Mohon tunggu...
Ninda Fauzi
Ninda Fauzi Mohon Tunggu... -

badai pasti berlalu

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Suhu Politik Negara Memanas, Investor Otomotif Frustasi

13 Februari 2015   18:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:15 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1423803468426238289

IHS Automotive bahkan mengatakan, penjualan kendaraan bakal turun 19 persen atau tinggal 1,08 juta unit. Sedangkan produksi akan turun sebesar 8 persen atau tinggal 2,2 juta unit. Diketahui, pada 2012 diketahui, angka produksi di negeri itu telah mencapai 2,45 juta unit.

Semua bisa jadi berhulu pada tekanan ekonomi yang kian berat di Thailand. Betapa tidak, sejumlah data membeberkan, pertumbuhan ekonomi Thailand hanya mencapai 3 persen pada 2013. Artinya, terjadi penurunan signifikan besar dibandingkan 2012, yakni saat pertumbuhan ekonomi negeri itu mencapai 6,5 persen.

Kendati pada pekan lalu, Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra bersuara keras, seolah hendak membantah terjadinya ancaman di bidang investasi. Catatan Badan Investasi Thailand (BoI) malah menunjukkan, peningkatan permintaan investasi asing ke Thailand menjadi US$ 47 miliar, sedangkan satu tahun sebelumnya di posisi US$ 23,5 miliar.

KONSUMEN TAK PERCAYA

Apapun sangkalan pemerintah, fakta sudah menunjukkan melemahnya kepercayaan konsumen akibatkrisis politik berkepanjangan. Indeks Kepercayaan Konsumen (CCI) diketahui menukik selama 10 bulan berturut-turut, sehingga berada di 61,4 poin (terendah dalam 26 bulan). Itulah yang diyakini sebagai penyumbang anjloknya penjualan mobil di negeri jiran tersebut.

“Krisis politik makin memperlemah kepercayaan konsumen,” kata Dushyant Sinha, Associate Director di Automotive Practice, Asia Pacific, seperti ditulis The Nation, awal Maret lalu.

Pekan lalu, Federasi Industri Thailand (FTI) bahkan membeberkan, produksi mobil di Thailand jatuh 24% pada Februari, dibanding pada Februari 2013. Penurunan terbesar karena produsen tidak lagi harus "ngebut" memenuhi permintaan first time car buyer. Hal itu jelas menjadi ancaman bagi target produksi 2017 yang mematok angka 3 juta mobil.

Kemunduran produksi otomotif  sekaligus berpotensi memunculkan masalah bagi penciptaan lapangan kerja dan pendapatan Thailand. Data Thailand Automotive Institute menyebutkan, industri otomotif menciptakan lebih dari 500.000 lapangan kerja dan menyumbang lebih dari 10% produk domestik bruto terkait manufaktur di Thailand pada 2012.

Pada ajang akbar otomotif yang digelar negeri itu pada penghujung 2013 lalu indikator adanya persoalan serius di industri tersebut cukup terasa. Thailand Motor Expo International 2013 hanya dikunjungi oleh 1,36 juta dengan nilai transaksi hanya 46 miliar baht. Padahal setahun sebelumnya, pengunjung di perhelatan yang sama mencapai 1,6 juta orang dengan nilai transaksi mencapai 51 miliar baht.

Walau tidak berharap, menengok perkembangan situasi negeri jiran itu belakangan, bukan tak mungkin kondisi serupa terjadi dalam The 35th Bangkok International Motor Show yang berlangsung mulai 26 Maret hingga 6 April di Kompleks Impact Muang Thong Thani, Bangkok. Walau memang, pihak penyelenggara sendiri ttap mengaku optimistis bisa menyedot 1,7 juta pengunjung, lewat upaya mereka menghadirkan 29 pabrikan mobil, 9 pabrikan roda dua, 7 perusahaan audio mobil, dan 80 industri pendukung otomotif  di ajang tersebut. Semoga saja...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun