Mohon tunggu...
Ninda Erlita
Ninda Erlita Mohon Tunggu... Guru - Penulis Pemula

Seorang guru yang baru belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Jarak Jauh dalam Masa Pandemi

13 Juli 2021   23:24 Diperbarui: 13 Juli 2021   23:27 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak sekali perubahan yang kita rasakan selama masa pandemi Covid 19 ini seperti harus memakai masker saat keluar rumah, menjaga jarak, rajin mencuci tangan serta menghindari kerumunan. Tak hanya itu perubahan juga terjadi di berbagai bidang, tak terkecuali pada bidang pendidikan.

Pandemi Covid-19 ini menimbulkan pengaruh jangka pendek terhadap keberlangsungan pembelajaran, dan pengaruh ini akan dirasakan oleh semua orang terutama di bidang pendidikan entah itu di desa maupun di kota. Belajar dari rumah merupakan hal baru bagi Indonesia lebih-lebih bagi peserta didik dan tenaga didik. Belajar dari rumah ini belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga keefektifan pembelajaran secara online ini belum teruji. Pengaruh dari pandemi Covid-19 ini juga mengharuskan pemerintah untuk menutup sekolah-sekolah sampai suasana kembali seperti semula.

Pembelajaran jarak jauh adalah sistem pembelajaran formal yang dilakukan oleh tenaga pengajar dengan peserta didik tanpa adanya pertemuan tatap muka secara langsung. 

Semua kegiatan pembelajaran dilakukan melalui aplikasi. Kebijakan pemerintah untuk pembelajaran jarak jauh diberlakukan pada berbagai tingkatan mulai dari TK, SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi. Adapun kebijakan tersebut dikeluarkan dengan tujuan agar mengurangi risiko penularan Covid-19.

Pro Kontra Pembelajaran Online Dalam Masa Pandemi

Pembelajaran online ini memiliki banyak keterbatasan, seperti ketiadaan gawai (ponsel, laptop, tablet), rendahnya pemahaman mengenai media digital, keterbatasan pembelian paket, dan keterbatasan sinyal. 

Pembelajaran online bukan cuman bermasalah dalam teknis saja, akan tetapi tujuan pembelajaran pun belum teruji keefektifannya dalam pembelajaran online. 

Siswa yang terbiasa belajar tatap muka dan dijelaskan secara langsung oleh guru, kini hanya bisa mendengar instruksi, bacaan, dan memberikan tambahan tugas memalui via zoom atau pun video yang di upload dari you tobe. Hal ini membuat siswa semakin kebingungan sebab tidak adanya penjelasan secara jelas,akan tetapi siswa tetap dipaksa untuk memahami dan mengerjakan tugas.

Banyak sekali pro dan kontra terhadap kebijakan pemerintah tersebut. Kebijakan tersebut tentu memberikan keuntungan bagi peserta didik yang telah siap dengan alat elektronik pendukung belajar mereka seperti ponsel ataupun laptop. 

Namun, lain halnya dengan peserta didik yang kurang mampu untuk membeli alat elektronik tersebut. Sehingga, pihak sekolah harus mencari solusi agar semua peserta didik dapat mengikuti pembelajaran jarak jauh ini. 

Selain pada alat pendukung belajar, banyak peserta didik yang mengeluh tentang biaya kuota internet yang mereka gunakan kini harus melonjak naik.

Rintangan Dalam Melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh

Sistem pembelajaran jarak jauh ini kurang kondusif baik bagi tenaga pengajar maupun peserta didik. Mengapa? karena saat pembelajaran tatap muka saja masih banyak peserta didik yang kurang paham apalagi jika melalui pembelajaran jarak jauh seperti ini. Tenaga pengajar tidak bisa mengontrol perkembangan peserta didik secara langsung. Tenaga pengajar hanya dapat melakukan pembelajaran menggunakan media sosial seperti WhatsApp, e-mail, aplikasi google meet, aplikasi zoom atau media lain.

Kurang efektif untuk peserta didik karena saat pembelajaran jarak jauh peserta didik hanya mengerjakan soal saja untuk mendapatkan nilai. Saat di rumah pun tak jarang orang tua yang juga menyuruh anaknya untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah sehingga anak harus membagi waktu kapan harus belajar, istirahat ataupun harus mengerjakan pekerjaan lainnya. Bagi peserta didik yang memasuki usia remaja mungkin telah mandiri untuk belajar di rumah seperti ini. Namun, lain halnya untuk peserta didik TK atau SD karena saat mereka belajar di rumah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mendampingi mereka belajar. Tak jarang orang tua tersebut mendampingi sekaligus ikut andil dalam mengerjakan tugas anaknya.

Rintangan yang dialami orang tua dalam menghadapi anaknya belajar di rumah yaitu kurangnya materi pemahaman boleh orang tua, kesulitan orang tua dalam menumbuhkan semangat belajar anak, tidak memiliki waktu yang cukup untuk mendampingi anaknya karena harus bekerja, orang tua yang tak sabar dalam mendampingi tingkah anaknya saat belajar, kesulitan orang tua dalam menggunakan ponsel, dan rintangan dalam jaringan internet. Tidak hanya itu keterbatasan ekonomi orang tua pada masa pandemi ini menjadi kendala utama karena susahnya mencari pekerjaan, dan banyaknya orang tua yang kena PHK. Oleh karena itu orang tua memiliki segudang rintangan dalam membimbing anak-anaknya untuk belajar di rumah

Meskipun demikian, pandemi Covid-19 bukanlah menjadi suatu penghalang bagi anak bangsa untuk mengejar cita-cita mereka. Apapun kebijakan yang telah pemerintah berikan tentu saja telah dipikirkan ke depannya. Harapan kita semoga selama proses pembelajaraan online ini situasi pandemi Covid-19 segera membaik supaya proses pembelajaran dapat dilakuakan kembali seperti biasanya.

Penulis : Ninda Erlita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun