Kuliah kerja nyata menjadi salah satu upaya perguruan tinggi untuk membantu mengembangkan desa, yang mana sebagian besar daerah pedesaan di Indonesia memerlukan pengelolaan terhadap potensi yang dimilikinya. Untuk memahami potensi sebuah desa memerlukan adanya pemahaman mengenai karakteristik daerah serta warga masyarakatnya.
Saat pelaksanaan kegiatan KKN, mahasiswa memiliki tugas untuk membukakan jalan bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi apa yang mereka miliki melalui porgram kerja yang telah disusun melalui beberapa tahap survey.
Dalam melaksanakan kegiatan KKN di Desa Mudal, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, kelompok 124 UNS memiliki lima program kerja utama, diantaranya adalah Pengolahan Hasil Tanaman Obat Keluarga (TOGA); Pengenalan Teknologi Pengusir Hama Tikus, Burung, dan Serangga; Pelatihan Editing Video; Sosialisasi Digital Marketing dan Pembuatan NIB untuk UMKM Desa Mudal; serta Pembaharuan Layanan Website Desa Mudal.
Program kerja pengolahan hasil tanaman obat keluarga (toga) dipilih menjadi program utama karena sebagian besar wilayah RT di Desa Mudal telah memiliki tanaman obat keluarga (toga) yang dikelola oleh Ibu-Ibu PKK serta seluruh masyarakat secara bergiliran.Â
Hal ini dilatar belakangi dengan ditunjuknya Desa Mudal menjadi salah satu Kampung PKK Berkelas yang mana dibentuk kelompok Asuhan Mandiri Tanaman Obat Keluarga (ASMANTOGA) di setiap RT.Â
Mereka memanfaatkan lahan kosong untuk menanam tanaman obat keluaraga (toga) menggunakan media tanah. Tanaman yang ditanam pun sudah beragam, mulai dari jahe, kunyit, sayur-sayuran, serai, serta lainnya.
Meskipun masih tergolong baru dalam penanaman tanaman obat keluarga, tetapi di Desa Mudal berhasil memenangkan lomba tanaman obat keluarga (toga) di tingkat Kabupaten Boyolali dan akan mewakili Kabupaten Boyolali di tingkat provinsi pada bulan September mendatang.
Hasil yang diperoleh dari penanaman tanaman obat keluarga (toga) ini cukup memuaskan, namun masyarakat terhambat dalam pengolahan hasil toga ini. Saat ini, masyarakat hanya menjual tanaman obat keluarga (toga) dalam bentuk bahan mentah, bukan sebagai sebuah produk.Â
Hasil tanaman obat keluarga (toga) bisa diubah menjadi produk seperti wedhang jahe instan yang memiliki nilai jual lebih tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh.Â
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pengolahan hasil tanaman obat keluarga (toga) ini cukup sederhana dan mudah didapatkan antara lain jahe, gula pasir, gula jawa, serai, daun pandan, cengkeh, dan kayu manis.
Program kerja pengolahan hasil tanaman obat keluarga (toga) dilaksanakan sebanyak dua kali dengan Ibu PKK Desa Mudal sebagai sasaran dalam kegiatan ini.Â
Kegiatan yang pertama dilaksanakan sosialisasi mengenai pengolahan tanaman obat keluarga (toga) dengan mendatangkan pemateri dari UNS yaitu Dr. Sapja Anantanyu, SP, M.Si. Kegiatan ini dilaksanakan pada Hari Minggu tanggal 31 Juli 2022.Â
Sedangkan kegiatan kedua dilaksanakan praktik pengolahan hasil tanaman obat keluarga dengan membuat tiga minuman instan, yaitu Teh Bunga Telang, Wedhang Jahe, dan Kunir Asem yang diawali dengan proses pengeringan hasil tanaman obat keluarga (toga) lalu dilanjutkan dengan pengemasan produk. Kegiatan ini dilaksanakan pada Hari Kamis, 11 Agustus 2022.
Dengan program kerja pengolahan hasil tanaman obat keluarga (toga) yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN UNS Kelompok 124 di Desa Mudal diharapkan mampu menambah wawasan ilmu baru sehingga mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk kemajuan Desa Mudal khususnya dalam pengolahan hasil tanaman obat keluarga (toga).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H