduksi berita, jurnalis dapat melakukan wawancara secara langsung dengan narasumber. Bahkan jurnalis mampu merangkai kalimat dengan bahasa yang terkesan lebih humanis. Sangat penting seorang jurnalis mampu untuk mengadaptasi perkembangan teknologi dan memanfaatkannya.

Teknologi kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) sangat bermanfaat bagi masa depan jurnalisme. Namun, pemanfaatan teknologi tersebut harus tetap mengandalkan tenaga kerja jurnalis. Jika produksi berita hanya mengandalkan robot maka kemungkinan dapat merugikan perusahaan media. Oleh sebab itu, teknologi AI tersebut seharusnya hanya bersifat membantu bukanlah menggantikan.

Referensi:
Marconi, F. (2020). Newsmakers: Artificial intelligence and the future of journalism. New York: Columbia University Press.
Putranto, A., & Utoyo, A. W. (2022). Praktik jurnalis robot sebagai akhir profesi jurnalis. Jurnal Mahardika Adiwidia, 1(2), 86-99.
Widodo, Y. (2020). Jurnalisme multimedia. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun