Dalam dunia pendidikan, usai memutuskan pilihan menyandang status sebagai mahasiswa baru, secara tidak langsung mereka harus siap menerima segala konsekuesinya terutama bagi mahasiswa yang akan merantau dan menjalani pendidikan di luar kota. Pada tahun ajaran baru 2022/2023 pandemi covid-19 sudah mereda, perguruan tinggi mengumumkan akan melakukan pembelajaran full luring sehingga seluruh mahasiswa dari berbagai daerah akan berbondong-bondong merantau di kota tempat perguruan tinggi masing-masing.
Bagi mahasiswa yang rumahnya jauh dari kampus mengharuskan mereka tinggal di kost, hal tersebut akan sangat berat karena sebelumnya mereka melakukan pembelajaran online untuk waktu yang lama. Sebab , selain harus menghadapi perbedaan budaya dan lingkungan, mereka juga harus tinggal jauh dari orang tua dan saudara mereka. Kini segala tanggung jawab di emban sendiri.
Mahasiswa baru saat ini sedang berada pada fase perkembangan dewasa awal. Masing-masing tahap perkembangan memiliki karakteristik, tugas serta tuntutan yang harus dipenuhi oleh individu. Pada masa dewasa awal ini (Hurlock, 1980) adalah tahap pencarian yang penuh dengan masalah, ketegangan emosional, periode isolasi sosial, serta perubahan nilai-nilai dan penyesuaian diri pada pola hidup.
Untuk mahasiswa rantau pasti kalian pernah mengalami homesick bukan? Hal ini wajar dialami setidaknya sekali, karena terbiasa bersama orang tua, kini apa-apa harus dilakukan sendiri.
Homesick merupakan kondisi dimana individu kehilangan hal-hal familiar sehingga membuat mereka merindukan lingkungan fisik, merindukan orang-orang yang  berada di domisili tetap, kesulitan dalam menjalani rutinitas dan gaya hidup baru sehingga sulit beradaptasi dengan lingkungan baru.
Homesick menjadi tantangan mahasiswa karena berpengaruh pada motivasi belajar. Kondisi emosional yang tidak stabil akan menghambat pikiran atau mempengaruhi mood individu yang mana terus memikirkan rumah, bahkan memiliki keinginan-keinginan untuk pulang kerumah.Â
Hal ini akan mempengaruhi konsentrasi belajar mahasiswa karena perhatiannya akan selalu mengarah ke masa lalu maka akan menghambat mahasiswa dalam mengerjakan tugas-tugas dan kurang fokus ketika pembelajaran berlangsung.
Terdapat hubungan negatif antara homesick dengan motivasi belajar pada mahasiswa. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi homesick maka semakin rendah motivasi belajar dan sebaliknya, semakin rendah homesick maka semakin tinggi motivasi belajar pada mahasiswa rantau.
Ketika kalian mengalami homesick maka alihkan dengan hal-hal positif sehingga konsentrasi belajarmu akan penuh. Menangislah sekali ketika perasaan kalian terganggu, tetapi setelah itu kalian harus bangkit dari kecemasan itu. Lakukan ini ketika kamu mengalami homesick: 1) Mendengarkan musik yang membuatmu semangat, hindari musik yang terkesan mellow ketika sendiri.Â
2) Dekor kamar tidur senyaman mungkin 3) Rajin menghubungi orang rumah 4) Berkumpul bersama teman seperantauan, bisa juga untuk diajak curhat 5) Ikut komunitas atau organisasi kampus yang bermanfaat. 6) Menonton film atau acara yang kamu suka. Lakukan apapun yang membuatmu merasa teralihkan dari perasaan cemas yang berlebihan menjadi nyaman dan rilex, baik dengan me time atau quality time bersama teman. Jika rumahmu beberapa jam dari tempat rantau, kamu bisa pulang ketika weekend atau libur.
Jangan terus-menerus homesick mengendalikan emosionalmu. Jika rumah menjadi alasan kalian mengalami homesick, maka jadikan orang tua sebagai alasan kalian semangat menggapai cita-cita agar dapat membanggakan orang tua dengan memiliki semangat belajar yang tinggi.